"Lihat, itu Sinar Fajar Wilayah Barat!" teriak seseorang di pinggir jalan.
"Di mana? Di mana?"
"Yang berlari di posisi pertama itu!"
Saat seorang perempuan bermata tajam memberi peringatan, keributan seketika menyebar di antara masyarakat yang mengamati.
"Benar-benar dia! Sejak berhenti menjadi Guru Feline, saya kira takkan pernah melihatnya lagi."
"Wah, dia menoleh ke sini!"
"Guru Feline, semangat!"
Tampak seorang pria tampan bertubuh tinggi menjulang muncul di garis finish pandangan. Meski terlihat kelelahan, langkahnya tetap stabil mempertahankan posisi pertama. Yang membuat semua orang semakin terpesona, setiap ada yang memberi dukungan, ia selalu membalas dengan senyuman sebisanya. Ketika bertemu mantan murid, ia bahkan melambaikan tangan. Sikap lembut dan mudah didekati ini seketika menyibak hati semua pendukung.
Segala ini terekam jelas oleh Mitang yang berada di posisi yang sama.
Feline·Hilte, keturunan keluarga ksatria, mantan guru bagian tengah Departemen Pendidikan yang kemudian pindah ke Markas Besar, menyandang julukan Sinar Fajar Wilayah Barat. Hmm... Jika dia yang menjadi juara, bagaimana judul laporannya nanti?
“《Terkagum-kagum! Seorang Pria di Kota Tanpa Musim Dingin Berhasil Membuat Ratusan Perempuan Tak Bisa Melepaskan Diri》, bagaimana pendapatmu?”
“Err... Yang Mulia bertanya pada saya?” Wade yang sedang mengayuh sepeda terengah-engah menjawab, “Jumlah ratusan ini, bukankah agak berlebihan?”
Menghadapi penyihir perempuan yang penampilan dan sifatnya tak ubahnya gadis kecil ini, dia sama sekali tidak berani menunjukkan sikap meremehkan. Sebagai tokoh sentral departemen promosi, atasan langsungnya adalah Yang Mulia Kaisar Raja Benteng Abu-abu yang masih muda namun telah mendaki puncak kekuasaan. Kabarnya juga memiliki hubungan sangat dekat dengan Wendy, penanggung jawab Aliansi Penyihir Perempuan. Jika memperlakukan orang seperti ini layaknya anak kecil, yang akhirnya celaka pasti dirinya sendiri.
Wade yang telah bergulat di tim patroli lapisan bawah selama beberapa tahun tentu tidak akan melakukan kesalahan konyol seperti itu.
Maka ketika sang penyihir mendatanginya dan meminta tumpangan untuk menyaksikan pertandingan dari jarak dekat, tanpa ragu-ragu dia menyetujuinya. Bagaimanapun saat Carter tidak ada, dia juga membantu menangani urusan kepolisian seperti pekerjaan pelatih kali ini - menambah satu penumpang hanyalah sekadar mengacungkan tangan.
Tentu, selain latar belakang Mitang, ada alasan lain yang membuatnya begitu antusias. Untuk mencetak prestasi, badan keamanan harus mencekik bahaya laten yang mengancam keselamatan Yang Mulia dan kerajaan sejak fase bertunas, yang membutuhkan penguasaan intelijen sedetil mungkin - dan inilah keahlian sang penyihir.
Karena itu dari sudut manapun, menjalin hubungan baik dengan penyihir perempuan ini adalah langkah yang mutlak diperlukan.
“Tidak perlu terlalu memperhatikan detail,” Mitang menjentikkan lidah, “Seandainya kamu melihat judul ini pada pandangan pertama, apakah langsung ingin melanjutkan membaca?”
“Ingin.” Wade menjawab sepolos dulu.
“Sudah cukup.” Gadis kecil itu bersiul riang.
Tiba-tiba, suara berbeda muncul dari kerumunan.
“Apa kalian tidak merasa, pria yang mengikuti di belakang Guru Feline itu juga terlihat... cukup tampan ya.” Seorang wanita bangsawan menutupi mulutnya.
“Kamu juga memperhatikan? Menurutku dia bahkan lebih indah dari Sinar Fajar Wilayah Barat.” Ucapannya langsung memicu perbincangan hangat di sekitar.
“Aku tahu dia! Yang Mulia Kepala Ksatria Raja, Carter Lannis! Lihat jubah di punggungnya, ada lambang kerajaan!”
“Ternyata begitu, pantas sebagai Yang Mulia Kepala Ksatria!”
“Tapi ekspresinya terlalu dingin, saat ditatap seolah kita berhutang padanya...”
“Ah, kalian masih terlalu anak-anak muda, talenta seperti ini justru lebih berdaya tarik!”
“Cepat lihat, dia menyusul!”
“Semangat Yang Mulia Ksatria——”
Carter Lannis, berasal dari keluarga ksatria yang sama, pernah berada di bawah Ordo Ksatria Ibu Kota Kerajaan, kemudian mengikuti Pangeran Keempat pindah ke Perbatasan Kota. Dapat dikatakan sebagai salah satu pendiri paling senior. Kemampuan bertarungnya lincah luar biasa, kekuatan fisik melebihi manusia biasa. Bahkan pepatah rakyat menyebutnya memiliki kemampuan setara penyihir perempuan. Juga merupakan kandidat juara yang paling diyakini oleh Book Scroll.
Mitang mendengarkan informasi yang dikirimkan burung sambil mencatat situasi pertandingan di buku catatannya.
Seiring akselerasi terus-menerus Carter, jarak antara mereka berdua perlahan menyusut, dan segera menunjukkan tren berjalan sejajar.
