Kerajaan Fajar, Kota Duri, kaki Gunung Long.
Sebuah iring-iringan kereta kuda perlahan melintasi jalanan dan berhenti di depan kediaman pangeran.
"Sudah sampai! Semuanya turun sekarang, cepat gerakkan tangan kaki!" Teriak pengurus yang menggebrak cambuk di tangannya, "Kalau mau hidup, jawab dengan baik saat Yang Mulia bertanya. Mengerti?!"
"Orang-orang yang turun dari mobil kebanyakan berpakaian compang-camping, wajah pucat pasi, kedua tangan diikat dengan tali rami seperti rangkaian belalang. Tak diragukan lagi, mereka semua adalah budak, dan termasuk jenis yang paling hina."
"Pemandangan seperti ini belakangan menjadi kondisi normal di Kota Duri - kota kecil yang biasanya sepi ini semakin ramai sejak tim eksplorasi Greycastle mendirikan kemah di sini. Bukan hanya rombongan pembeli yang silih berganti, tapi juga banyak delegasi utusan yang dikirim para pangeran dari berbagai daerah. Mereka ada yang menginap di penginapan, atau mendirikan tenda dan kamar barak di luar kota. Dalam waktu singkat sebulan lebih, kota terpencil ini terlihat membesar satu lingkaran penuh."
"Yang Mulia Mar, bagaimana menurut Anda tentang orang-orang ini?" Fulin Sheffield dari Kota Maple Song yang termasuk salah satu utusan itu mengusap-usap tangannya sambil memandang bangsawan besar perwakilan Kota Cahaya, Mar Tocat, dengan senyum menjilat. "Kondisi fisik sehat, tidak ada kekurangan, ini hasil seleksi pribadi saya dari penjara. Meski terlihat kurus kering, sebenarnya mereka adalah dewa-dewa haibat. Cukup diberi dua kali makan kenyang, pasti bisa memenuhi permintaan Yang Mulia."
"Cukup!" Mar mengibaskan tangan tak sabar. Meski menyandang marga pangeran Maple Song, dari ekspresinya saja sudah jelas ini bukan sosok yang perlu diperhatikan, tidak layak untuk percakapan panjang. "Yang ingin membeli tahanan bukan saya, melainkan Yang Mulia di samping saya ini - Kepala Pengawal Kerajaan Raja Benteng Abu-abu, Tuan Sean."
“Awal、Begitu rupanya,” Fulin memberi hormat kembali, “Yang Mulia sang pangeran begitu mendengar seruan Dewa Fajar, langsung memutuskan untuk merespons dan memerintahkan saya segera mempersiapkan keberangkatan. Karena tergesa-gesa muncul kelalaian seperti ini, mohon dimaafkan.”
“Tidak apa-apa.” Sean berjalan menghampiri rombongan, mengamati satu per satu. Dibandingkan dengan beberapa kelompok tahanan sebelumnya yang dikirim Dewa Fajar, kualitasnya jelas lebih buruk. Tapi karena Kuil Kutukan kini telah memasuki fase penggalian total yang membutuhkan banyak tenaga, dia tak berencana mempermasalahkannya asal masih bisa digunakan.
Saat tiba di bagian tengah barisan, tiba-tiba seorang narapidana berlutut dihadapannya, “Yang Mulia, saya tidak bersalah! Mohon ampunilah!”
Karena tangan terikat tali panjang, gerakan menyundul tanah dengan kepalanya terhenti di tengah jalan oleh tembok manusia, memaksanya tetap berlutut dalam posisi tegak sambil merengek-rengek.
“Kau mencari mati!” Pengurus langsung menunjukkan ekspresi geram. Andaikata tidak ada dua Yang Mulia lain disini, pasti cambuk sudah diayunkan.
“Tidak bersalah dalam hal apa?” Sean menghentikan langkahnya.
“Saya tidak membunuh atau merampok! Hanya menyembelih ayam tetangga!” Tahanan menjawab terburu-buru, “Di Kota Maple Song ini hanya akan dihukum cambuk atau pengasingan, dosa belum pantas dihukum mati, Yang Mulia!”
“Benarkah demikian?” Sean menoleh ke Fulin.
“Yang kedua segera menjawab,”Baik ya maupun tidak, Yang Mulia. Tepat sehari sebelum menerima seruan Dewa Fajar, Earl Sheffield kebetulan melakukan penyesuaian kecil pada hukum wilayahnya—untuk memerangi tikus dan kejahatan bawah tanah yang semakin merajalela, semua hukuman dinaikkan satu tingkat, termasuk pencurian.”
“A-Apa?” narapidana itu tertegun tak berkutik, “Menyembelih beberapa ayam secara diam-diam langsung dihukum mati?”
“Apa yang sulit dipahami di sini?” Fulin meliriknya dengan merendahkan, “Kerajaan baru saja mengalami perang, untuk memusnahkan pemberontak, Kota Fengge juga sangat lemah. Ditambah dengan meledaknya jumlah pengungsi, tanpa hukuman berat, bagaimana bisa mengendalikan sampah seperti kalian? Hari ini kau mencuri ayam tetangga, besok mungkin tetangga itu mati kelaparan karenanya, apa bedanya dengan membunuh! Menurutku, ini sudah seharusnya terjadi.”
