「Sihir Tertidur」yang baru bukanlah bangunan tunggal, melainkan area perumahan seluas 7.000 meter persegi.
Sebagai kompleks perumahan baru yang menjadi fokus pembangunan, tidak hanya dilengkapi sistem aliran air dan pemanas, bangunan beton empat lantai dengan teknologi pengecoran matang ini memiliki pembagian ruang dalam yang identik dengan Gedung Penyihir Perempuan.
Selain itu, Roland juga membangun sebuah aula rapat setinggi dua lantai di pusat kompleks perumahan untuk aktivitas penyihir perempuan Pulau Tertidur.
Faktanya, pesta penyambutan bagi para migran yang baru tiba di Kota Tanpa Musim Dingin diadakan di sini pada malam pertama kedatangan mereka. Setelah setengah bulan, aula ini kembali dipenuhi penyihir perempuan.
Di hadapan semua orang, Tili naik ke podium dan mulai membacakan perintah rekrutmen dari Roland Wimbledon serta sistem penggajian baru yang terintegrasi.
"...Pengaturan pekerjaan saat ini seperti ini: dari pendapatan yang diciptakan penyihir, Sihir Tertidur akan mendapat tiga puluh persen. Uang ini akan digunakan untuk meningkatkan kehidupan kita, memperluas skala sihir, dan berbagai kebutuhan di masa depan." Putri Kelima tersenyum dan berbicara dengan lancar, "Sekilas sepertinya aku dieksploitasi Kakak, karena di Pulau Tertidur, komisi yang dibayar pedagang Fjord sepenuhnya milik kami. Tapi sebenarnya mereka sering langsung menambahkan syarat-syarat seperti membeli bahan makanan dan logistik mereka dengan harga tinggi, sehingga hasil akhirnya justru berkurang. Di sini tidak ada banyak syarat tambahan seperti itu."
"Selain itu, tiga puluh persen yang diberikan Roland secara jumlah sudah melebihi pendapatan di Pulau Tertidur. Ditambah lagi, sebagian besar pekerjaan baru hanya membutuhkan konsumsi energi sihir tanpa perlu pergi sembarangan ke perairan tak dikenal, jadi justru lebih ringan. Dari perbandingan ini bisa disimpulkan, aku bukanlah pihak yang dieksploitasi, bahkan bisa dibilang mengambil keuntungan dari Kakak."
Kalimat ini memicu gelak tawa rendah dari hadirin.
“Tapi!” Tili tiba-tiba meninggikan suaranya, "Semua hal di atas tidak ada hubungannya dengan gaji yang akan kubicarakan. Sebelumnya, berapa pun uang yang diberikan pedagang Fjord, bagi Sihir Tertidur yang kekurangan segalanya hanya bisa digunakan untuk alokasi terpusat. Jadi yang akhirnya sampai di tangan kami semua hanyalah roti, katun, dan barang-barang alokasi terpusat lainnya."
"Tapi kali ini kami semua akan mendapatkan imbalan nyata, bukan serangkaian angka yang tak terlihat dan tak terjangkau. Cara menggunakannya adalah kebebasan pribadi. Sekarang, bukalah amplop di meja kalian masing-masing."
Moriel sudah lama memperhatikan amplop bermaterai lambang menara tinggi Greycastle ini, hanya saja berhasil menahan diri untuk tidak menyentuhnya. Saat mendengar permintaan Yang Mulia Tili, ia segera menyobek segel dengan tak sabar.
"Ini... Kartu Gwent baru?" Shadow yang duduk di sebelahnya menyandar mendekat.
"Kau juga punya, lihat punyamu sendiri." Moriel memiringkan badan, menghalangi tatapan lawannya.
"Hmph."
Di dalam amplop terdapat selembar kertas seukuran telapak tangan. Meski terlihat sangat halus, permukaannya bergurat saat diraba. Bisa dilipat dengan mudah, namun tidak meninggalkan bekas seperti kertas biasa.
Sejak pertama kali melihatnya, Moriel langsung jatuh cinta pada serpihan kertas ini.
Itu benar-benar sebuah karya seni.
"Meski ukurannya mirip dengan kartu Gwent yang populer di Aliansi Penyihir Perempuan, dia tidak menganggap keduanya sama. Tidak lain karena yang kedua ini terlalu sempurna. Pola-pola di atasnya tidak hanya berkilau dan penuh warna, tapi juga sangat rumit, seolah digambar dengan garis sehalus helai rambut. Alur-alur ini bukan sekadar mengisi bidang kertas, tapi membentuk berbagai gambar dan tulisan."
