"Maggie!" Abu berteriak kencang, sekaligus menghalangi semua orang di belakangnya.
Yang menjawabnya adalah rentetan batuk penuh kesakitan.
Meski kondisi yang terakhir terdengar sangat buruk, setidaknya dia masih hidup untuk saat ini.
"Reaksimu cepat, Orang Luar Biasa." Iblis itu menunjukkan ekspresi penyesalan khas manusia, "Seandainya bukan karena tusukan pedangmu, dia seharusnya mati tanpa rasa sakit. Tapi tindakanmu ini, selain memperpanjang siksaan yang dialaminya, sama sekali tak berarti."
Memilih Maggie sebagai target pertama mungkin bukan kebetulan - melihat tatapan lawan, Andrea tiba-tiba menyadari, ini mungkin merupakan serangan yang telah direncanakan matang. Dalam pertarungan tunggal, peran Maggie sangat terbatas, namun sebagai satu-satunya penyihir yang bisa membawa semua orang keluar dari situasi terjebak, begitu dieliminasi terlebih dahulu, yang lain akan kehilangan jalan mundur.
Dia menggigit bibirnya, melirik ke belakang diam-diam. Tombak tulang itu tertancap tepat di bahu Maggie, darah segar yang merembes mengotori pakaiannya dengan warna merah yang luas. Mungkin paru-parunya terluka, napas Maggie terlihat sangat lemah, percikan darah sesekali keluar dari sudut mulutnya. Seandainya Abu tidak mengangkat senjatanya, mungkin tombak itu sudah menembus jantung penyihir tersebut.
Tapi dengan luka parah sejauh ini, meski belum mati, mustahil baginya untuk tetap mengendalikan kemampuannya dan mempertahankan Bahtera Energi Sihir secara stabil.
Tapi bagaimana lawan bisa tahu kemampuan Maggie?
"Kau adalah 'mata' umat manusia, benar? Jika bukan karena dirimu, kami tidak akan terdesak sampai sejauh ini oleh Huo Yu." Kata-kata Pembasmi Iblis berikutnya menghancurkan sisa harapan terakhirnya - Ia pertama menunjuk Sylvie, lalu beralih ke Andrea, "Dan kau pasti sang Pemanah Dewa itu. Kemampuan yang mengkhawatirkan, mungkin 400 tahun lalu tidak berarti, tapi sekarang bisa lebih rumit dari yang melampaui batas biasa. Untungnya kalian akhirnya berkumpul bersama."
Setelah berkata demikian, ia mengulurkan tangan kanan dan menekan dadanya, "Izinkan saya memperkenalkan diri - Saya Ersruk, Komandan Pasukan Ekspedisi kali ini, sekaligus pengubur kalian."
Tak diragukan lagi, ini adalah jebakan yang telah lama direncanakan.
Ekspresi wajah Andrea semakin tidak bagus.
Sejak kapan Pembasmi Iblis disamakan dengan gelombang getaran magis yang dahsyat?
Benar... Sejak lawan ini berputar ke utara Hutan Persembunyian, menyerang Yezi setelah menempuh belasan li, ciri khasnya yang mencolok telah tertanam kuat di hati kami semua.
Faktanya bisa ditelusuri lebih jauh lagi.
Saat Hill pertama kali bertemu Pembasmi Iblis, ia menggambarkan merasakan energi magis perkasa yang nyaris berwujud. Jika sudah sekuat itu, bukankah wajar jika bisa tertangkap oleh Mata Iblis di luar jarak observasi?
Dalam pertarungan panjang yang terjadi kemudian, pihak lawan terus memperkuat kesan ini, dengan sengaja membuka keberadaan mereka di bawah pengawasan Sylvie, membuat kami semua yakin pada hasilnya.
Tapi semua ini hanyalah ilusi yang diciptakan oleh Sang Pembasmi Iblis.
Ia menggunakan dirinya sendiri sebagai umpan, memusatkan seluruh perhatian orang di panggung utama.
