"'Tinggal tiga hari lagi.' Nightingale tiba-tiba bersuara."
"'Hmm, tinggal tiga hari.' Roland mengangguk. Dengan kecepatan pergerakan saat ini, Angkatan Darat Pertama akan mencapai basis serangan yang telah ditentukan dalam tiga hari - sebuah lereng gunung kecil yang puncaknya tepat mengarah ke pos terdepan, tidak hanya memberikan pandangan luas tapi juga ideal untuk membangun pertahanan."
"Begitu mereka berhasil menegakkan kaki yang kokoh, Iblis akan kesulitan menggoyahkan garis pertahanan meriam."
Namun dalam beberapa hari ke depan, tekanan di atas tim sniper juga akan meningkat drastis.
Premis dasar jaminan sunyi mereka adalah memutuskan pandangan persepsi musuh tanpa sepengetahuan dewa atau iblis. Di dataran luas yang terbuka, mustahil untuk menguasai posisi penyerang dengan presisi tanpa kemampuan menyampaikan informasi secara real-time.
Tapi dengan bertambahnya pasukan patroli, Iblis memiliki kemungkinan untuk menukar keunggulan jumlah dengan informasi real-time - cukup menyaksikan momen ketika korban yang terputus kontak terjatuh, lingkaran pencarian akan menyempit secara signifikan. Tindakan mereka untuk menyerang kembali akan menjadi hal yang penuh risiko.
Hasil terbaik adalah musuh menyadari eksistensi tim sniper tapi tidak bisa mengunci posisi spesifik, sementara tim sniper menarik diri tepat waktu dan berputar untuk berkumpul dengan Angkatan Darat Pertama. Ini bisa mengalihkan pasukan terbang Iblis sekaligus memberi waktu yang cukup untuk anggota utama.
Hanya saja semua ini membutuhkan penilaian mereka sendiri.
Terlalu cepat atau terlambat akan membuat serangan ini dipenuhi variabel.
"Kau seharusnya percaya pada mereka," Nightingale seolah membaca kekhawatiran Roland, "Penilaian risiko oleh penyihir Takkila seharusnya tidak buruk. Bahtera Energi Sihir bisa menghindari sebagian besar pengejaran, bahkan jika bertemu dengan tim kecil Iblis, mengalahkan mereka bukanlah hal yang mudah."
“Setuju juga.” Roland menepuk pipinya, pada dasarnya ini karena kekurangan kekuatan Kota Tanpa Musim Dingin sehingga membutuhkan pengambilan risiko seperti ini. Kecepatan berjalan kaki sangat membatasi batas maksimal Angkatan Darat Pertama. Jika bisa dilengkapi kendaraan beroda, di dataran luas seperti ini benar-benar bisa melancarkan serangan kilat yang berangkat pagi dan tiba malam. Bahkan jika tentara bergerak di bawah pengawasan mata Fearful Beast, musuh tidak akan sempat menghalangi.
Daripada kekhawatiran yang tak berarti, dia seharusnya lebih fokus pada pekerjaan di tangannya.
“Ngomong-ngomong, Wendy seharusnya sudah menguasai prinsip dasar terbang kan?”
“Kurang lebih,” Nightingale tersenyum sambil melemparkan sepotong ikan kering ke mulutnya, “Tadi malam dia bahkan mengigau dalam tidur, bergumam tentang landasan pacu yang sudah dikosongkan, semua lampu hijau menyala.”
“Baguslah,” Roland melirik ke luar jendela, “Cuaca hari ini sepertinya cukup baik, tampaknya kita bisa melakukan tes selanjutnya.”
“Oh? Apa kamu berniat untuk benar-benar menguji media fisik itu...” Mata Nightingale berbinar.
“Kenapa? Kamu tertarik dengannya?”
