Saat ini sedang musim peralihan semi ke panas, saat tanah subur dan air melimpah, bagaimana mungkin hutan tiba-tiba terbakar? Dan sepertinya bukan hanya satu lokasi!
“Yezi?” teriak Wendy.
“Aku tidak tahu,” Yezi seolah baru tersadar, “Area itu sudah di luar jangkauan penyatuanku, aku tidak bisa merasakan situasi spesifik di sekitar kabut hitam itu.”
“Jika benar terjadi kebakaran, kita harus menghentikan penyebaran apinya!”
“Aku... aku tahu,” ekspresi Yezi terlihat aneh, seolah tercampur berbagai emosi. Ia menggigit bibirnya sebelum akhirnya mengangguk, “Bagaimanapun juga, kau harus segera berkumpul dengan yang lain. Setelah rencana darurat diaktifkan, perkemahan mungkin akan mengalami kekacauan, nanti akan lebih sulit untuk pergi.”
Saat ini di garis finish tak hanya ada pekerja yang sedang libur, tapi juga banyak anggota keluarga yang belum pernah ke medan perang. Mengatur evakuasi dan pengungsian mereka secara tertib jelas bukan hal mudah, Wendy pun segera menyadari hal ini.
“Kau... tidak masalah sendirian kan?”
"Tenang, saya tahu cara menghadapinya." Yezi turun dari balkon, melirik terakhir ke Wendy, lalu menghilang di balik hutan lebat.
Seperempat jam kemudian, suara alarm yang menusuk telinga menggema di atas Hutan Persembunyian——
……
"Ya, hm, saya mengerti." Di Markas Staf Umum Menara No.2, Filin Silt meletakkan telepon lalu melapor ke Edith, "Yang Mulia, ada situasi mencurigakan di front barat——"
"Apa katamu? Kebakaran diduga terjadi di utara hutan?" Mutiara Utara mengerutkan alisnya, "Apakah Nona Yezi yang mengobservasi ini?"
"Benar, mereka sudah mengaktifkan rencana darurat evakuasi. Prajurit Angkatan Darat Pertama yang berjaga juga memasuki status siaga tingkat dua."
"Beritahu Komandan Utara dan semua petinggi terkait," setelah merenung sejenak, dia memerintahkan dengan tegas, "Katakan Staf Umum perlu mengadakan rapat pra-perang."
"Rapat pra-perang..." Filin mengulangi perlahan, "Apakah Yang Mulia beranggapan ini..."
"Tepat," Edith menjawab dengan suara berat, "Saya curiga ini akal baru Iblis."
Kurang dari seperempat jam, para jenderal Angkatan Darat Pertama dan perwakilan Aliansi Penyihir Perempuan sudah berkumpul di ruang rapat bawah tanah.
Setelah menjelaskan gambaran umum, Mutiara Utara menyampaikan informasi terbaru ke hadapan semua orang, "Pengawas di garis finish hutan telah memastikan asap tebal itu memang berasal dari kobaran api yang, dipengaruhi arah angin, sedang menyebar cepat ke stasiun akhir."
"Hanya kebakaran hutan? Tidak ada jejak Iblis yang terdeteksi?" Kapak Besi bertanya dengan suara berat.
“Saat ini belum ada laporan,” Feline menggelengkan kepala, “Kabut menghalangi pandangan, tidak ada yang tahu situasi mencurigakan di balik medan perang.”
“Putri Sylvie, bisakah kau melihat sesuatu?”
“Hutan Persembunyian terlalu jauh dari sini,” jawab Sylvie, “Kecuali… aku pergi langsung ke sana.”
“Harus mati… memilih waktu seperti ini,” Kapak Besi melihat peta, “Di mana Permaisuri sekarang?”
Menurut rencana awal, Yang Mulia Anna dan sebagian penyihir perempuan akan berkumpul dengan skuadron terbang di landasan pacu Stasiun Akhir Hutan, lalu naik Burung Camar Nomor Satu untuk kembali ke Kota Tanpa Musim Dingin.
“Seharusnya sedang dalam perjalanan kembali di Sungai Hitam Nomor Satu. Setelah menerima kabar kebakaran, Putri Kant menyuruhku menggunakan Segel Pendengaran untuk memberi tahu mereka mengubah rencana perjalanan.”
“Kerja bagus,” Kapak Besi menghela napas lega, “Berarti yang masih tinggal di sana hanya rombongan Putri Sulung saja?”
Setelah mendapat jawaban tegas, ia berkata kepada Sinar Fajar Wilayah Barat, “Suruh mereka segera lepas landas, jangan menunggu lagi.”
“Siap!”
Usai menangani urusan penarikan pasukan, Kapak Besi menatap staf, “Sekarang, jelaskan pendapat kalian.”
……
Yezi berdiri di ujung pohon cemara raksasa, memandang jauh ke kepulan asap yang bergulung-gulung.