“Yang Mulia, saya...”
Narapidana itu masih ingin membela diri, Sean langsung memotong pembicaraannya, “Karena bukan orang tak bersalah, anggap saja kerja paksa ini sebagai penebusan dosa.” Diam sejenak, ia meningkatkan volume suara, “Kupikir kalian semua sudah tahu, asal bekerja selama 10 tahun, apapun kejahatan yang diperbuat, akan mendapat pengampunan. Ini janji resmi dari Greycastle dan Junwang Fajar! Jangan coba-coba kabur, ini satu-satunya kesempatan kalian!”
Memberi isyarat pada anak buahnya untuk membawa semua narapidana pergi, Fulin segera mendekat sambil tersenyum, “Sudah kuduga Yang Mulia akan menerima semuanya, sesuai janji dalam seruan itu, satu orang adalah...”
“Satu koin naga emas, totalnya seratus enam koin, tidak salah kan?” Xiao En membalas.
“Tidak ada yang salah sedikit pun!” Mata Fulin berbinar.
“Pergilah ke kediaman pangeran untuk mengambilnya, akan ada petugas yang melayanimu di sana.”
“Baik, saya segera berangkat!” ujarnya dengan wajah berseri.
“Dan,” ucap Xiao En tiba-tiba saat lawannya berbalik, “jangan biarkan kejadian seperti ini terulang kedua kalinya.”
“Yang Mulia maksud...” Fulin tertegun sejenak.
“Aku tidak peduli apakah benar sang pangeran Kota Fengge kebetulan memodifikasi dekrit sehari sebelumnya. Sesuai perjanjian, pelaku transaksi wajib memberitahu tujuan dan sistem reward-hukuman kepada tahanan sebelum keberangkatan. Untuk kasus terpidana mati yang baru protes di menit terakhir karena tidak menyadari statusnya, lain kali akan kukurangi sebagian naga emas.” suara Xiao En berat.
Ia tidak berminat menjadi hakim pengadilan yang adil, juga tidak berempati berlebihan pada nasib mereka. Baginya, yang terpenting adalah menyelesaikan tugas dari Yang Mulia Roland sambil mencegah para pedagang bangsawan oportinis merusak reputasi kaisar.
“Saya... mengerti.” Fulin menunduk menjawab, “Lain kali akan saya perhatikan.”
Setelah orang itu pergi, Mal mengangkat bahu, “Kau benar-benar bekerja keras.”
“Melayani Yang Mulia, tidak ada yang disebut kerja keras.”
“Benarkah?” Mal menatap kota kecil yang semakin terlihat padat, “Bahkan urusan membeli terhukum mati pun dilakukan dengan begitu teliti, haruskah dikatakan bahwa Yang Mulia Wimbledon sengaja berbuat demikian... atau dasarnya memiliki belas kasihan? Kakak bilang, usianya hampir sama denganku, tapi sudah menjadi penguasa suatu bangsa yang tak terbantahkan. Kedua hal ini seharusnya saling bertentangan. Sekarang bahkan pengawalnya begitu menonjol, aku benar-benar ingin langsung menghadapnya.”
“Dengan status tiga keluarga besar, menghadap Raja Greycastle bukanlah hal sulit,” Sean berkata dengan wajah dingin, “Selain itu, jika aku jadi kamu, takkan mengucapkan kata-kata ini di hadapan pengawal itu.”
“Ada apa hubungannya, dibandingkan bicara terus terang, kau lebih tidak suka yang penuh rahasia kan?” Mal mengangkat tangan.
Xiao akhirnya menyadari, orang ini ternyata tipe yang mudah akrab, pantaslah sebagai Pangeran Kedua keluarga Tokat, cukup mirip dengan Oro Tokat yang dalam kabar dikenal bersemangat dan suka membela keadilan.
Cara terbaik melawan tipe orang seperti ini adalah mengabaikan.
Saat dia berpaling hendak menuju area penyimpanan yang dijaga Angkatan Darat Pertama, seorang prajurit bergegas menghampiri.
“Yang Mulia, ada orang asing ingin menemui Paduka, dia menyebut diri mengetahui lokasi jatuhnya 「harta」.”
Sean mengerutkan kening. Sejak kabar tentang harta kutukan menyebar, setiap beberapa hari selalu ada orang semacam ini yang mendatangi, hanya saja sejauh ini semuanya adalah para penipu yang mengincar emas. "Bukannya sudah kubilang, sebelum mendapat petunjuk spesifik tidak perlu melaporkan padaku?"
“Orang itu meminta harus Yang Mulia sendiri,” prajurit menjawab, “Dan dia juga mengaku sebagai salah satu penyintas terakhir Hermes. Selain lokasi harta karun, tempat persembunyian pengungsi gereja juga dikuasainya. Kami sudah mengamankannya.”
Hermes... gereja?
Mata Xiao En langsung menyipit, “Aku mengerti, aku akan segera ke sana.”