“Tidak ada yang tidak tertarik!” katanya dengan bersemangat, “Bisa mengitari langit tanpa sayap, lebih bebas dari balon udara, bisa dikendalikan oleh siapa saja. Ini terdengar hampir seperti mukjizat dewa—jika berhasil, kamu tahu bagaimana rakyat akan memandangmu? Bahkan dewa pun mungkin sulit menggoyahkan prestisemu.”
Saat mengucapkan ini, ekspresi Nightingale bahkan lebih berkilau daripada saat mendapat Minuman Kekacauan, seolah-olah dialah yang memenangkan pemujaan puluhan ribu orang.
Roland juga tak bisa menahan tawa, "Saat ini masih dalam tahap meraba-raba. Masih panjang jalan yang harus ditempuh untuk mewujudkan apa yang kau katakan."
Setidaknya mesin uap tak bisa memenuhi kebutuhannya. Dia membutuhkan Sumber Motivasi yang lebih perkasa.
"Tapi pada akhirnya itu akan terwujud, bukan?" Nightingale berjalan ke pintu sambil menyatukan tangan di belakang punggung, menoleh dengan senyuman.
"Hmm," jawab Roland tanpa ragu-ragu, "Itu pasti."
……
Satu kilometer di sebelah timur Pelabuhan Beting.
Beting yang muncul di permukaan laut menyelam ke kedalaman di sini, hanya menyisakan pematang batu yang terus menjulur ke tenggara. Pematang batu panjang inilah yang membentuk garis kontur sisi selatan Kerajaan Greycastle.
Bagi penduduk daratan di Wilayah Barat, batas ini hanyalah bagian dari topografi perbukitan. Dengan mendaki tanah tinggi yang landai, mereka bisa melihat Laut Pusaran yang tak bertepi. Tapi bagi pedagang keliling laut, ini adalah tameng yang sulit ditembus. Perbedaan ketinggian rata-rata antara permukaan laut dan pematang batu melebihi 15 meter. Jangankan membongkar muatan, berlabuh di dekatnya saja sudah berbahaya. Karenanya sebelum beting dibuka, meski sepertiga batas Wilayah Barat bersinggungan dengan laut, tak ada satu pun pelabuhan yang bisa digunakan.
Bisa dikatakan, tingkat ekonomi keseluruhan wilayah barat kerajaan kalah dari wilayah timur dan selatan. Selain kehancuran akibat Xie Yue, penyebab utamanya adalah kurangnya pelabuhan laut.
Tapi topografi seperti ini justru menjadi lapangan uji terbang yang sempurna.
Saat Roland dan rombongan tiba di tempat ini, pasukan penjaga Kota Tanpa Musim Dingin telah memblokir ketat area sekitar satu kilometer.
Di ujung landasan beton, tiga prototipe pengujian yang identik sedang didorong oleh prajurit ke platform pengangkat.
"Wow! Inikah mesin baru yang Yang Mulia maksud?" Thunder mengelus dagunya, "Secara bentuk memang mengingatkan pada burung laut, tapi dibanding mesin uap berdaya besar... ini terlihat agak tipis ya."
Sebagai sekutu luar negeri paling tepercaya, penjelajah Fjord terkemuka Thunder dan pedagang perempuan Margaret tentu termasuk dalam undangan pengamatan Roland. Menanggapi komentar pertama, Roland hanya tersenyum misterius sebelum menoleh ke Margaret, "Bagaimana pendapatmu?"
"Paduka Yang Mulia," jawabnya dengan jujur, "Sejujurnya, ciptaan ini sangat berbeda dari karya sebelumnya Baginda. Andai bukan undangan langsung dari Baginda, pasti kukira ini tipuan Perkumpulan Barang Ajaib yang memakai nama Baginda."
"Perkumpulan Barang Ajaib?" Roland penasaran, "Organisasi apa itu?"
"Perkumpulan para pemimpi di antara pengrajin dan penjelajah," Margaret menerangkan, "Mereka tak puas dengan rutinitas pengrajin, tapi juga tak berani menghadapi laut yang tak menentu. Jadi mereka menciptakan penemuan-penemuan aneh. Dua tahun lalu, ada yang membuat sayap kayu konkat bisa membuat pemakainya terbang."
