Warga Tanpa Musim Dingin segera menyambut hari pertandingan.
Meski Perayaan Olahraga Hari Kemenangan pertama disiapkan secara tergesa-gesa dan sederhana—tanpa upacara pembukaan maupun komentar langsung—bagi penduduk lokal ini tetap menjadi Perayaan besar lagi.
Tak perlu ada yang menyerukan atau mengorganisir, begitu fajar menyingsing orang-orang sudah berbondong-bondong menuju Jalan Kerajaan demi mendapatkan posisi depan. Karena salju belum sepenuhnya mencair, bangku kecil atau bantal duduk kulit hampir menjadi perlengkapan wajib, tak sedikit pula keluarga yang datang beramai-ramai. Pemandangan migrasi massal ini memancing decakan kagum para pedagang keliling, sementara para penjaja yang telah mengantisipasi situasi ini sejak awal sudah memanggul karung penuh makanan dan anggur, berteriak menjajakan dagangan sambil mengikuti arus kerumunan.
Di pusat gravitasi garis finish pertandingan, menjelang tengah hari kerumunan sudah begitu padat sampai-sampai air tak bisa mengalir, perkiraan konservatif menyebutkan sekitar 10.000 orang dengan lebih banyak lagi yang terus berdatangan dari kedua lokasi - membuat Roland sekali lagi menyadari semangat rakyat era ini terhadap aktivitas hiburan. Perlu diketahui bahwa berjalan kaki sejauh 28 kilometer hal mudah, sengaja ia menjadwalkan pertandingan pukul dua sore agar rakyat punya waktu persiapan cukup, tapi respon masyarakat tetap melampaui ekspektasinya.
Sebagai Raja Greycastle, tentu ia tak perlu berdesak-desakan dengan rakyat. Sehari sebelumnya, Departemen Pembangunan sudah mendirikan tribun bertingkat kapasitas 100 orang untuk pejabat tinggi Tanpa Musim Dingin. Sekelilingnya dijaga pasukan Angkatan Darat Pertama yang membentuk tembok manusia, memisahkan tribun penonton dari kerumunan massa.
"Yang Mulia, ini daftar peserta berjumlah 1.462 orang." Book Scroll mendekat sambil menggendong tumpukan kertas setebal lengan, "Tapi karena waktu pendaftaran terbatas, hanya ada klasifikasi dan statistik paling dasar. Jika bisa memberi saya dua hari lagi..."
"Tidak apa-apa," Roland mengibaskan tangan, "Olahraga itu sendiri bertujuan untuk memanfaatkan momentum. Jika ditunda sampai setelah penyerangan, justru akan kehilangan makna awalnya."
Ia membuka-buka daftar tersebut dan menemukan bahwa pihak lawan memang terlalu merendah - klasifikasi di dalamnya tidak hanya mencakup kompleks perumahan tempat tinggal, tapi juga dilengkapi ringkasan biografi dan pengalaman kerja paling sederhana. Hanya Book Scroll yang bisa mengumpulkan informasi sebanyak ini dalam waktu singkat.
Di antara nama-nama tersebut, ia menemukan beberapa yang cukup menarik.
Seperti Kuss Yorko.
Adik Lucia, Ling.
Serta trio mantan asosiasi alkimiawan, dan lain-lain...
Tak diragukan lagi, meski tanpa partisipasi penyihir perempuan, mereka hampir tidak punya harapan menang, dan lebih mengincar slogan "yang penting berpartisipasi" dalam promosi.
Sedangkan kandidat kuat peraih peringkat kebanyakan terkonsentrasi di halaman pertama.
Roland mengalihkan pandangannya ke dua nama di barisan terdepan - Sinar Fajar Wilayah Barat Feline·Hilte dan Kepala Ksatria Carter·Lannis, "Kau yakin gelar juara akan diperebutkan antara mereka berdua?"
Book Scroll menyanggul rambutnya sambil tersenyum, tidak langsung menjawab, tapi ekspresinya sudah memberikan jawaban.
"Yang Mulia, waktunya hampir tiba," Barov yang duduk di bagian bawah mengingatkan.
"Hmm," Roland meletakkan daftar dan mengangkat telepon yang sudah disiapkan di sampingnya, "Kalau begitu mari kita mulai pertandingannya."
……
“Hmm, satu hal yang masih belum kumengerti,” Gurtz yang mengenakan jubah pendek ala gurun sambil melakukan pemanasan di tengah kerumunan melompat-lompat sambil bergumam, “Kota Sang Kepala Suku Besar terbagi menjadi dua distrik besar, kan? Kalau semua mulai berlari ke bagian tengah, bagaimana dia bisa memastikan kami semua mulai berlari secara bersamaan? Yang terpenting dalam duel sakral adalah keadilan. Jika keadilan hilang, tidak hanya kehormatan ini akan sia-sia, tapi juga bisa menodai nama besar Sang Kepala Suku.”
