"Bangunlah," kata Tili dengan suara datar, "Aku tahu di hati kalian saat ini pasti penuh pertanyaan: Mengapa tentara melakukan perekcualian merekrut non-penduduk resmi? Mengapa syarat seleksinya begitu tidak beres? Dan... mengapa penjelasan ini harus kusampaikan sendiri? Sebenarnya masalah-masalah ini terkesan rumit saat dijelaskan, tapi akan terasa sederhana setelah kalian mengalaminya sendiri. Karena itu aku tak akan berpanjang lebar di sini, hanya menyebutkan beberapa poin penting."
"Pertama, pasukan yang akan kalian masuki bukan Angkatan Darat Pertama maupun Kedua, melainkan pasukan yang akan dibentuk baru oleh Kakak. Ini sama sekali berbeda dengan kesatuan manapun sebelumnya, karena itu proses seleksinya juga akan lebih khusus."
Ucapan ini memicu riak kegaduhan kecil. Tak diragukan lagi, jalur karir di tim baru ini lebih terbuka lebar dan kecil kemungkinan mengalami persaingan tidak sehat. Bagi mereka yang sama sekali tidak punya background, bergabung dengan pasukan yang benar-benar baru jelas merupakan pilihan terbaik.
Logika ini bahkan bisa dimengerti oleh orang bodoh sekalipun.
"Tapi status kalian saat ini hanyalah personel cadangan," lanjut Sang Putri. "Justru karena perbedaannya yang ekstrem, aku sama sekali tidak punya referensi yang bisa dijadikan acuan. Ini berarti semua harus dimulai dari nol, kesulitan yang dihadapi pasti melampaui bayangan - Jika harus dibandingkan, tingkat kesulitan tes sebelumnya kalian tak ada artinya. Saat ini ada enam belas orang berdiri di sini, tapi yang benar-benar bisa menjadi ksatria udara mungkin hanya satu dua orang, atau... mungkin tidak ada sama sekali."
Goode tak bisa menahan diri menarik napas lega.
Yang membuatnya terkejut bukanlah tingkat kesulitannya, melainkan separuh kalimat pertama sang putri.
Benar-benar ksatria!
Walau tidak tahu apa perbedaan "Ksatria Kosong" dengan ksatria tradisional, tetapi memberi kesempatan pada orang biasa berlatarbelakang miskin untuk mendapatkannya sendiri sudah merupakan hal yang tak terbayangkan.
Apalagi jika sangat sulit?
Bukankah itu seharusnya sesuatu yang penuh keyakinan!
Ia merasakan sebutir hati tiba-tiba berkobar-kobar.
Namun yang membuatnya lebih terkagum-kagum masih ada di belakang——
"Selain itu karena yang benar-benar mengerti apa itu tentara baru, di kota ini... tidak, seharusnya di dunia ini, hanya saya dan kakak berdua, ditambah Roland tidak bisa terlalu fokus pada hal ini, sehingga nanti saya yang akan bertanggung jawab mengajari kalian."
Kalimat ini bagaikan halilintar, membuat Goode tertegun di tempat.
Yang Mulia Putri sendiri yang akan mengajar mereka?
Artinya, mereka punya kesempatan menjadi ksatria yang disahkan oleh Putri Greycastle?
Meski tanpa wilayah kekuasaan, dan bukan lagi bangsawan, ini tetap kehormatan besar, terutama bagi migran baru seperti dirinya yang sama sekali kosong.
Yang lain juga tidak bisa tetap tenang.
Jika bukan karena takut bersikap tak sopan di hadapan Yang Mulia dan membuat Sang Putri jijik, mungkin semua sudah bersorak-sorai.
Napas tersengal bergelombang di sekeliling adalah bukti terbaik untuk hal ini.
“Semua latihan untuk yang kompeten akan terkonsentrasi di area baru beting. Kalian akan mendapatkan rumah dan status resmi baru, menjadi bagian dari ibu kota kerajaan yang baru.” Tili menekan tangannya ke bawah, “Tapi ingat, bahkan personel cadangan termasuk dalam ranah tentara. Gerakan kalian akan dibatasi, keluar di tengah jalan dianggap sebagai desersi. Setiap pelanggaran perintah militer akan mengundang hukuman berat. Apakah kalian mengerti!”
“Ya... Yang Mulia!” Meski agak terpana oleh peringatan serius sang putri sehingga jawaban mereka tidak lantang, tak satu pun menunjukkan penyesalan.
“Bagus. Terakhir adalah sumpah kepada Raja Benteng Abu-abu,” Tili menatap pria tinggi di samping meja, “Wade.”
Yang kedua menepuk dada dan mengangguk, lalu mengeluarkan gulungan kertas putih dari pelukannya dan membentangkannya, “Sekarang aku ucapkan satu kalian ikuti.”
Isi sumpah sangat mudah dipahami.
Bahkan terlalu blak-blakan.
Seperti kalimat ini: “Aku tidak memiliki niat jahat terhadap Yang Mulia Roland, juga tidak bermusuhan dengan penyihir perempuan.”
Siapa yang berani!
Mengingat sang putri juga dikabarkan sebagai penyihir, Goode secara tidak sadar meninggikan suaranya di bagian ini, seolah volume rendah akan mengurangi kesetiaannya.