"Sayap... kayu?"
"Agak mirip dengan ini, tapi lebih kecil, kira-kira selebar tubuh manusia."
"Apa dia berhasil terbang?" Wendy yang berdiri di samping tak tahan bertanya.
"Tidak ada," Margaret menggelengkan kepala, "Dia memasang sayap, melompat dari sebuah menara tinggi. Sayap itu dengan cepat terbalik, terjatuh bebas seperti batu, dan dia pun menabrak tanah dengan keras, mati."
Wendy tidak bisa menahan diri untuk tidak menelan ludah.
"Padahal sebelumnya, pria itu mengklaim telah berhasil beberapa kali, bahkan menarik perhatian beberapa konglomerat besar. Oleh karena itu, tipuan ini tidak hanya membuatnya menjadi bahan ejekan, tetapi juga semakin merusak reputasi Asosiasi Artefak Ajaib yang memang sudah tidak bagus."
Roland merasa tersentuh mendengar ini. Menggunakan kayu untuk membuat sayap jelas menunjukkan kesadaran bahwa gaya angkat maksimal adalah kunci terbang. Hanya dengan kerangka keras yang bisa menopang area yang mendapat tekanan cukup - pada tahap ini, mereka sudah melepaskan diri dari sekadar meniru burung, dan bentuk awal sayap tetap mulai tercipta.
Bisa dikatakan, orang itu layak disebut pelopor eksplorasi langit. Setidaknya jauh lebih maju dibanding ide-ide kreatif yang tidak lazim dalam sejarah seperti sayap buatan manusia, payung terbang, atau jubah terbang.
Klaim keberhasilan beberapa kali mungkin bukan omong kosong, melainkan eksperimen meluncur jarak dekat di ketinggian rendah. Hanya saja angin di ketinggian lebih kencang, ditambah sayap tidak memiliki permukaan kendali, sehingga kehilangan kendali secara tiba-tiba memang sudah bisa diprediksi.
Sayangnya Fjord menghargai penjelajah yang bisa memperluas ruang hidup penduduk pulau. Mereka yang takut melaut memang sulit mendapatkan penilaian yang adil.
“Dia sebenarnya tidak bisa sepenuhnya disebut penipu,” Roland berkata perlahan, “Melepaskan diri dari ikatan Bumi dan merangkul langit memang membutuhkan pengorbanan besar. Jika aku tidak dibantu penyihir, mungkin aku juga harus melalui proses ini. Jika orang itu memiliki nama, catatlah peristiwa ini.”
Margaret tertegun sejenak, lalu menyingsingkan ujung roknya, “Semua sesuai keinginan Yang Mulia.”
Roland mengalihkan pandangannya ke 「Pesawat Luncur Tipe Satu」 yang sedang menjalani persiapan akhir sebelum uji terbang - Dibandingkan dengan kereta api uap dan kapal laut baja, benda ini memang terlihat sangat rapuh, bahkan tidak layak disebut pesawat utuh.
Tidak ada kokpit, seluruh tubuhnya hanyalah kerangka yang terbuka. Selain sayap panjangnya, bagian lain bahkan tidak dilapisi kulit tipis. Untuk memudahkan penyelamatan, kursi langsung dipasang di antara sayap ganda, sekilas tampak lebih sederhana dari model.
Berbeda dengan semua mesin sebelumnya, Roland benar-benar kosong dari pengetahuan di bidang penerbangan. Sekadar memahami prinsip tidak cukup untuk membuat pesawat terbang sejati.
Karena itu langkah pertama adalah menyusun sebuah 「Buku Panduan Penerbangan」.
Meski terlihat sederhana, prototipe uji ini telah mencakup elemen kendali dasar yang diperlukan pesawat terbang.
Ia bagaikan anak ayam tak berbulu yang baru menetas.
Tapi inilah titik awal manusia mengembangkan sayapnya.
