Memasuki 0827, Garcia sepertinya baru selesai mandi, baju olahraga paginya telah berganti dengan setelan jubah Tao merah-putih, pipinya masih terlihat kemerahan bekas rendaman air hangat; dipadukan dengan penampilan menawan warisan genetik Keluarga Wimbledom, serta rambut keabu-abuan basah yang terurai di bahu, membuat orang tak bisa menahan decak kagum.
"Mau minum sesuatu?" Dia menggoyang-goyangkan cangkir di tangannya.
Ingat pertama kali ke rumahnya, ekspresi wajahnya masih menggambarkan sikap dingin yang menjauhkan orang ribuan li... Tentu, sekarang juga tidak lebih lembut.
"Tidak perlu, terima kasih," Roland penasaran, "Hari ini ada pertandingan?"
“Pernahkah kamu melihat atlet yang berganti pakaian di rumah? Menjaga suhu tubuh sebelum pertandingan adalah salah satu persiapan terpenting bagi peserta.” Garcia menuangkan susu untuk dirinya sendiri dan duduk di depannya, “Bahkan gelanggang olahraga paling sederhana pasti punya ruang ganti – terkadang aku benar-benar meragukan apakah common sense-mu sudah ‘terkorosi’ oleh 「erosi」.”
“Haha…” Roland menutupi kegelisahan dengan tawa canggung, “Kukira ahli bela diri punya pengecualian.”
“Di mata publik, ini tidak berbeda dengan olahraga lain, hanya saja prosesnya lebih menegangkan dan bonus hadiahnya lebih besar.” Dia mengangkat bahu, “Alasan aku memakai jubah ujian ini karena kita akan membutuhkan pengaruh ahli bela diri nanti.”
“Oh? Syuting iklan?”
“Untuk demonstrasi protes!” Garcia menjawab kesal, “Apa kamu tidak baca koran? Grup Sanye akan merobohkan tembok Jalan Utara Jianzi hari ini. Jika kita tidak menghalangi, target berikutnya pasti gedung tube. Rumahmu akan menjadi reruntuhan!”
Eh… Dia hampir lupa dengan urusan tingkatan ini, “Kalau begitu… Semoga perjalanan kalian lancar.”
“Kamu—!”
“Aku benar-benar pemula yang belum pernah bertanding, popularitas nol, bahkan tidak punya jubah ujian,” Roland membuat ekspresi penyesalan, “Bahkan jika ikut pun tidak akan berpengaruh.”
“Hal ini tergantung pada usaha manusia, mengerti！”Garcia mengeluarkan daftar dari meja teh dan menamparkannya di hadapan Roland，“Lihat orang-orang di atas ini, berapa banyak yang ahli bela diri? Mereka semua penghuni strata bawah gedung bergaya tube, tapi tetap bersedia ikut saya memprotes! Jika kita memilih diam karena tak punya nama, semua orang akan mengabaikan eksistensi kita!”
Melihat kekakuan di wajah Garcia, Roland tersentuh. Baik saat menghadapi korosi dari dimensi paralel maupun kehidupan sehari-hari, perempuan yang tampak dingin ini sebenarnya memiliki kehangatan yang melebihi kebanyakan orang.
Apakah dia kekurangan tempat tinggal? Tentu tidak. Latar belakang sebagai putri keluarga besar, bintang seni bela diri, penguasa kekuatan alam - semua ini memungkinkannya dengan mudah membeli rumah di pusat kota. Yang dilakukannya ini bukan untuk diri sendiri, tapi untuk penghuni lain di kompleks perumahan tua ini - kebanyakan dari mereka orang biasa dengan gaji pas-pasan, tapi bisa menikmati fasilitas pendukung canggih di sekitarnya. Jika dipindahkan ke kawasan baru di pinggiran kota, kualitas hidup mereka pasti akan turun beberapa tingkatan.
