"Hmm... Terlihat seperti batang bambu tebal," Nightingale mendekat, "Namanya apa?"
"RPG--" Sudut mulut Roland naik, "--leluhurnya."
"R-P-G..." Nightingale mengulangi dengan susah payah, "Nama yang aneh. Ini kode nama seseorang? Untuk mengenang leluhur yang menemukan senjata ini?"
Roland menggelengkan kepala sambil tersenyum, "Di dunia mimpi ia punya banyak nama dan bentuk tak terhitung, tapi sebutan yang paling populer tetap ini. Karena terlalu digemari, bahkan muncul sekelompok penganut yang menjadikannya kepercayaan, perlahan berevolusi menjadi agama - Sekte Dewa RPG Pan."
“Seperti senjata legenda Pedang Penyelamat dan Penghancur Dunia?” Nightingale langsung menunjukkan ketertarikan, “Apakah itu sehebat itu?”
Pedang Penyelamat dan Penghancur Dunia yang disebutkan merupakan relik suci yang dijelaskan dalam biografi epik warisan penyihir kuno, dimana sebelum Perang Makna Ilahi pertama pernah ada organisasi fanatik yang berusaha menemukannya. Meski hanya cerita, keduanya memiliki kemiripan tertentu.
“Jika sudah mencapai level RPG dan pan-RPG, memang bisa dianggap demikian,” mengingat bahkan pantat menyemburkan api termasuk dalam ranah ini, menjaga perdamaian dunia jelas menjadi kontribusinya, “Tapi nenek moyangnya jauh lebih sederhana.”
“Tapi kamu tidak bisa langsung melompat ke level RPG atau pan-RPG, jadi harus mulai dari nenek moyang RPG dulu lalu perlahan melakukan penyesuaian, benar?” Nightingale menunjukkan ekspresi penuh pencerahan.
“Benar sepenuhnya.” Roland merasa sangat lega, setelah bertahun-tahun pembiasaan, akhirnya ada yang bisa mengimbangi ritmenya, “Kemampuan pemahamanmu juga cukup baik.”
“Tentu saja, perkembangan hal-hal selalu bertahap, bukan?” Nightingale dengan puas melempar sepotong ikan kering ke mulutnya, “Seperti istilah pita hitam dan nyonya yang kadang kamu sebutkan... Bukankah itu bentuk evolusi dari pesawat luncur dan kapal batu? Setelah lama bersamamu, aku belajar banyak.”
“Ehm...” Roland batuk dua kali, “Lebih baik lupakan saja hal-hal itu.”
Baik itu Pertempuran Penghancuran Pos Penjagaan Lereng Utara maupun Serangan Mendadak Kapal Nomor Satu, keduanya memiliki masalah yang sama: prajurit biasa sulit memberikan ancaman yang cukup besar terhadap iblis tingkat tinggi secara frontal. Meskipun intelijen Persatuan menunjukkan bahwa kemampuan iblis tingkat tinggi tidak terbatas pada satu jenis dan variasinya beragam tanpa pola yang jelas, namun sejauh ini penggunaan tameng yang dibuat dari energi sihir untuk menahan kerusakan tampaknya telah menjadi kemampuan bawaan mereka.
Mungkin ini hanya kebetulan, atau bisa jadi ini merupakan solusi optimal yang didapat musuh melalui pertarungan panjang, sementara iblis yang tidak memiliki kemampuan ini telah berubah menjadi abu. Bagaimanapun, bersiap menghadapi skenario terburuk selalu tepat.
Tameng semacam ini mirip dengan kemampuan Sha Wei, namun hanya bisa melindungi permukaan tubuh dan daya tahannya terbatas. Jika target diam di tempat dan menjadi sasaran tembak satu kelas dengan serangan simultan dari berbagai titik, mungkin hanya bisa bertahan beberapa detik saja.
Masalahnya adalah musuh bukanlah sasaran tembak yang diam.
Misalkan Pasukan Infanteri Angkatan Darat Pertama melakukan serangan pertama terhadap iblis tingkat tinggi, target paling-paling akan bereaksi setelah terkena satu atau dua tembakan. Setelah itu, apakah mereka akan bersembunyi, menghindar, atau mencari kesempatan untuk membalas serangan - semua ini merugikan pihak penyerang.
Yang awalnya bertanggung jawab mengisi bagian ini adalah Penyihir Hukuman Dewa. Mereka diciptakan khusus untuk menekan Iblis tingkat tinggi, tidak hanya memiliki kekuatan setara Orang Luar Biasa, tetapi juga mampu mematikan kemampuan lawan, benar-benar penuh perlawanan. Namun hingga kini, Iblis tingkat tinggi yang seharusnya menjadi komandan pasukan utama telah berkali-kali muncul di garis depan pertempuran. Jika tren ini berlanjut, lebih dari tiga ratus Penyihir Hukuman Dewa mulai terasa kurang memadai.