Hanya dalam lebih dari satu jam, kobaran api telah meluas. Kini bukan hanya debu dan asap yang menekan dari langit, di balik kabut sudah terlihat samar-samar cahaya merah berkedip.
Seolah-olah dia mendengar tangisan pepohonan yang terbakar, meskipun daerah itu di luar jangkauan kendalinya, hati hutan Yiran masih bergetar halus.
Karena itu juga merupakan resonansi dari dasar hatinya sendiri.
Saat menghadapi Wendy, kalimat yang tidak terucap darinya adalah... ketakutan.
Setelah lebih dari setahun proses penyerapan dan penyatuan, Yezi perlahan mulai menyentuh esensi kemampuannya.
Dalam arti tertentu, ini benar-benar bisa membuatnya menjadi eksistensi tak binasa dan keabadian - semua tanaman yang tergabung dalam Hati Hutan akan menjadi bagian darinya, dengan kata lain, semakin luas area yang menyatu, semakin sulit dia dimusnahkan.
Bagaimanapun, membersihkan sepetak rumput itu mudah, tetapi mencabut seluruh hutan atau padang rumput, kesulitannya akan berlipat ganda.
Sedangkan membuat dunia ini tanpa sehelai rumput pun tumbuh, hampir mustahil dilakukan.
Dia ingat Yang Mulia Kaisar pernah berkata, tanaman adalah dasar eksistensi alam, bahkan jika seluruh dunia dihancurkan, digali sedalam tiga kaki, langit dan bumi ditelungkupkan, yang pertama muncul di permukaan tetap akan menjadi makhluk hidup yang ulet ini.
Masalahnya adalah, pada saat itu dirinya sudah tidak bisa lagi disebut sebagai dirinya yang sebenarnya.
Mata air jernih yang mengalir di perut bumi, belatung yang menggerogoti tanah, sarang lebah bergetar di batang pohon, burung berkicau di dahan... Informasi besar ini terus mengalir dari setiap sudut hutan, dan terukir dalam ingatan. Jika tiba-tiba menerimanya, sembilan dari sepuluh kemungkinan kesadaran akan langsung hilang. Inilah alasan Yezi harus memperlambat kecepatan penyatuan.
Namun dia menyadari meski begitu, mustahil mereken semua informasi ini sendirian.
Alasan dia belum menjadi gila hingga kini hanya karena Hati Hutan yang memilihkannya - Jaringan akar dan tanaman rambat yang terjalin membentuk tubuh kesadaran raksasa, energi sihir dan ingatan menyatu, mengalir di antara pepohonan.
Ini berarti begitu hutan yang menyatu mengalami kehancuran, dia mungkin kehilangan sebagian ingatan. Bahkan jika tunas baru tumbuh di reruntuhan, hal yang hilang takkan kembali.
Bisa jadi pertemuannya dengan Wendy dan Book Scroll, atau perjalanan melarikan diri Persaudaraan bersama Nightingale, Bulan Teka-teki, dan Lily. Mungkin momen lembut bertemu Yang Mulia Roland, atau hari-hari hidup di Kota Tanpa Musim Dingin... Bahkan keras kepala Hakala dan prasangka gereja, penganiayaan dan pengejaran mereka, semua tak ingin dilupakan.
Karena ini pengalaman tak tertandingi miliknya, juga bukti eksistensinya di dunia.
Dia takut kehilangan mereka.
Begitu terpikir kemungkinan kobaran api ini muncul di Hutan Persembunyian yang telah menyatu, rasa sakit yang tak terucapkan menyergap hati Yezi.
Tapi dia tak boleh mundur.
Karena semua ini demi mengalahkan Iblis dan memenangkan Perang Makna Ilahi.
Dia tak bisa egois meninggalkan saudari-saudari itu hanya untuk dirinya sendiri - merekapun memberikan kontribusi kekuatan mereka, dia tak boleh mengkhianati harapan semua orang.
Memikirkan ini, Yezi menarik napas dalam-dalam, mengangkat kedua telapak tangannya, menatap ke langit yang dipenuhi cahaya senja.
Pada ketikan itu, cahaya hijau menyilaukan mekar dari dadanya——
"Dengarkan seruanku, bergeraklah sekarang!"
Saat itu, seluruh hutan bagai raksasa yang dibangunkan, perlahan mengangkat tubuhnya.
Pepohonan tak terhitung melipat ke belakang, serempak merebah, membawa serta rumput dan tanah yang menggulung seperti karpet, bahkan gempa bumi sekalipun takkan mampu menggambarkan dahsyatnya pemandangan ini!
Dalam guncangan dahsyat itu, Hutan Persembunyian seolah "terpecah" menjadi dua bagian. Pepohonan yang dikendalikan Hati Hutan perlahan menyusutkan wilayah, membentuk sabuk isolasi sepanjang ratusan meter yang memisahkan diri dari hutan di utara.
