Tapi jarak sejauh ini mustahil untuk memberi peringatan pada mereka.
Sementara titik merah bergerak semakin cepat, warnanya pun semakin terang.
Bagaimana ini?
Oh iya—telepon! Kita bisa menggunakan telepon untuk memberi tahu Yezi!
Sylvie meluncur turun melalui tiang seluncur dari ujung menara pengawas menuju ruang rapat bawah tanah, berteriak pada Sinar Fajar Wilayah Barat, "Segera telepon Yezi, suruh dia segera meninggalkan posisinya sekarang!"
Menyadari mungkin ada kejadian besar, Feline langsung mengangkat gagang telepon tanpa bertanya dan mulai memutar tuasnya dengan kuat, "Meninggalkan… ke mana?"
"Ke mana saja! Kota Tanpa Musim Dingin, hutan bagian selatan… semakin jauh dari garis finish semakin baik!"
Saat itu juga, tatapan semua orang di ruang rapat tertuju pada Sylvie.
"Kau menemukan sesuatu?" tanya Edith.
"Tebakan kita salah—musuh mengincar Yezi, dan hanya ada satu!" Sylvie gelisah menatap ke arah barat daya, "Yezi perlu memusatkan roh saat mengendalikan hutan, saat itu keberadaannya setara dengan benda fisik! Musuh cukup melihat aliran energi sihir untuk menentukan posisinya! Membakar hutan juga untuk momen ini!"
"Apa?" Edith segera mengerutkan alis, "Apa kau bisa mengobservasi gerakan Iblis dari sini?"
"Karena energi sihir lawan… benar-benar terlalu perkasa." gumamnya pelan.
“Tapi Yang Mulia Yezi juga kuat,” Feline menyela, “Jika tidak mengandalkan api, bahkan pasukan besar iblis liar pun tak bisa mengatasinya dalam waktu singkat, bukan?”
“Tapi jika musuh sudah melakukan ini, pasti mereka sudah mempersiapkan segalanya—” Sylvie tak sengaja menggenggam kepalan tangannya, titik merah dalam pandangannya sudah mulai melesat naik dengan cepat, pola gerakannya bagaikan kepala ular yang sedang mengangkat tinggi, “Apakah telepon masih belum tersambung?”
“Benar... Tidak ada yang mengangkat di sana.”
Benar, apakah Yezi benar-benar teralihkan perhatiannya oleh kobaran api besar itu? Dengan kecepatan ini, paling tinggal satu dua menit lagi, keduanya akan bertemu!
“Coba hubungi telepon di garis finish,” Edith memberi perintah, “Suruh Angkatan Darat Pertama yang berjaga memberi tahu Yezi, sekaligus persiapkan mereka untuk bantuan.”
“Siap.” Feline berbalik dan mulai memutar nomor telepon lainnya.
Di tengah ketegangan menunggu ini, Sylvie dengan jelas melihat cahaya merah melewati puncak, lalu terjatuh bebas ke bawah, bagai meteor pembawa malapetaka.
Tanpa basa-basi langsung melakukan serangan frontal dari udara untuk mencapai terobosan...
Di dalam hatinya sudah mulai menebak jawaban terburuk itu.
Musuh kemungkinan adalah—Pembasmi Iblis!
……
“Sepertinya sudah cukup,” Yezi menepuk tangan sambil menghela napas lega.
Pepohonan di tepi perkemahan sudah sepenuhnya terpisah dari bagian utara, sehingga sebesar apapun kobaran api, tak akan mengancam keamanan garis finish.
Tapi melihat ranting-ranting yang terdistorsi dan layu dalam kobaran api itu, hatinya tetap merasa tak nyaman.
"Jika yang terbakar adalah hutan di bawah kendalinya, berapa banyak ingatan yang akan hilang? Dan berapa bagian penting serta sangat berharga yang akan lenyap?"
Memikirkan pertanyaan seperti itu saja sudah membuat tidak nyaman.
"Bangkitlah, Yezi!"
"Selanjutnya kita harus mempersiapkan pemadaman api!"
Setelah menyemangati diri sendiri dalam hati, dia hendak berkeliling sekitar perkemahan untuk melihat apakah ada yang bisa dibantu. Tiba-tiba suara lengkingan dari atas menarik perhatiannya.
Yezi mengangkat kepala. Senja hampir tiba, langit berwarna ungu tua. Sulit melihat jelas sumber suara itu.
"Awas, menghindar!" teriak seseorang tiba-tiba.
