Seiring dengan musnahnya Iblis liar dan Fearful Beast yang mendarat satu per satu, situasi kacau perlahan terkendali.
Agatha berkeliling di sekitar basis artileri, di mana-mana terlihat mayat monster mengerikan yang hancur lebur—harus diakui, Penyihir Hukuman Dewa memiliki efisiensi tempur yang tak tertandingi dalam pertempuran jarak dekat, apalagi dengan senjata api baru khusus Yang Mulia Kaisar. Tanpa dukungan mereka, Aliansi Penyihir Perempuan pasti akan kewalahan menghadapi lebih dari 30 Fearful Beast ini, belum lagi harus waspada terhadap serangan dua arah dari Iblis liar.
Namun dibandingkan menghancurkan musuh dengan senapan pompa berkaliber besar, mereka tampaknya lebih memilih cara kuno untuk membalaskan dendam. Agatha telah melihat lebih dari satu penyihir kuno yang—setelah lawan kehilangan kemampuan melawan—menjauhkan senjata api dan beralih ke pisau, pedang, bahkan kepalan tangan untuk serangan terakhir, seolah mandi dalam daging dan darah iblislah yang memberi mereka harapan.
Tampaknya penantian panjang selama 400 tahun memang telah mengubah banyak hal.
Iblis mungkin juga tak bisa memahami bagaimana sekelompok manusia laki-laki bisa membuat mereka terus mundur, dengan kekuatan fisik dan kecepatan yang bahkan melampaui mereka. Ketidaktahuan ini tak pelak menimbulkan rasa takut, sehingga dua Iblis liar terakhir hampir menyerah, akhirnya dikendalikan oleh He Feng yang mengambil kesempatan, bahkan sebuah lemparan tombak berhasil menjatuhkan sesama yang mencoba membantu.
Kini pasukan artileri cadangan telah memasuki posisi pertahanan, empat meriam yang sempat diterbangkan oleh Fearful Beast dalam kekacauan telah dipasang kembali. Diperkirakan mereka akan segera bergabung kembali dalam barisan penyerangan ke musuh. Sementara itu, setiap dentuman meriam benteng yang paling cepat pulih dan terus menembak, telah menjadi terompet perang yang membangkitkan semangat.
"Berapa sisa musuh?" tanya Agatha kepada Zoey setelah semua berkumpul.
"Enam belas ekor, jika mereka tidak mendapat bala bantuan baru." Zoey menoleh ke langit, "Fearful Beast terbang telah kehilangan hampir tujuh puluh persen. Apapun tujuan mereka, pada titik ini sudah bisa dianggap gagal. Jika sekarang belum mundur, pasti sedang menyusun serangan terakhir."
"Serangan terakhir?" Alis Agatha berkerut tanpa disadari.
Untuk menghindari tembakan senapan mesin, para iblis yang tersisa serentak menaikkan ketinggian terbang melebihi jangkauan lemparan tombak. Mendekati posisi meriam lagi akan sangat berisiko. Yang lebih penting, kami telah mempersiapkan segalanya. Meski harus menerima gelombang tombak, kerugian bisa diminimalkan. Mengingat kekalahan sudah pasti, mundur seharusnya pilihan paling rasional.
“Anda sebelumnya adalah anggota Perkumpulan Penjelajah Misteri, jarang terlibat langsung dalam perang, jadi mungkin kurang memahami kebiasaan mereka," Zoey menjelaskan dengan tenang, "Fearful Beast dewasa yang mampu terbang bebas bahkan bagi Iblis pun merupakan individu yang cukup berharga. Jika bisa mengerahkan begitu banyak Iblis liar, pasti ada komandan hierarki tertinggi di antara mereka. Bagi Iblis jenis ini, misi selalu menjadi prioritas utama. Jika gagal mencapai tujuan, kebanyakan lebih memilih gugur dalam pertempuran daripada mundur."
"Kalau begitu, mengapa dia tidak langsung menyerang sejak awal?" He Feng yang berdiri di samping tak tahan bertanya.
"Karena belum menemukan lawan yang tepat," Zoey menunjukkan senyum keanehan, "Andai ada penyihir perempuan di antara kita, mungkin dia sudah turun sejak tadi."
"Mengapa?"
"Mungkin karena sifat dasarnya," ia mengalihkan pandangan ke udara, "Suka membunuh dan suka berkelahi, barbar dan kejam. Meski semakin mirip manusia, sifat ini tak bisa diubah... Bukan karena karakteristik ini, Yang Mulia Nataya dan Ratu Bintang Jatuh tak mungkin menemukan kesempatan bertarung dengan Pembasmi Iblis tingkat tinggi di pasukan iblis, dan akhirnya mencapai terobosan melampaui batas biasa."