Sorakan penonton yang awalnya berat sebelah kini berubah menjadi saling mendukung.
Tampaknya judul sebelumnya perlu direvisi lagi.
Setelah berpikir sejenak, Mitang dengan antusias mulai menulis.
——《Jatuh ke Tangan Siapa, Kisah Dendam Dua Pria》。
……
Carter merasa paru-parunya seperti terbakar.
Agar Mei Yi bisa langsung mengenalinya, dia mengenakan pita dan jubah warna-warni, namun dekorasi yang awalnya ringan itu kini terasa seberat gunung, terutama saat berlari melawan angin yang seolah menarik-narik tubuhnya.
Namun dia tetap tak mau melepas dekorasi itu.
Karena itu hasil tenunan tangan Mei Yi sendiri untuknya.
Carter berharap bisa melewati garis finish dengan tetap mengenakannya - sebelum Sinar Fajar Wilayah Barat tiba.
Meski Mei Yi tak pernah menceritakan padanya, Roland mendengar kisah lama dari anggota rombongan teater - Saat Yang Mulia Roland belum pindah ke Wilayah Barat, nama Feline sudah terkenal di Long Song. Saat itu Sinar Fajar Wilayah Barat dan Bintang Wilayah Barat hampir selalu dipuji sebagai pasangan ideal. Semua orang mengira mereka akan bersatu, sementara istrinya juga pernah terpesona pada Feline untuk sementara waktu. Namun hasil akhirnya hanyalah kesalahpahaman, karena cinta Feline selalu tertuju pada anggota baru teater, Eileen.
Meski akhirnya peristiwa ini tenggelam, kebencian masih tersisa di hati Carter.
Apa istimewanya Sinar Fajar Wilayah Barat?
Alasan dia tertarik pada orang itu hanyalah karena versi terbaik dirinya belum muncul.
Dia ingin membuktikan pada mereka bahwa dialah yang paling cocok untuk Mei Yi!
Dan langkah pertama adalah mengalahkan sesama ksatria, Feline·Hilte.
Carter mengumpulkan seluruh tenaga, menatap tajam lawan yang hanya berjarak setengah tubuh, mempercepat langkahnya lagi.
Podium pengamat di garis finish mulai terlihat.
Saatnya menentukan pemenang!
Di keit inilah, langkah kaki tergesa tiba-tiba terdengar dari belakangnya—
Masih adakah yang bisa menyusul sekarang?
Bagaimana mungkin! Padahal satu jam setelah pertandingan dimulai, dia dan Feline sudah melemparkan semua peserta jauh di belakang. Sekalipun ingin menyimpan stamina, tidak seharusnya baru mulai mengeluarkan tenaga sekarang.
Konsumsi energi saat sprint jauh lebih besar dibanding lari konstan!
Carter yang terkejut menoleh ke belakang.
Tunggu... Itu apa?
"Tampak seorang pria ras asing dengan penampilan aneh sedang berlari kencang ke arah mereka, jarak antara mereka menyusut dengan kecepatan yang terlihat oleh mata manusia. Dari warna kulit dan tato-nya, sepertinya dia adalah orang pasir Mojin, tapi... apa maksudnya dengan sepasang telinga panjang di atas kepala dan ekor yang bergoyang di belakangnya?"
"Mungkinkah lawan bisa mendapatkan kekuatan fisik dengan meniru ritual binatang buas?"
Adegan menyeramkan ini membuat Carter menggigil di seluruh tubuhnya. Ia merasa seperti diawasi oleh sesuatu yang mengerikan, menggertakkan gigi sambil menubruk garis finish!
Di tengah sorak-sorai penonton yang mengguncang langit, trio itu hampir bersamaan melewati garis finish.
Menang... apakah kita menang?
Kepala Ksatria terengah-engah, berlari puluhan meter sebelum berhenti. Ia tak sempat melihat lawan, langsung memandang ke tribun lantai paling atas.
Yang Mulia Roland Wimbledon juga berdiri pada saat yang sama.
"Selamat, kalian tidak hanya menyelesaikan pertandingan dengan sukses, tapi juga mencapai hasil yang luar biasa!" Suaranya bergema di udara Jalan Kerajaan. "Meski pertandingan belum resmi berakhir, tiga besar telah terlahir di hadapan kita semua! Mereka adalah——"
Carter tak bisa menahan diri menelan ludah.
"Juara ketiga, Carter Lannis."
Mendengar pengumuman itu, Kepala Ksatria menutup mata dengan perasaan tidak rela. Sial, akhirnya kalah selangkah juga...
"Juara kedua, Lohan Fireburn——seorang orang pasir Mojin!"
Roland diam sejenak, menunggu suara diskusi mereda sebelum melanjutkan dengan lantang.
“Yang pertama mencapai garis finish adalah——Aoi dari Distrik Longsong! Mari berikan tepuk tangan yang meriah untuk mereka!”
Hmm… Siapa itu?
Di bawah sorak-sorai menggelegar bagai guruh dari hadirin, Carter dan dua rekannya tertegun di tempat.
Di sisi lain, Mitang telah menutup buku catatannya dan turun dari jok belakang sepeda, "Laporan hari ini akhirnya selesai, terima kasih atas kerjamu."
“Judul Yang Mulia sudah final?” Wade bertanya penasaran.
“Hmm, benar,” ujarnya sambil tersenyum, “Tulis langsung hasilnya saja.”
Karena itu sudah cukup menarik perhatian.
——《Pesta Olahraga Hari Kemenangan Pertama Berakhir Sukses, Gadis 20 Tahun Aoi Raih Gelar Juara.》
