「Di ibu kota gunung yang bersandar pada pegunungan dan menghadap dataran, hiduplah dua Putri kecil yang ceria dan menggemaskan. Keduanya sangat akrab, tak terpisahkan, ke mana pun pergi selalu menarik perhatian dan sorak-sorai orang banyak.」
「Sayangnya kebahagiaan ini tak bertahan lama. Saat menginjak empat belas tahun, sang kakak mengalami Kebangkitan menjadi penyihir perempuan—sebenarnya ini bukan masalah besar, sebab pemukiman di wilayah terpencil ini pun tak lepas dari bantuan para penyihir. Masalahnya, kemampuan yang didapatkannya begitu penuh keanehan, bukannya menambah kemilau pesonanya, justru merusak wajah cantik yang selama ini dimilikinya.」
「Daun telinganya secara bertahap menyusut, sementara di atas kepala tumbuh telinga runcing berbulu halus. Jari-jemarinya memanjang dan diselimuti bulu yang tak bisa dicukur, bahkan garis wajahnya mulai menunjukkan ciri yang tak lagi manusiawi.」
「Tak seorang pun pernah melihat penyihir perempuan seperti ini. Bahkan Guru Istana sekalipun tak berani memastikan apakah perubahan ini disebabkan oleh proses Kebangkitan.」
「Entah siapa yang memulai, namun seiring memburuknya kondisi Putri sulung, perlahan tersebarlah rumor tentang "kutukan" di istana.」
「Jadi yang perlu kuperankan adalah Kakak?」 Lorka tak bisa menahan diri mengusap wajahnya. Syukurlah... pipinya tidak tumbuh bulu pendek.
Tapi deskripsi Kepala Suku Besar terlalu mengerikan. Perubahan penampilannya karena terus-menerus menggunakan kemampuan. Jika sejak awal Kebangkitan sudah menunjukkan tren non-manusia, wajar saja ditolak dan dibenci orang lain.
Mungkin bagian ini harus diubah lagi?
Gadis Serigala membalikkan badan, mengubah posisi lebih nyaman, lalu membuka halaman berikutnya dengan penuh semangat.
「Meski adik sama sekali tidak mempermasalahkan perubahan Kakak, sang Kakak sendiri merasakan ledakan kekuatan dalam tubuhnya - kekuatan yang begitu perkasa hingga hampir tak terkendali. Untuk melindungi adik, ia sengaja menjaga jarak dan mengurung diri di kedalaman istana.」
「Retakan mulai muncul di antara dua insan yang dulu tak pernah ada rahasia.」
「Pemisahan ini berlangsung selama empat tahun.」
「Hingga musim dingin saat adik berusia 16 tahun, perubahan drastis tiba-tiba menghampiri.」
「Seorang Pangeran dari negeri asing tiba di ibu kota pegunungan, berniat meminang Sang Putri Kecil. Rombongan kendaraannya memenuhi lima li di luar kota; bawahannya menyebutnya Penguasa Dunia; perhiasan emas-peraknya lebih berkilau dari mentari; ketampanannya membuat seluruh gadis kota terpana.」
「Sang Raja gembira, menggelar pesta megah di istana untuk menghormati tamu VIP dari jauh.」
「Semua bangsawan memujinya, berpendapat jika Putri kecil bisa menikahi orang seperti ini, pasti akan membawa kemakmuran dan kekayaan tak tertandingi bagi Ibukota Gunung.」
「“Aku tidak setuju!”」
「Di saat itu, Putri sulung yang sudah lama tidak terlihat tiba-tiba muncul di tengah aula pesta.」
「Dia tidak bisa membiarkan adiknya direnggut begitu saja.」
「Namun jarak empat tahun membuat sang adik menjadi ragu-ragu.」
「Dalam hati yang remuk redam dan kekecewaan, kekuatannya akhirnya kehilangan kendali—tidak hanya menghancurkan aula hingga hancur berkeping, tapi juga melukai Pangeran dari negeri asing, lalu melarikan diri dari Ibukota Gunung.」
Ah... dasar bodoh, Lorka mengelus dahinya. Kemampuan tidak akan matang dengan disembunyikan. Pasti Putri sulung kurang latihan sehingga begitu kikuk mengendalikan kekuatan. Seandainya dia, pasti akan meminta Ayahanda membangun medan latihan perang, lalu setiap hari berlatih bertarung di sana. Hanya begitu seseorang bisa benar-benar tumbuh.
Seperti tahun kedua setelah Kebangkitannya, dia sudah bisa menggunakan lengan berbentuk serigala untuk memegang cangkir air tanpa meremukkannya.