Meski dia tahu semua ini hanyalah ilusi pendampingan dari dunia mimpi, penduduk gedung tube yang jiwa-jiwanya telah ditelan Jieluo hanyalah para pecundang, namun seiring dunia berubah sedikit demi sedikit ke arah yang tak diketahui, keyakinannya terhadap pemikiran awalnya semakin goyah. Ilusi yang tak bisa dibedakan dari kenyataan, dalam arti tertentu sama fakta. Misalnya, sulit baginya menganggap perempuan bercahaya di depannya sebagai cangkang kosong samar-samar. Semakin lama di mimpi, perasaan ini semakin kuat.
Bagaimanapun buku sudah dibawa kembali, anggap saja sebagai hadiah terima kasih. Tidak apa-apa menemani dia jalan-jalan.
Saat Roland hendak menyetujui, tiba-tiba sebuah nama familiar dalam daftar menangkap pandangannya——
「Barorot Sim」.
Itu nama khas penghuni nomor 0510, para iblis.
Di antara semua informasi penghuni yang dikumpulkan penyihir Takira, rangkaian karakter panjang ini sangat menarik perhatian. Sekilas saja, dia tak melewatkannya.
Jantung Roland berdebar. Keberadaan nama iblis dalam daftar berarti mereka juga akan meninggalkan gedung tube, ikut aksi protes bersama ahli bela diri——kesempatan emas untuk mengintip pecahan ingatan mereka.
"Hmm, sore ini aku ada janji dengan yang lain... Jadi hanya bisa mendukung kalian secara spiritual." Dia menghindari tatapannya, pura-pura tak melihat ekspresi penuh harap itu.
Seandainya orang biasa, mungkin akan menukar hak baca buku dengan dukungan kali ini.
"Tapi Garcia tidak melakukannya. Dia hanya bangkit berdiri dengan kesal, "Sudah dari tadi kuduga, bicara denganmu hanya buang-buang waktu." Setelah itu dia bergegas masuk ke kamar dalam, lalu keluar sambil membawa buku tua berjilid merah.
Dari sikapnya awalnya, sepertinya dia ingin menghantamkan buku itu dihadapannya, tapi akhirnya meletakkannya dengan lembut karena tidak tega, "Ini buku yang sering disebutkan guru. Sekarang kamu sudah mendapatkannya, silakan pergi!"
Roland membalik sampulnya secara acak, tapi mendapati kolom penulis kosong—hanya tertulis kata 'tidak diketahui'.
"Tidak ada yang tahu siapa penulisnya?"
"Kalau tahu kenapa ditulis 'tidak diketahui'?" jawab Garcia kasar. "Dari banyak koleksi Asosiasi, keistimewaannya bukan pada isi, tapi penulisnya. Katanya penulisnya meninggal sebelum menyelesaikan buku ini, tapi Asosiasi tetap tidak bisa menemukan catatan apapun tentang dirinya."
"Meninggal saat menulis?" Roland tertegun. Apakah ini kematian akibat penyakit mendadak? Awalnya dia ingin berbincang secara pribadi dengan penulisnya—setengah abad bukan waktu yang lama, dengan sedikit keberuntungan mungkin penulisnya masih hidup. Tapi sekalipun sudah meninggal, seharusnya ada jejak informasi. Saat itu sistem arsip sudah umum, apalagi penulisnya adalah ahli bela diri yang telah membangkitkan kekuatan alam.
Ada sesuatu yang tidak beres di sini.
"Kenapa, takut?" Garcia mengejek, "Jangan-jangan kamu teringat cerita hantu tentang orang yang dikutuk? Tenang, setidaknya tidak ada bukti bahwa semua yang melihatnya pasti mati. Kalau tidak, aku tidak akan merekomendasikanmu menjadi ahli bela diri. Tapi kalau kamu tidak berani melihat, aku juga tidak akan menertawakanmu, apalagi menyebarkannya."
Tidak, kamu pasti akan...
Roland langsung mengambil buku itu dan mengangguk padanya, "Terima kasih."