“Siapa yang tahu! Lagipula itu bukan inti persoalannya!” “Ayah…” Lohan berbicara dengan susah payah, “Bisakah Yang Mulia melepas ikat kepala berbentuk telinga buatan itu? Dan bulu ekor yang diikat di pinggang…”
Tak disangkanya, setelah menghabiskan kekayaan besar untuk menonton "Legenda Hati Serigala", ayahnya seperti kerasukan. Di satu sisi terus-menerus memuji kecantikan putrinya yang memesona, di sisi lain menyesali tindakannya dulu yang memaksa putri menutupi bagian tubuh serigalanya karena takut dicela orang. Menurutnya, tindakan itu bodoh dan pengecut, membuat Lorka menanggung penderitaan yang tak seharusnya, serta melewatkan masa-masa paling gemilangnya sebagai Dewi. Bisa dikatakan sama sekali tak memenuhi tanggung jawab sebagai ayah.
Baiklah, meski semua itu fakta, bukankah berlebihan sampai harus memakai ikat kepala bertelinga kain jahitan tangan plus ekor bulu palsu!
"Bagaimana mungkin Yang Mulia adalah kepala klan Kobaran Api?!" Lohan berteriak dalam hatinya. Jika citra ini sampai tersebar kembali ke Pelabuhan Biru, bagaimana dia harus menghadapi pemimpin klan-klan lain?
"Ini adalah kompensasiku untuknya, jangan banyak bicara." Gurtz berkata dengan wajah serius. "Keberaniannya yang tak kenal takut dalam Sihir Bayangan benar-benar membuatku malu. Tidak peduli tatapan orang lain, bertekad pada jalan yang dipilihnya sendiri - begitulah aku mendidiknya, tapi gagal mempraktikkannya sendiri. Daripada menyembunyikan kekurangan, lebih baik menunjukkannya dengan terbuka untuk meredakan perselisihan - jika lebih banyak orang bisa menerima wujud ini, maka Lorka yang berubah serigala pun tidak bisa disebut monster."
"......" Lohan membuka mulutnya, tapi sejenak bingung harus mulai membujuk dari mana.
"Kalian meragukan keadilan Yang Mulia Raja?" tiba-tiba seseorang menyela. "Orang luar, kalian sama sekali tak tahu kemampuan Sang Raja! Karya agungnya bisa menyambungkan dua tempat seketika, membuat percakapan sejauh 100 li seperti bertatap muka! Lihat benda yang tergantung di atas kepala kalian itu!"
Lohan mengikuti arah jari telunjuknya. Di batang pohon tepi jalan tergantung dua benda berbentuk tabung besar. Penampilan hitam legamnya sama sekali tidak mengingatkan pada suara batin.
"Itu namanya pengeras suara! Bisa memperkeras suara sepuluh kali lipat. Saat disambungkan dengan telepon - yang biasa disebut ciptaan ajaib penghubung dua tempat - kita dan orang Distrik Longsong bisa mendengar perintah Sang Raja secara bersamaan." kata pria itu dengan bangga.
“Wow! Ternyata begitu!” Gurtz menampar telapak tangannya, “Kalau bisa memastikan keadilan, aku harus serius menghadapi ini!”
“Tapi Paman, tubuhmu benar-benar kokoh… Baru saja musim dingin berlalu sudah pakai baju pendek, tidak dinginkah?” Ia mengamati Gurtz penasaran, “Dan hiasan kepala berbentuk telinga runcing ini——”
Habis, ini akan terjadi… Lohan dengan susah payah menutup matanya, pasti orang itu akan melontarkan sindiran pedas, dan hasilnya hanya dua: Ayah menahan diri tapi kedua pihak kehilangan muka; atau meledak marah dan memukulinya sampai setengah mati, dampak buruknya terhadap kesan Kepala Suku Besar tidak bisa diperkirakan.
“Sedang meniru Putri Salju, ya kan? Lumayan menarik…” Orang itu melanjutkan, “Bisa kasih tahu beli di mana?”
Eh——!?
Lohan sejenak tidak percaya pada telinganya sendiri.
“Hahaha, soal ini…”
Saat Gurtz bersiap menjawab, tabung hitam yang disebut terompet tiba-tiba mengeluarkan desisan menusuk telinga——
“Salam untuk semua… desis… Aku Roland Wimbledon.”
Kerumunan di lokasi langsung menjadi sunyi.
“Kalian pasti sudah paham peraturan pertandingan, tapi aku ingin tekankan lagi: hasil bukanlah yang terpenting. Ini adalah tantangan untuk diri sendiri. Selama sudah mengerahkan seluruh kekuatan, meski tidak sampai finish, tetaplah pemenang yang hebat. Jadi jangan fokus pada kecurangan atau mengganggu orang lain, konsentrasilah pada kaki, gunakan kekuatan fisikmu sendiri untuk meraih kehormatan.”
“Aku akan menunggu kalian di garis finish dan berharap semua bisa meraih hasil terbaik.”
“Maka kuumumkan.”
“Pertandingan——mulai!”
