"Halo, tepat sekali kamu menelepon. Aku juga sedang ingin mencarimu," suara Garcia sudah terdengar di seberang sana sebelum Roland sempat membuka mulut.
"Uh... Ada apa?"
"Lebih baik bicara langsung di kamarku. Lagian kamu juga baru bangun, kan?"
Roland bisa merasakan aura merendahkan dari balik receiver, seolah-olah bermalas-malasan di ranjang adalah kejahatan tak terampuni bagi ahli bela diri.
"Baiklah..." Setelah berpikir sejenak, ia memutuskan untuk menyelidiki sikap Garcia di kamar 0827 dulu. Jika mood Garcia buruk, masih bisa menunda pembicaraan.
Setelah mematikan telepon, Roland menyuruh tiga penyihir perempuan menunggu di ruang tamu, lalu sendirian menuju pintu 0827.
"Pintu tidak dikunci, masuklah." Garcia jelas-jelas mendengar langkah kakinya.
Roland membuka pintu dan melihat Garcia berbaju santai musim panas dengan dua cangkir kaca di tangan, berdiri di depan kulkas. Rambut abu-abu panjangnya yang masih basah menjuntai di bahu, butiran keringat kecil di ujung hidung, ditambah sandal jepit kartun di kakinya - sama sekali tidak mirip ahli bela diri disiplin, lebih seperti mahasiswa biasa yang menikmati liburan musim panas. "Mau minum apa? Air putih, teh, Coca-Cola... semuanya ada yang dingin."
Roland berpikir, usia sebenarnya Garcia memang tidak jauh berbeda dengannya, paling hanya selisih 2-3 tahun. Andai saja dirinya tidak di-setting dunia mimpi menjadi penjaga properti di gedung bergaya tube yang putus sekolah dan kehilangan pekerjaan di bar, mungkin sekarang masih akan bersekolah.
"Coca-Cola saja," jawab Roland sambil lalu. "Baru selesai olahraga pagi?"
“Kau pikir semua orang semalas dirimu?”
Dia sedikit terhenti, meski sudah begitu tak berjaga-jaga, cara bicaranya masih sama seperti saat pertama kali berkenalan, seolah tak bisa lepas dari sarkasme. Sungguh ajaib bisa bertahan hidup sampai sekarang.
Tapi setelah sekian lama berinteraksi, setidaknya Roland yakin satu hal: suasana hati lawan bicaranya saat ini tidak buruk... bahkan bisa dibilang cukup baik.
Apa ini ada hubungan dengan hal yang ingin dia sampaikan?
"Ini, es teh hijau." Garcia meletakkan minuman di hadapannya.
"Yang kuminta tadi cola..." Roland mengangkat alis.
"Kau tidak olahraga pagi, jadi kurangi minuman tinggi gula." Dia berkata dengan wajah serius seolah menahan senyum, "Evolusi kekuatan alam tidak terkait ukuran tubuh. Bahkan orang yang tampak kurus bisa meledakkan kekuatan dahsyat. Ini juga berarti itu tak bisa membentuk ulang posturmu. Kalau mau tampil di turnamen Wushu nanti, lebih baik jaga proporsi. Ahli bela diri berpostur proporsional selalu lebih populis daripada yang obesitas."
Kalau begitu, ngapain dimasukkan sebagai opsi?! Roland melirik kesal, "Terus? Kau memanggilku ke sini bukan cuma bahasan postur tubuh kan? Dan sudah kukatakan, baik itu bintang Wushu maupun turnamen, sama sekali tak menarik bagiku. Tugas menghapus kejahatan dan menjaga dunia ini cukup kubawa di punggung, tak perlu reputasi. Biarkan aku jadi Penjaga tanpa nama."
Kalau sampai terkenal, bakal dikenali di mana-mana. Gimana mau merampok rumah orang?
"Tak terbayangkan..." Suara Garcia tiba-tiba menjadi lebih rendah. Ia menatap Roland perlahan, "Aku mengira ini hal yang paling tidak mungkin kau ucapkan - Tentu saja, guru pernah mengajariku untuk tidak melihat perkataan tapi tindakan seseorang. Jika bukan karena tahu apa yang telah kau lakukan, kukira aku hanya akan menganggap ucapan ini sebagai karangan cerita tanpa malu. Tapi... justru ini benar adanya."
Roland tentu mengerti maksud perkataannya.
Sejak merasakan manisnya merampok Makhluk Jatuh, dia bersama penyihir Takira mulai membersihkan makhluk rendah yang bersembunyi di kota.
Siang hari Falti dan kawan-kawan bertugas mencari dan memposisikan target. Malam hari Roland bersama penyihir tempur yang menyelesaikan lawan. Selain memanen kekuatan alam mutasi, mereka sering mendapatkan pendapatan tambahan. Untuk menghindari perhatian, dia hanya mengambil sebagian uang tunai atau harta yang tidak bisa dikonfirmasi pemiliknya, sambil sesekali menyerahkan sebagian kekuatan alam ke Asosiasi Ahli Bela Diri.
Bagaimanapun asosiasi juga memantau gerak-gerik Makhluk Jatuh. Jika mereka menemukan banyak kematian makhluk itu tanpa alasan jelas sementara kekuatan alam menghilang, pasti akan memicu Guncangan. Jika sampai menyangkut padanya akan merepotkan. Karena itu lebih baik menyerahkan target yang sudah jelas terendus sebagai bentuk antisipasi.