"Hmph." Garcia memalingkan kepala dan tidak menjawab lagi.
Dengan kecepatan tertinggi kembali ke kamar 0825, Roland langsung mengunci pintu dari dalam. Protes baru akan dimulai secara resmi sore hari, dia masih punya beberapa jam untuk memuaskan rasa ingin tahunya.
Judul buku itu sesuai dengan ucapan Garcia: "Alasan Eksistensi".
Sampulnya menggunakan kertas kulit sapi merah khas era itu, di dalamnya sepertinya berlapis papan tipis sehingga terlihat sangat kokoh. Roland mengira kontennya pasti berisi hal-hal mistis tentang dewa-dewa yang sulit dipahami. Tapi saat membuka halaman pertama, matanya langsung tertarik pada tulisan pena yang rapi dan indah.
Di sebelah kanan adalah teks, kiri berisi foto atau ringkasan, bagian bawah ada nomor urut. Keduanya saling berkorespondensi dengan akurat, seolah ini bukan ramalan tapi makalah penelitian yang dirancang ketat.
「Sebagian besar foto-foto itu sudah menguning, ringkasannya umumnya berasal dari koran dan majalah. Di era jaringan yang sudah merata ini, dokumen tulisan tangan dan ilustrasi yang dibuat dengan gunting serta lem sudah sulit ditemui. Seluruh buku memancarkan aura kuno dari era lampau, namun isinya justru mengalir dengan lancar dan mudah dipahami, tidak menimbulkan kesan ketidakharmonisan saat dibaca.」
「Kalimat pertama buku ini langsung menyatakan: Kita semua ditipu oleh dewa.」
「Bab 0968: Sudut Yang Tersibak」
「Hati Roland tiba-tiba terasa berat.」
「Pembukaan bergaya seperti ini mengingatkannya pada wasiat terakhir para pengungsi Persatuan - orang biasa takkan bisa mengalahkan Iblis. Melalui goresan tulisan tangan, ia bahkan bisa merasakan pesimisme dan keputusasaan penulisnya.」
「Dunia ini begitu terdistorsi, namun kita sama sekali tidak menyadarinya.」
「Meski tahu kekuatan alam berasal dari korosi celah, kebanyakan sesama kita masih menganggapnya sebagai hadiah dari dewa, hanya karena bisa memberikan keistimewaan.」
「Keistimewaan membuat kita lega menjadi bagian darinya, namun juga membutakan mata kita.」
「Sudah waktunya bangun.」
「Meski aku tak tahu apakah masih ada waktu.」
「Pembukaan singkat ini membuat kelopak mata Roland berkedut. Sebagai pencipta dunia mimpi, ia yakin kata-kata ini mengandung maksud tersembunyi. Apakah ada yang menyadari dunia hanyalah mimpi samar-samar, dan ingin kita semua segera tersadar? Masalahnya, setelah bangun ia bisa kembali ke realitas, tapi ke mana lagi orang-orang ini akan pergi?」
「Sedangkan bagian tentang kekuatan alam, ia justru bisa sangat memahaminya.」
「Kesenangan yang didapat dari transformasi menjadi makhluk supernatural bahkan melebihi kepuasan memegang takhta. Kebanyakan orang sulit mengaitkan kekuatan yang mereka miliki dengan malapetaka. Meski memahami fakta, mereka tetap menolak merenungkannya karena enggan melepaskannya.」
Pada puluhan halaman berikutnya, buku ini tidak melanjutkan penjelasan kesimpulan pembukaannya, namun beralih ke topik lain——mengapa hanya manusia yang bisa menggunakan kekuatan alam.
Isi foto dan ringkasan sebagian besar berupa eksperimen ilmiah modern dan temuan arkeologis, dengan narasi yang kembali ke tema utama buku.