Awalnya Lorka hanya berniat membacanya sekilas, tapi saat sampai di bagian ini, dia menyadari dirinya tidak hanya tenggelam dalam cerita, tapi sudah tidak sabar ingin mengetahui kelanjutannya.
「Setelah Kakak meninggalkan ibu kota kerajaan, ia melepaskan semua ikatan pada dirinya. Di bawah peningkatan kekuatan sihir pada Hari Kedewasaan, ia berubah menjadi serigala raksasa sejati. Secara bersamaan, dia juga menemukan keanekan Pangeran dari negeri asing. Meski berada di musim dingin dengan salju beterbangan, rombongan kereta panjang itu tidak meninggalkan jejak roda sama sekali. Bahkan saat malam tiba dan seluruh Bumi dikuasai hawa dingin yang menggigit, tidak ada secercah lentera pun di dalam gerbong-gerbong itu - seolah penghuninya bukan manusia.」
「Di sisi lain, sang Adik pun menyadari kesalahannya. Satu-satunya yang tidak ingin ia kehilangan di dunia ini adalah kakaknya. Dengan bantuan Rekan seekor merpati dan ikan, ia melarikan diri dari istana Raja untuk menemukan kembali sang Putri Mahkota yang telah pergi.」
「Di tengah perjalanan, dia bertemu dengan Pangeran yang mengejarnya di jalan sempit. Setelah upaya pencegahan sia-sia, sang Pangeran pun tak lagi menyamarkan diri. Ia merobek penyamarannya dan menampakkan wajah asli - seorang pangeran iblis yang licik dan penuh kelicinan. Dengan kepuasan, ia menjelaskan kronologi peristiwa: Kota Gunung yang mudah dipertahankan ini bisa ditembus jika garis pertahanan dibuka dari dalam. Pasukan iblis akan menerobos masuk melalui terowongan rahasia di pegunungan kota, menghunjamkan mata pisau langsung ke jantung permukiman manusia. Saat ini, bawahannya bersembunyi dalam rombongan kereta ilusi yang sedang melintasi gerbang kota yang terbuka lebar. Sekarang sudah terlambat bagi manusia untuk melawan!」
「Adik meski diculik, merpati berhasil menguping informasi mengejutkan ini dan memberitahu sang kakak. Putri Mahkota tanpa ragu-ragu berbalik menyerang, menerobos ke dalam kota yang sedang kacau balau, membantu para penjaga sedikit demi sedikit merebut kembali posisi inferior, dan akhirnya membawa yang lain yang tersadar untuk menyerbu istana Raja.」
「Pertempuran Penentu akhirnya meledak antara Pangeran Iblis dan penyihir Hati Serigala.」
「Setelah pertarungan sengit, Putri Mahkota akhirnya membunuh musuh, menyelamatkan adik dan kerajaan, namun dirinya sendiri wafat akibat luka yang terlalu parah. Putri Kedua yang menerima takhta kemudian membangun patung di kota sebagai kenang-kenangan untuk kakaknya. Kisah mengharukan ini juga tertanam dalam ingatan umat manusia dan akan diwariskan generasi ke generasi...」
Lorka menutup skenario, menggosok lehernya yang pegal dan kesemutan, lalu menghela napas panjang.
Dia merasakan kepuasan yang tulus!
Tak diragukan lagi, di mata Kepala Suku Besar, dirinya telah menjadi pendekar ulung - tidak hanya mampu melindungi rekan, tapi juga mengubah keadaan dengan aksi solo menyelamatkan seluruh bangsa. Pujian ini membuat ekornya nyaris berdiri tegak.
Mengenai akhir cerita saling binasa dengan musuh, dia sama sekali tidak keberatan. Gugur di medan perang kehormatan. Semakin kuat musuh, semakin tinggi kehormatan itu. Tentu saja, alasan utamanya adalah karena Putri Mahkota dalam cerita kekurangan seorang Nona Na Nava.
Namun masih ada beberapa hal yang tidak bisa dipahami dalam drama ini.
Misalnya mengapa Kakak bisa lesu karena adiknya menikah? Saat itu musuh belum ketahuan, menghadapi calon pasangan yang begitu baik, seharusnya memberi ucapan selamat bukan?
Ada juga Duke Iblis itu, bukankah lebih mudah langsung menangkap Putri Kedua? Malah menjelaskan tujuannya sampai jelas-jelas, seolah takut lawan tidak paham. Sungguh ceroboh.
Tapi... Ah, sudahlah.
Karena sudah menyetujui Kepala Suku Besar, mainkan drama—bukan, film iblis ini dengan serius. Untuk latihan... ditunda setengah bulan juga tidak masalah.
Lorka meregangkan pinggang dengan puas, lalu masuk ke mimpi sambil tersenyum.