Setelah sumpah selesai, penjaga mendekat dan membagikan tas-tas ke tangan mereka satu per satu.
“Sejak keit ini, kalian resmi menjadi bagian dari tentara.” Tili tersenyum, “Periode perekrutan pertama diperkirakan berlangsung sekitar seminggu, setelah itu latihan akan dimulai secara resmi. Isi tas ini, selain sebagai hadiah pribadiku, juga merupakan materi pertama yang harus kalian kuasai.”
……
Saat Gud kembali ke alun-alun pusat, langit telah menggelap. Para pencari kerja sudah hampir bubar, Paman dan Shanguo juga tak terlihat lagi.
Ini memang sudah diduga. Tak ada yang menyangka tes kelayakan akan memakan waktu sedemikian lama. Mereka masih punya keluarga yang harus diurus, tak mungkin terus menunggu di alun-alun.
Saat ini ia tak sempat memikirkan banyak hal. Merangkul tas erat-erat ke dada, ia berlari secepat kilat menuju area pemukiman sementara.
Kegembiraan berdegup di hatinya, seluruh tubuhnya seolah dipenuhi kekuatan tak terbatas. Meski angin dingin menerpa wajah, tak setitik pun rasa dingin ia rasakan. Air salju di bawah kakinya berbunyi jlebb-jlebb, jalan yang telah diinjak ratusan orang membentang seperti penanda lokasi berwarna hitam kecokelatan - mungkin esok salju akan kembali menyelimuti segalanya, tapi kini ia memandunya menuju arah rumah.
Masuk ke dalam rumah tanah yang pendek namun hangat, Ruiqiu sedang memasak bubur gandum.
“Maaf... Aku pulang terlambat, hari ini——”
“Aku tahu,” gadis itu memotong dengan suara jernih, “Paman sebelah sudah bilang, kamu dapat pekerjaan bagus, kan?”
Sebelum sempat menyambung pembicaraan, gadis itu telah mengulurkan tangan kanannya.
“Makanan enaknya mana?”
“Eh... Apa?”
“Hei, kamu kan bilang akan membawakan aku kue panggang telur!” Rachel tidak puas sambil mengerutkan bibirnya.
Sial, dia benar-benar melupakan janji ini. Good buru-buru menebus kesalahan, "Lain kali, mulai minggu depan kamu bisa makan satu! Tidak, dua!"
“Dua?” Rachel menyangsikan, “Benarkah?”
“Tentu! Pekerjaan ini sangat spesial. Aku bahkan bertemu Yang Mulia Putri!” Good melepas sepatu basahnya, menggulung ujung celana, mendekati tungku perapian, lalu mengeluarkan tas dari pelukannya dengan hati-hati, “Lihat, inilah yang dia berikan padaku.”
“Apa isinya?” Rasa ingin tahu gadis itu mengalahkan kekecewaannya akan janji yang dilanggar.
“Aku juga tidak tahu. Mari kita buka.” Good membuka tali pengikat, lalu tertegun, “Ini...”
“Buku?” Rachel menyambung.
Dia mengeluarkan semua isinya, mendeteksi bahwa itu adalah tumpukan buku-buku. Segel depannya bermotif gambar berbeda yang terlihat indah, sayangnya tak satu karakter pun bisa dia pahami.
“Bisa... bantu aku melihat isinya?” Di saat seperti ini, hanya Rachel yang bisa diandalkan.
Gadis itu tersenyum puas, “Aku tidak bisa menjamin mengerti semuanya. Hmm, buku ini tentang teknik membaca-menulis... itu kosakata umum... stenografi, yang ketiga...”
Jadi ini semua materi pelajaran buah gunung? Gambar di segel depan ternyata merangkum isinya, seperti pena bulu di sampul "Teknik Membaca-Menulis", atau huruf-huruf timbul berbagai ukuran di "Stenografi Kosakata"...
"Entah mengapa, Gud agak kecewa."
"Dia sempat mengira, isinya pasti hadiah dari Yang Mulia untuk yang kompeten—tak perlu mewah, bahkan selembar surat resmi pun setidaknya jadi sinyal kehormatan."
"Kalau orang lain, mungkin sudah mengejeknya bermimpi siang bolong—bagaimana mungkin Putri memberikan buku pelajaran pendidikan dasar yang biasa ini sebagai hadiah?"
"Tapi Gud segera pulih."
"Benar juga, kalau ingin jadi ksatria, tak boleh buta huruf."
"Masih banyak yang harus dipelajarinya."
"Tiba-tiba, sampul sebuah buku menarik perhatian Gud."
"Gambar di dalamnya asing baginya—seperti layang-layang raksasa atau burung raksasa yang sedang terbang. Dua pasang sayapnya berukuran puluhan kali tubuh manusia. Perempuan yang mengendarainya mirip sekali dengan Yang Mulia! Lautan berkilau di bawah kakinya, sementara benua yang seharusnya luas terlihat seperti sudut kecil."
"Perspektif ini persis seperti pemandangan dalam tes kelayakan pertama!"
"Napasnya tersengal sejenak."
"Rui Qiu... Apa isi buku ini?"
"Coba aku lihat," Rui Qiu mendekatkan kepalanya, "Penerbangan... dan... kendali... Hmm, benar!" Tepuk tangannya, "Judulnya 《Manual Prinsip dan Operasi Penerbangan》."