“Selain itu, permintaan buronan dan korosi yang diterbitkan asosiasi juga paling aktif dia terima. Menurut Garcia, dia adalah pemula yang paling banyak bertarung dengan Makhluk Jatuh, bahkan melebihi banyak anggota resmi. Intelijen juga menunjukkan pihak Makhluk Jatuh sudah menyadari munculnya musuh kuat, sedang berusaha mencari tahu identitas dan keberadaannya.”
“Dengan kata lain, dia telah melemparkan kerikil yang cukup besar untuk menciptakan gelombang di kalangan petinggi Kota Prisma dan kelompok Makhluk Jatuh, tapi sama sekali tidak terkenal di kalangan ahli bela diri biasa dan orang banyak. Jika bukan karena Garcia adalah penuntun wilayah ini, dan setiap kali Roland ingin menyerahkan kekuatan alam harus menghubunginya, dia pun tidak akan tahu semua yang telah dilakukannya.”
“Hmm… Ini hanya tugas saya,” Roland membersihkan tenggorokannya, “bukankah ini tanggung jawab ahli bela diri?”
“Benar,” Garcia tersenyum langka. Dia mengeluarkan selembar kertas dari bawah meja teh dan menyodorkannya, “Selamat, kamu sekarang telah menjadi anggota resmi Asosiasi Ahli Bela Diri. Ini kontrak baru yang tiba hari ini, cukup tanda tangan untuk berlaku efektif.”
“Saya ingat menyelesaikan satu kasus korosi saja sudah bisa jadi anggota resmi, tapi sampai sekarang tugas yang saya selesaikan setidaknya sudah delapan hingga sepuluh. Efisiensi administratif Kota Prisma benar-benar payah.” Roland menyeringai sambil menandatangani kontrak.
“Karena… Asosiasi Ahli Bela Diri adalah organisasi internasional.”
“Jadi sekarang saya sama sepertimu?”
“Tidak,” Garcia menggelengkan kepala, mendorong sebuah buku catatan kecil lainnya ke depan, “Secara akurat, ini berada di atasku.”
Roland membuka buku catatan itu dengan penasaran, tak bisa menahan diri untuk tertegun sejenak, “Ini adalah——”
“Lisensi Perburuan.” Dia menyembunyikan senyumannya, berbicara kata demi kata, “Ini hanya diberikan kepada mereka yang memiliki bakat luar biasa dalam pertempuran dan bertekad melawan kejahatan. Tidak lebih dari sepuluh ahli bela diri di kota ini yang memilikinya, sementara lisensi yang dikeluarkan Kota Prisma hanya sekitar seratus. Mengenai tujuan penggunaan dan hal-hal yang perlu diperhatikan, semuanya tertulis di bagian akhir buku ini——Ingat, dia bukan hanya kepercayaan asosiasi padamu, tetapi juga mewakili tanggung jawab yang lebih besar. Kuharap kau bisa bertahan di jalan ini sampai umat manusia meraih kemenangan akhir.”
Jadi... apakah ini hal yang membuatnya senang?
Direkrut oleh anggota baru yang melebihi dirinya sendiri, kebanyakan orang mungkin akan merasa kecewa, atau mengalami kecemburuan, ketidakpuasan... Tapi sama sekali tidak terlihat emosi negatif tersebut di mata Garcia——Dia merasa bahagia dari lubuk hati, seolah dialah yang mendapatkan kehormatan ini.
Ini membuat Roland merasa sedikit khawatir.
Saat ini pandangan Garcia terhadapnya berada di titik tertinggi, tapi justru karena itu tekanan harapannya semakin besar. Dia tahu permukaan Garcia dingin, tapi hati nuraninya penuh prinsip keadilan, jika tidak dia tidak akan membantu penduduk gedung bergaya tube melawan penggusuran paksa Grup Sanye. Begitu memikirkan kesalahpahaman yang mungkin terjadi kemudian, kepalanya langsung pusing.
“Ngomong-ngomong, sebelumnya kamu menelpon saya untuk urusan apa?” Garcia menyeruput tehnya dengan santai, “Semua yang perlu kusampaikan sudah selesai. Jangan-jangan kamu menghubungiku karena sudah meramalkan ini sebelumnya?”
“Hmm... memang ada beberapa hal,” Roland menjawab dengan terpaksa, “Bisakah kamu datang ke kamarku sebentar?”
Garcia memandanginya dengan bingung, “Sebenarnya tidak masalah, tapi tidak bisa dibicarakan di sini?”
“Kamu akan tahu setelah datang.”
“Baiklah.”
Roland menarik napas dalam-dalam lalu mengajak lawan bicaranya kembali ke kamar 0825.
Saat memasuki ruang tamu, tiga penyihir perempuan segera mengarahkan tatapan berkilau mereka padanya.
Bersamaan dengan itu, ia merasakan hawa dingin yang tak terucapkan menyelimuti punggungnya——
“Kamu... kamu benar-benar mengambil langkah ini!” Garcia tertegun tak berkutik di depan pintu, “Astaga... Mereka masih anak-anak! Aku... aku akan melapor polisi!”
