Setelah semua orang mundur, Nightingale baru bersuara, “Waktu luang setengah bulan? Bukannya keputusan ini baru kau buat dua hari lalu?”
“Jangan hiraukan detail itu,” Roland pura-puka biasa saja, “Kalau tidak berkata begitu, menurutmu dia akan langsung menyetujui? Jika Lorka tidak setuju, skenario ini terpaksa diperankan Joan yang sampai sekarang masih sulit berkomunikasi normal, hanya bisa bersikap santai di depan Petir dan Maisie. Meski dibimbing Mei Yi pun mungkin tidak berguna. Makanya dengan bersikap serius, lawan jadi sulit mengada-ada... Ini salah satu teknik negosiasi.”
“Baiklah, anggap saja kau benar...” Nightingale menyeringai, bergumam pelan, “Tapi kenapa aku yakin alasan persetujuannya sama sekali bukan ini?”
“Hah, kau bilang apa?”
“Tidak, bukan apa-apa,” dia bersiul sambil memasukkan sepotong ikan kering ke mulut, “Urusan di perbatasan selatan ekstrem itu benar-benar tidak apa-apa?”
Roland mengangkat bahu, tak melanjutkan investigasi, “Jika sebelum Migrasi Besar, mungkin ini jadi kabar buruk. Saat itu belum ada yang tahu bagaimana kehidupan di Pelabuhan Biru. Tapi sekarang pihak konservatif sudah terlambat untuk mengganggu. Surat kepala klan Flame Frenzy ke Lorka sudah membuktikan - dengan memilih berdiri di hadapan rakyat, mereka tidak akan bisa menciptakan ombak besar.”
Di Fallen Dragon Ridge dan Pelabuhan Biru, masing-masing ada pasukan lima ratus rekrutan baru. Tapi dia tidak berencana menggunakan pasukan ini untuk masuk ke gurun. Cukup beri tahu Brian yang masih berada di perbatasan selatan, yang kedua pasti sudah tahu cara menanganinya.
Fase persuasi dan demonstrasi kekuatan telah berlalu. Kini jika masih ada yang ingin merusak tatanan, Roland tidak segan membuat lawan merasakan kepalan tangan besi kediktatoran.
Namun hal remeh semacam ini tak layak diserap energi berlebih. Perhatian Roland kembali tertuju pada Segel Waktu.
Sudah lebih dari dua minggu sejak Xie Yue Turun. Di masa lalu, fokus pekerjaan Kota Tanpa Musim Dingin pasti telah beralih dari pembangunan ke pertahanan kota. Ini bahkan tak perlu dipromosikan - warga sudah bersiap-siap menghadapi makhluk jahat.
Anehnya, seluruh wilayah barat laut sunyi senyap. Tak terlihat kawanan spesies campuran berskala besar, bahkan makhluk jahat sporadis pun sulit ditemui.
Petir pernah terbang ke Dataran Tinggi Hermes, situasi di sana pun serupa: Panji kerajaan Grey Fort berkibar di puncak tembok Kota Suci baru, biarawati sibuk pulang-pergi mengangkut batu bata untuk membangun bunker baru, pasukan Angin Dingin telah memasuki garis pertahanan - namun ujung tanah salju kosong bagai Dataran Subur yang membeku.
Setelah diskusi, penyihir kuno menyimpulkan: mungkin Iblis-lah yang menghalau invasi makhluk jahat untuk mereka.
Logis juga. Meski reruntuhan Takira hanyalah titik kecil di dataran, pasti ada jaringan benang merah transportasi dan pos pengawas Iblis di belakangnya. Sangat mungkin makhluk jahat itu sudah ditumpas habis.
Bagaimanapun, fakta bahwa perbatasan tetap tenang ditambah pengaruh Yuki yang memperlambat kemajuan proyek-proyek konstruksi. Di era yang sangat minim aktivitas hiburan ini, sedikit waktu luang pun terasa berlipat ganda. Lihat saja bagaimana para penyihir perempuan di kastil yang kecanduan bermain mahjong dan pesta minum setiap hari—ini menunjukkan betapa parahnya situasi mencurigakan tersebut. Pasca kemenangan besar, relaksasi total adalah hal yang paling dihindari. Untuk menjaga vitalitas kota sekaligus memberi cara bagi para penyihir untuk melepas energi sihir, lahirlah ide untuk membuat film.
Efek jimat waktu telah disaksikan Roland di gereja bayangan Kota Suci Lama. Gambar sepenuhnya simulasi nyata dan imersi yang ditawarkannya hampir bisa disebut menggilas teknologi film 3D masa depan—dalam arti tertentu, ini sebenarnya rekonstruksi ulang lokasi kejadian. Sebelum terobosan dalam teknologi realitas virtual, jimat ini memiliki nilai aplikasi nyata yang tak tergantikan.
Sekadar drama panggung biasa saja sudah mampu membuat warga ibu kota terpukau, apalagi jika diganti dengan film tiga dimensi yang hidup bak kenyataan—Apa reaksi yang akan muncul?