Dia membutuhkan senjata yang bisa secara efektif meningkatkan daya tembak individual.
RPG terlihat menjanjikan, tapi nama "peluru howitzer berbantuan roket" menentukan bahwa Kota Tanpa Musim Dingin sulit memproduksi massal senjata legendaris ini dalam waktu singkat - bahkan mesin roket paling sederhana pun merupakan sistem tenaga yang mencakup bahan bakar dan ruang bakar, kandungan teknologinya tidak rendah. Jika masih harus mengandalkan Anna untuk membuat dan menyesuaikannya, maka tujuan awalnya akan hilang.
Karena itu, bagian bantuan roket dihilangkan, cukup menyisakan howitzer.
Inilah nenek moyang RPG - peluru howitzer individu tanpa recoil.
Karya paling terkenal dalam sejarah adalah Iron Fist.
Meski banyak orang menyebut senjata jenis ini sebagai "peluncur roket", faktanya mereka adalah cabang senjata berbeda. Perbedaan utama: peluncur roket menembakkan proyektil roket dengan sumber daya sendiri, tetap bisa meluncur tanpa tabung, misalnya 107 rocket launcher legendaris yang bisa dinyalakan dengan baterai di atas gundukan tanah, akurasinya cukup baik.
Sedangkan Iron Fist dan RPG adalah jenis meriam tanpa recoil yang membutuhkan tabung untuk menciptakan gaya dorong balik. Jika dinyalakan di tanah lapang, mereka hanya akan berputar di tempat, bahkan tidak bisa terbang sejauh satu meter. Khususnya RPG, roket di ekor hulu ledak utamanya berfungsi meningkatkan jangkauan dan akurasi, sedangkan tenaga pendorong saat penembakan tetap berasal dari bahan peledak.
Dibandingkan dengan generasi penerus yang terus berevolusi, keunggulan utama Iron Fist terletak pada kesederhanaannya: tabung berbentuk silinder lurus, hulu ledak dari kulit besi tipis yang dipres, dengan bahan peledak bubuk mesiu hitam - sangat cocok untuk produksi skala besar.
Tentu saja Roland tidak berniat menjiplak Iron Fist mentah-mentah, karena kesederhanaan berlebihan justru menjadi kelemahan terbesarnya: jangkauan pendek, akurasi buruk, daya rusak kecil, dan sebagainya. Sebagai pengkaji sejarah, dia paham betul bahwa modifikasi kecil bisa meningkatkan performa senjata secara signifikan.
Misalnya dengan menambahkan nozzle Laval berbentuk labu di ekor laras, gas buang bisa dipercepat dari subsonik ke supersonik, sehingga meningkatkan momentum reaksi dan memperpanjang jangkauan proyektil.
Memasang gagang pegangan, bidikan, dan sarung kayu pada tubuh tabung akan meningkatkan kenyamanan penggunaan dan ketepatan tembakan.
Pada bodi proyektil bisa ditambahkan sirip ekor dari baja lunak yang terbuka otomatis saat meluncur, berputar bersama proyektil untuk meningkatkan stabilitas.
Selain itu, dengan mempres bagian depan hulu ledak menjadi kerucut terbalik berongga, energi ledakan akan terkonsentrasi ke depan membentuk efek penetrasi zirah terkonsentrasi, yang secara drastis meningkatkan daya hancurnya terhadap tameng energi sihir.
Dan semua metode peningkatan ini berada dalam batas kemampuan teknologi industri Kota Tanpa Musim Dingin.
Roland menutup gambar teknik lalu berjalan ke jendela.
Memang, bahkan setelah Angkatan Darat Pertama mempersenjatai diri dengan banyak peluru howitzer perorangan, tetap tidak mungkin sepenuhnya menetralisir keunggulan iblis tingkat tinggi. Tapi setidaknya prajurit biasa kini memiliki modal untuk menyaingi lawan - meskipun kemampuan manuver musuh sangat superior, peluru howitzer penetrasi zirah yang ditembakkan dari blind spot sudut pandang tetap memfatalkan. Cukup satu tembakan tepat sasaran untuk mengubah akhir cerita sepenuhnya.
Ini juga berarti bahwa dengan sedikit latihan, orang biasa mana pun bisa memiliki taktik untuk membunuh iblis tingkat tinggi. Selain itu, unit berlapis baja seperti "laba-laba iblis" atau kerangka raksasa tidak lagi membuat pasukan infanteri tak berdaya. Semua pengeluaran ini hanya membutuhkan segenggam bubuk mesiu dan setengah batang baja.
Bukankah ini transaksi yang sangat menguntungkan?