「Terlalu banyak bukti menunjukkan bahwa kecerdasan bukanlah kunci Kebangkitan. Dalam sejarah panjang, pernah ada Makhluk Jatuh yang dungu maupun ahli bela diri alami. Jika mengesampingkan kecerdasan yang dibanggakan, kita tidak berbeda esensial dengan binatang lain——gen yang sangat mirip, asal-usul sama. Prinsipnya, saat menghadapi korosi kita seharusnya setara dengan belatung berdarah dingin yang berjemur. Baik katak, ular, maupun kadal, sinar matahari yang hangat akan memberi perlakuan sama. Tapi mengapa kekuatan alam tidak demikian?」
Karena manusia adalah yang beruntung dalam evolusi? Roland baru saja muncul pemikiran ini ketika menemukan penulis seolah menebak pikirannya,「Kebanyakan orang akan menggunakan 'yang beruntung' sebagai alasan, seperti teori inti bumi di masa lalu——padahal faktanya, Bumi bukan pusat alam semesta, manusia juga bukan satu-satunya spesies yang bisa menggunakan kekuatan alam.」
「Zong Guan sejarah kita dapat menemukan bahwa rekaman peradaban selalu menunjukkan perkembangan gaya patahan. Contohnya dalam mitos yang bertahan hingga kini, deskripsi kemampuan supernatural kebanyakan terkonsentrasi pada periode dua ribu tahun yang lalu — jauh lebih muda daripada masa ketika manusia mulai membuat catatan. Seolah-olah kita tiba-tiba mendapat pencerahan, sejak itu memiliki kekuatan tak terbayangkan. Deskripsi tentang musuh pun semakin banyak: iblis kuno, binatang purba, siluman, makhluk asing. Penampilan dan wujud mereka berbeda-beda, namun memiliki kesamaan: orang biasa akan kocar-kacir di hadapan mereka, hanya pahlawan yang telah mengalami Kebangkitan yang mampu melawan.」
「Meski kurang bukti langsung, saya tetap percaya makhluk-makhluk asing itu bukan sekedar imajinasi kosong nenek moyang, melainkan spesies yang benar-benar pernah eksis. Kemampuan mereka tidak berbeda dengan kita, sehingga mitos dari periode ini terasa begitu hidup.」
「Membaca sampai sini, mungkin ada yang berpendapat: nyamuk dari Era Arkais pun bisa terawetkan dalam amber, tapi mereka tidak. Asosiasi ini terlalu dipaksakan. Tapi sebaliknya, justru karena mereka menghilang terlalu total, bukankah ini semakin terasa aneh? Dunia memiliki begitu banyak reruntuhan tak terbayangkan, banyak bangunan yang sama sekali bertolak belakang dengan kebiasaan hidup manusia, bahkan beberapa proyek yang mustahil dikerjakan orang zaman itu. Namun kita ngotot mengklasifikasikannya berdasarkan wilayah geografis, menganggapnya sebagai cabang peradaban lokal, dan mengalokasikan seluruh pencapaian kepada penduduk pribumi. Sungguh terlalu mengagungkan diri sendiri.」
「Untuk mencari jawaban, aku mengunjungi satu per satu reruntuhan itu. Dalam perjalanan ini, aku menemukan beberapa hal mengejutkan——meski ras asing itu tidak meninggalkan tulang-tulang atau bulu, namun segel yang terukir di batu takkan hilang. Di ruang rahasia reruntuhan gunung berapi, melalui ukiran yang memenuhi tembok, aku menyaksikan masa lalu sebuah peradaban.」
Membalik halaman ini, Roland kini yakin, ini memang buku yang diciptakan dunia mimpi——bangunan kuno dalam foto hitam putih itu belum pernah ia lihat, yang lebih mengherankan, sebagian reruntuhan gunung berapi yang disebut ahli bela diri terakhir ternyata memiliki kemiripan gaya dengan menara batu hitam Iblis!