Maka tidak mengherankan jika Mei Yi, setelah mendengar ide ini dan mengalami sendiri jimat yang dibawa dari Kota Suci Lama, menunjukkan gejolak semangat bahkan sampai kehilangan muka. Bagi mereka, ini jelas merupakan terobosan era. Jika bisa meninggalkan siluet dalam karya ini, pasti akan tertanam dalam ingatan dunia drama.
Tentu, dia mungkin sulit membayangkan bahwa tak lama setelah kemunculannya, "film" sebagai konsep baru ini telah menggantikan drama dengan tak terbendung, lalu melesat menjadi mahkota Greycastle di wilayah kekuasaan seni pertunjukan.
Namun Segel Waktu juga memiliki kekurangan yang tak bisa diabaikan. Selain bahan bakunya hanya bisa didapat dari Iblis, pertama-tama segel ini tidak bisa mengubah konten yang sudah terekam - Menurut penjelasan Agatha, satu set "Waktu" bisa merekam sekitar 6 jam secara kontinu. Begitu energi sihir disuntikkan, ia akan menangkap pemandangan yang menghadap ke Batu Ajaib Mako, dan berhenti jika terputus. Ini berarti sekali terjadi kesalahan di tengah proses, pasti akan meninggalkan cacat. Satu-satunya cara menghilangkannya adalah dengan mengaktifkan segel lebih dari 6 jam agar memulai ulang dari awal. Tentu saja, bagian yang sudah direkam sebelumnya juga akan tertimpa.
Kedua, segel ini tidak bisa digunakan berulang kali.
Seperti Segel Mendengar, Segel Waktu juga merupakan kombinasi khusus. Namun yang pertama membelah singgasananya menjadi bagian mendengar dan berbicara setelah resonansi terbentuk, sedangkan yang kedua justru sebaliknya. Di ujung singgasananya yang terbuat dari kristal terdapat slot. Begitu butir Batu Ajaib Mako terakhir ditancapkan dan darah sihir diberikan, tak peduli berapa konten yang terekam, segel akan berubah dari mode perekaman ke pelepasan. Proses ini tidak bisa dibalik. Melepas batu akan menghancurkan segel sepenuhnya, yang justru keuntungan untuk merekam sejarah - selama dalam status pelepasan, konten penting takkan pernah terhapus.
Tapi untuk syuting film, fitur ini sangat menyebalkan.
Tidak bisa melihat efek pentas secara real-time, setiap adegan harus dibuat sempurna dalam satu kali take tanpa kesalahan, ini sepertinya mustahil dilakukan.
Namun Roland menemukan jalan keluar.
Yaitu dengan meminta A Xia untuk merekonstruksi adegan terlebih dahulu.
Dengan cara ini, berapa pun kali gagal, tidak dianggap sebagai syuting resmi. Baru setelah semua aspek bekerja sama dengan sempurna bagai "pakaian surgawi tanpa jahitan", "kamerawan" yang memegang Segel Waktu akan masuk untuk merekam. Karena kemampuan retrospeksi bisa dimajukan cepat, diputar lambat, atau dijeda, selama ditangani dengan benar, bahkan efek khusus seperti bullet time pun bisa direkonstruksi.
Masalah tidak adanya suara dalam retrospeksi, bisa diserahkan pada Echo untuk melakukan pengisian suara tahap kedua.
Kini semua syarat telah matang. Tinggal menunggu aktor masuk. Begitu terpikir betapa dahsyatnya gebrakan yang akan ditimbulkan oleh penemuan ini, Roland dipenuhi antisipasi di hatinya.
……
Setelah membersihkan keringat di kamar mandi kastil, Lorka kembali ke kamarnya dengan handuk masih melilit di kepala.
Tanpa menunggu ekornya benar-benar kering, ia langsung terjatuh ke atas ranjang empuk.
Seharian berdiskusi telah menghabiskan hampir seluruh staminanya. Seluruh tubuh terasa nyeri, tapi ia justru merasa lega. Entah kemampuannya berkembang atau tidak, yang penting ia sudah bisa melepaskan diri dari keterpurukan.
Seharusnya ia bisa tidur nyenyak malam ini.
Tiba-tiba, sudut matanya menangkap buku kulit kuning di meja ranjang.
Ah... iya, skenario.
Lorka mengarahkan telinganya, melepas handuk, membuka jubah dan menyelip ke dalam selimut sambil menyambar skenario ke tangannya.
Nyonya Mei Yi Lanis pernah mengatakan bahwa untuk bermain drama, harus menguasai ceritanya terlebih dahulu. Jika ada yang tidak dimengerti, bisa bertanya kapan saja.
Tapi ini bukanlah hal yang dipedulikan Sang Putri Ketiga.
Dia hanya ingin tahu, dalam pandangan Kepala Suku Besar, seperti apa dirinya?
Karena ini adalah kisah yang khusus diciptakan untuknya, mungkin bisa dijadikan referensi.
Lorka menarik napas dalam, lalu membuka segel.
Kemudian sebuah judul terpampang di hadapannya——
《Hati Serigala yang Ajaib》。