"Misalnya bagian depan kertas bergambar lambang Menara dan Tombak Panjang, sementara bagian belakangnya menampilkan gunung besar yang diterangi matahari terbit. Di bawah gambar tertulis 'Diterbitkan oleh Kerajaan Greycastle' dan 'Khusus Penyihir Perempuan', dengan empat sudutnya masing-masing bertuliskan tiga angka sepuluh dan satu simbol yang maknanya tidak jelas."
"Yang paling membuat Moriel tak bisa melepaskannya adalah cara pola depan-belakang kertas itu memantulkan kilauan emas saat diputar perlahan di bawah cahaya, seolah seluruh alur tersebut diukir dengan lempengan emas murni."
"Hmm... Sepertinya ini bukan kartu Gwent," Shadow juga menyadari perbedaannya, "Aku ingat angka di kartu biasanya ditulis di sisi yang sama."
"Apakah ini hadiah dari Yang Mulia Roland?"
"Tapi Nyonya Tili jelas-jelas menyebutnya sebagai gaji."
"Oh... Punyamu juga sama?" Trajectory di sebelahnya mendekat.
"Seharusnya semua orang mendapat yang sama."
"Simbol ini artinya apa ya?"
"Tidak tahu, tapi aku yakin pernah melihatnya di suatu tempat..."
Suara berbisik-bisik di aula bergelombang tak henti, semua penyihir perempuan terpaku pada lembaran kertas megah di tangan mereka. Baru ketika Tili kembali berbicara, keriuhan itu sedikit mereda.
“Apa yang ada di tangan kalian disebut uang kertas. Sesuai makna harfiahnya, benda ini memiliki fungsi yang sama dengan koin uang. Perbedaannya, uang kertas ini hanya dikeluarkan untuk penyihir perempuan dan harus digunakan oleh mereka.”
“Yang Mulia maksud... Ini naga emas dari kertas?” tanya seseorang.
“Boleh juga diartikan begitu, tapi ini bisa membeli hal-hal yang sulit diperoleh dengan koin emas.” Tili mengangguk, “Misalnya kupon sepuluh yuan di tangan kalian ini, bisa ditukar dengan sebotol utuh Minuman Kekacauan di area kastil, atau lima porsi es krim stroberi.”
Moriel spontan menelan air liur.
Dia masih mengingat jelas kelezatan beberapa hidangan dalam pesta penyambutan yang tak pernah terbayangkan seumur hidupnya. Terutama es krim, gradasi rupa bulat kemerahan, tekstur lembut nan dingin, ditambah aroma manis yang memabukkan – seakan mengumpulkan semua kata indah yang bisa dibayangkannya. Dibandingkan ini, sup ikan asin kepulauan Fjord sama sekali tidak layak disebut makanan.
Uang kertas cantik ini benar bisa menukar lima porsi kenikmatan yang tak terlupakan?
Dari riuh rendah reaksi di lokasi, jelas terlihat ada lebih dari dirinya seorang penyihir perempuan yang sangat tertarik.
"Tentu saja, yang bisa kalian tukarkan bukan hanya makanan. Pakaian sehari-hari, perlengkapan... Selama itu barang baru produksi Kota Tanpa Musim Dingin, pasti akan muncul pertama kali di toko-toko area kastil." Tili melanjutkan dengan suara lantang, "Singkatnya, uang kertas adalah gaji sebagai respons terhadap perekrutan - sesuai durasi kerja, gaji setiap orang akan bervariasi. Harus kusampaikan, ini bukan kebutuhan pokok hidup. Meski tidak bekerja, kalian tetap bisa hidup berkecukupan. Tepatnya, ini adalah hiasan, atau hadiah yang memperkaya kehidupan. Jadi pilihan ada di tangan kalian, terima atau tidak perekrutan ini, itu keputusan sendiri."
Aula secara mengejutkan tidak dipenuhi suara diskusi. Mungkin sadar sang pemimpin masih ada yang ingin disampaikan, semua penyihir perempuan memusatkan perhatian pada Tili.
"Tapi saudari-saudariku, ini bukan sekadar masalah kesenangan..." Nada bicara Tili melunak, "Ingatkah perlakuan tidak adil yang kita terima setelah Kebangkitan sebagai penyihir perempuan? Saat itu pasti kita semua punya dorongan yang sama - seandainya ada tempat dimana penyihir dan orang biasa bisa hidup bersama."
Ia berhenti sejenak, lalu mengucapkan perlahan, "Jadi ini juga menyangkut masa depan semua saudari perempuan - Ingin membuat lebih banyak orang memahami kita, ini adalah kesempatan terbaik."