「Mereka memperoleh kekuatan alam, lalu bermusuhan dengan manusia bukanlah kebetulan. Ini seperti pertemuan yang diatur dewa, sementara mereka menganggap mengalahkan lawan sebagai balasan atas anugerah kekuatan dari yang ilahi.」
「Aku tahu sulit menjelaskan detail ukiran hanya dengan kata-kata, tapi aku bisa merasakannya——jika manusia bisa mempelajari bahasa mereka, kurasa istilah paling tepat pastilah Perang Makna Ilahi.」
Apakah yang dimaksud Lan... berasal dari sini?
Roland menjilati bibirnya yang agak kering, melanjutkan pembacaan.
「Tapi maksudku bukan itu——jika mendapatkan kekuatan hanya untuk sebuah perang, maka itu sudah lama berakhir. Entah dewa itu makhluk apa, sudah tak ada hubungannya dengan manusia. Namun beberapa hal lebih buruk dari yang kita bayangkan, menurut catatan ukiran... ini bukan pertama kali mereka melakukan hal keji.」
「Tulisan tangan di halaman buku semakin tidak rapi, noda tinta dan kata-kata bernuansa emosional semakin banyak, sepertinya penulis juga ragu-ragu apakah harus melanjutkan penulisan.」
「Para ras asing ini awalnya sama sekali tidak tinggal di planet yang sama dengan kita. Dapat dilihat bahwa pecahnya perang menyebabkan lingkungan mereka berubah drastis, namun mereka sudah mempersiapkan diri. Ini bukan sekadar degradasi dari hutan menjadi gurun pasir, juga bukan transformasi bertahap dari pengembara ke peradaban agraris. Sial, aku tidak tahu bagaimana mengekspresikan bagian ini. Dengan contoh yang mungkin kurang tepat, perubahan ini seperti atom melompat level: sebelum memperoleh energi berada di satu tingkat, setelah mendapat energi langsung melompat ke tingkat lebih tinggi tanpa proses transisi, seolah berpindah tempat sekejap mata.」
「Jujur saja, aku sama sekali tidak ingin memikirkan berapa kali mereka mengalami perubahan dahsyat. Tapi masalahnya, sekarang mereka sudah punah, mengapa korosi dan kebangkitan masih berlanjut? Ataukah... Perang Makna Ilahi sebenarnya tidak pernah berakhir?」
「Pertanyaan ini semakin membuatku ketakutan saat kupikirkan. Di dunia seperti apa kita sebenarnya hidup? Apakah Makhluk Jatuh benar-benar hanya ahli bela diri yang tergoda kekuatan? Aku merasa terhisap pusaran konflik.」
「Jika jawabannya tidak, lalu apa yang kita hadapi?」
「Segala anugerah dan imbalan yang disebutkan hanyalah kebohongan.」
「Satu-satunya perbedaan hanyalah pergantian——」
Aksara tiba-tiba berhenti di sini, hanya menyisakan coretan panjang di belakangnya, seolah penulis tiba-tiba kehilangan semua tenaga, membiarkan pena terlepas dari genggamannya.
——Tidak ada yang tahu siapa penulis buku ini?
——Kalau tahu masih tanya apa? Katanya penulisnya meninggal sebelum menyelesaikan, tapi asosiasi tidak menemukan rekam jejak apapun tentangnya.
Mengingat dialog sebelumnya, Roland merasakan dingin yang menusuk tulang menjalar dari telapak kakinya.
Selain itu, isi buku ini sarat dengan jejak aura aneh – meski membahas dunia mimpi, ada kesan déjà vu yang terus menghantuinya.
Dengan tak sabar ia mengeluarkan telepon, hendak menelepon Garcia.
Pikirannya dipenuhi kebingungan yang mendesak untuk dijawab oleh lawan bicaranya.
Tiba-tiba siku yang bergerak tidak sengaja menjatuhkan tumpukan buku, selembar kertas merah terpelanting keluar.
Roland tertegun sejenak sebelum memungutnya.
Dua baris tulisan kecil tertera di permukaannya.
「Saat makna ilahi terungkap, pertemuan yang dijanjikan tiba.」
「Kafe Mawar, Nomor 302.」