Dengan kata lain, musuh awalnya tidak ikut menyerang karena meremehkan kita, lalu menolak mundur karena tanggung jawab? Tak peduli apakah kesimpulan ini benar atau tidak, kemampuan menyebutkan proses kenaikan status dua dari Tiga Kursi dengan begitu gamblang jelas bukanlah hal yang bisa dilakukan orang biasa.
Agatha tak bisa menahan diri bertanya, "Di era Persatuan, sebenarnya kamu ini..."
“Apakah Yang Mulia Pasha tidak memberitahu Anda?” Zoey tersenyum, “Dulu aku adalah salah satu penjaga bayangan Yang Mulia Nataya, juga bagian dari 「Teratai Merah」 di Holy Army.”
Penyihir Es teringat pernah mendengar gelar ini - jika dirinya adalah penyihir termuda yang dipromosikan di Takira dan peneliti jenius yang diakui, maka Teratai Merah adalah bintang baru di dunia pertempuran, Orang Luar Biasa bertipe kekuatan, serta pejuang berbakat yang dianggap paling mungkin menggantikan Nataya.
Sayangnya Persatuan tidak bertahan sampai momen breakthrough-nya tiba.
Jika ingatannya tidak salah, usia Teratai Merah seharusnya seangkatan dengannya.
Tapi sekarang, tidak ada lagi bayangan masa lalu yang tersisa di diri Zoey.
Dia seolah telah dibentuk oleh waktu menjadi pribadi yang sama sekali berbeda.
“Mereka akan datang,” kata Zoey tiba-tiba memutuskan alur pikiran Agatha, “Kalian lindungi orang biasa yang rapuh itu, serahkan musuh pada kami.”
Seakan membuktikan ucapannya, Segel Pendengaran juga menggemakan teriakan kaget Sylvie: “Astaga, apa itu! Agatha, hati-hati! Ada reaksi multi-sumber energi sihir di antara musuh!”
Secara teori, penyihir hanya bisa memiliki satu pusaran energi sihir, sedangkan iblis menggunakan batu ajaib Mako yang tertancap untuk menggunakan kemampuan, sehingga memungkinkan memiliki beberapa pusaran. Untuk jenis musuh seperti ini, Persatuan menyebutnya Iblis tingkat tinggi. Kekuatan mereka mungkin bervariasi, tapi semuanya tanpa kecuali adalah lawan yang sangat sulit diatasi.
“Tidak masalah?” He Feng menyatakan kekhawatirannya.
“Ah, tenang saja,” Zoey berkata perlahan, “Jalan yang dipilih Ratu Bintang Jatuh mungkin sebuah kesalahan, tapi satu hal yang tak bisa disangkal—Penyihir Hukuman Dewa sejak kelahirannya memang dipersiapkan untuk menghadapi Iblis tingkat tinggi.”
Tiba-tiba, sosok bayangan hitam menyembul dari awan dan langsung menerjang posisi meriam!
Iblis liar lain yang berputar-putar di udara merespons dengan mengendalikan tunggangan mereka menukik tajam ke bawah—Meski jatuh vertikal dari atas kepala membatasi sudut elevasi senapan mesin di dalam basis, anggota tim pertahanan udara di lingkaran luar justru bisa menuangkan peluru ke jalur pergerakan musuh dengan leluasa. Bahkan dengan gerakan menghindar seperti ular, beberapa iblis tetap terjatuh saat mendekat.
Kali ini, sasaran lemparan tombak musuh beralih ke senapan mesin anti-pesawat di samping meriam benteng.
Tak diragukan lagi, segala yang mereka lakukan hanya untuk membuka jalan bagi sosok bayangan hitam itu mencapai inti tak tergantikan.
Agatha yang sedang membantu prajurit menghadapi tombak tulang terkejut menemukan objek yang jatuh bagai meteor itu ternyata seekor Fearful Beast raksasa. Volume tubuhnya bahkan melebihi Maisie, dengan sayap dan perut diselimuti zirah hitam bak kristal buram. Lebih mengejutkan lagi, kepala dan tanduknya yang runcing membuatnya mirip "naga" dalam legenda.
Saat mendarat, seluruh tanah bergetar hebat. Debu beterbangan diterbangkan angin kencang, membuat orang-orang sejenak sulit membuka mata.
Kemudian Fearful Beast membuka mulut berdarah yang besar, mengeluarkan suara regurgitasi beruntun—
Seorang iblis berbaju zirah hitam bertubuh tinggi muncul dari tenggorokan Fearful Beast yang basah, berdiri di hadapan semua orang.