Tanpa sempat melihat sumber suara, Yezi secara refleks menyatu dengan pohon. Sesosok bayangan hitam jatuh dari langit, nyaris menyentuh wajahnya. Dedaunan sekitar seketika berubah menjadi debu.
Pendaratan sosok itu sama sekali tidak bersuara. Keanehan ini membuat Yezi cemas. Sebelum sempat bereaksi, gelombang terdistorsi telah menyebar dari pusatnya.
Energi sihir yang mengalir lancar tiba-tiba membeku --
Lalu pecah berkeping seperti cermin!
"Aaa--!"
Yezi merasakan dunia berputar sebelum terlempar keluar dari batang pohon oleh kekuatan tak tertahankan.
Setelah terjatuh keras, dia merasakan rasa besi di tenggorokan. Saat membuka mulut, darah segar mengalir deras.
“Baru pada saat ini Yezi bisa melihat dengan jelas wajah asli bayangan itu.”
“Itu adalah iblis dengan postur tegap dan fitur wajah yang sangat tajam. Kecuali kulit biru tua dan pakaian bergaya aneh, hampir tidak ada bedanya dengan manusia. Hanya dengan berdiri di sana, ia sudah memancarkan tekanan yang sulit diungkapkan.”
“Seolah udara menjadi cairan kental.”
Yezi terengah-engah mengangkat tubuhnya. Bagaimanapun ia berteriak dalam hati, hutan tetap tidak merespons keinginannya.
Pengalaman terputusnya hubungan paksa dengan Hati Hutan bukanlah yang pertama kali.
“Pembasmi Iblis...” Hatinya seperti tenggelam ke dasar.
Sang lawan tidak menyeringai dingin maupun meraung. Hanya mengulurkan lima cakar setajam pisau, lalu menerjang ke arahnya.
Yezi mengatupkan gigi dan menutup matanya.
Namun tusukan menyakitkan yang diantisipasi tak kunjung datang.
“Dentang!”
Sebuah pedang besar bersiluet aneh melintang di hadapannya, menahan cakar lawan dengan kokoh - bilah selebar panel pintu dan simbol matahari keemasan di badan pedangnya, mustahil terlupakan sekali dilihat.
「Pembawa Abu」.
“Lawanmu di sini, monster!” Abu menggedor cakar Pembasmi Iblis, lalu berdiri tegak di depan Yezi.
“A-Abu?” Yezi membelalakkan matanya, “Bukannya kau ikut Yang Mulia Tili kembali ke Kota Tanpa Musim Dingin? Aku melihat Kapal Burung Camar dengan mata kepalaku sendiri——”
"Ah, seharusnya begitu," Abu tidak menoleh ke belakang, "Tapi menurutku kobaran api ini terlalu mencurigakan, jadi aku mengajukan permohonan untuk tetap tinggal. Bagaimanapun, jika terjadi krisis, aku bisa membantu, bukan?"
Rupanya begitu, peringatan sebelumnya juga berasal darinya!
"Jadi, inikah Pembasmi Iblis yang pernah kalian hadapi?"
"Ya, tapi kau harus sangat hati-hati! Ini jauh lebih kuat dari Iblis tingkat tinggi yang dulu!"
"Kulihat itu," Abu menyilangkan pedang besarnya di depan dada, "Tenang, mungkin tak bisa menang, tapi kita hanya perlu bertahan sampai pasukan bantuan datang."
Iblis melirik ke arah perkemahan, lalu menatap dingin kedua orang itu, "Orang Luar Biasa...kah?"
Meski pengucapannya kaku, itu jelas bahasa yang dimengerti manusia - ini bahkan lebih tak terbayangkan daripada membasmi iblis itu sendiri!
Dalam Perang Makna Ilahi yang berlangsung ratusan tahun, belum pernah ada Iblis yang berkomunikasi dengan penyihir perempuan!
"Kau...bisa bicara bahasa kita?" Yezi tak kuasa bertanya.
"Belajar adalah dasar evolusi. Hanya kalian yang masih terkejut akan hal ini." Iblis tingkat tinggi membuka kedua tangannya, "Ratusan tahun bisa mengubah segalanya, tapi kalian masih hidup seperti di masa lalu - Iblis, Orang Luar Biasa, sebutan yang tak berubah, sungguh...memprihatinkan."
"Apa katamu?!" suara Abu menggelegar.
Jawabannya adalah semburan angin kencang!
Abu malah maju, mengayunkan pedang besarnya ke arah lawan dengan kuat. Pusaran energi yang terbentuk dari energi sihir langsung tercerai-berai di hadapan Batu Hukuman Dewa, namun sang Iblis telah menghilang.