——Apakah sejak awal, mereka sudah mempersiapkan untuk hari ini?
Tapi penjelasan ini sama sekali tak masuk akal! Meskipun musuh menyadari keberadaan Sylvie dan diriku melalui Pertempuran Lereng Utara, dan memutuskan untuk menghabisi kami, untuk memasang perangkap ini, iblis tingkat tinggi yang menyebut diri Ersruk ini benar-benar kehilangan Takira dan mengubur ribuan iblis di dataran subur! Jika dikatakan mereka kejam dan tak peduli nyawa bawahan, bagaimana dengan reruntuhan Kota Suci? Tanpa jalur bijih batu suci, mereka tak bisa membangun obelisk - ini berarti selama 400 tahun ke depan, iblis akan benar-benar kehilangan kesempatan untuk menguasai dataran subur. Jika ini disebut sebagai harga yang harus dibayar, itu terlalu mahal!
Apakah kami layak diperlakukan seperti ini oleh musuh?
Andrea merasa pikirannya kacau, tak menemukan petunjuk, sementara Sylvie justru mengajukan pertanyaan kunci ini.
"...Mengapa? Bukankah Takira seharusnya jauh lebih penting dari kami?!"
Sang Pembasmi Iblis tak langsung bertarung seperti dugaan, melainkan menggelengkan kepala perlahan. "Aku tak bisa memberitahumu."
"Bahkan jika aku ingin tahu jawabannya sebelum mati pun tidak boleh?"
“Tapi kalian belum mati.” Nada suara Ersruk menyiratkan ejekan samar, “Bahkan ketika terperangkap dalam sangkar, kalian tetap tidak menyerah, bukan?”
Apa yang sedang ditunggunya?
Apakah menunggu Batu Ajaib lempar pulih sepenuhnya...
Tapi lengannya tidak menunjukkan tanda-tanda layu.
Bagaimanapun, ini adalah kesempatan—Andrea menelan ludah. Dari hasil pertarungan sebelumnya, abu paling-paling hanya bisa menahan Pembasmi Iblis sementara, sementara energi sihirnya sendiri hampir habis. Digabungkan pun tidak bisa meningkatkan persentase kemenangan di atas lima puluh persen. Apalagi Sylvie, Camira, dan Maggie—mereka justru akan menurunkan peluang itu.
Satu-satunya celah ada pada Petir.
Fakta bahwa dia belum muncul sampai sekarang berarti telah menyadari penyimpangan. Jika bisa memandu Burung Camar Nomor Satu datang membantu, mereka punya kemungkinan membalikkan kekalahan!
Daripada memaksakan serangan sekarang, lebih baik mengulur waktu dengan mengajukan lebih banyak pertanyaan!
Sebenarnya sudah banyak kebingungan yang ingin ditanyakan di kepalanya.
Memikirkan ini, Andrea menatap Pembasmi Iblis dan berkata dengan suara rendah, “Aku tidak mengerti... Sekalipun kita terpikat oleh ilusi, mustahil melewatkan musuh yang mondar-mandir di sekitarnya. Sebelum menembak, kami sudah memeriksa sekitar—tempat ini berjarak delapan sembilan kilometer dari Takira, tidak mungkin dicapai dalam waktu singkat. Di mana kau bersembunyi sebenarnya?”
“Dalam setengah tahun ini, kami menggali banyak lorong bawah tanah, tapi bukan di garis depan, melainkan di belakang Takira.” Ersruk menjawab dengan tenang, “Pintu masuk lorong terletak di tambang batu suci yang sulit dideteksi, sementara cabang-cabangnya terkubur sangat dalam, wajar kalian terlewat.” Ia menengadah ke langit, “Manusia terus memantau area ini, benar? Apalagi sepanjang perjalanan kalian tetap waspada, setiap gesekan angin di rumput terpantau jelas. Justru ilusi keamanan inilah yang membuat kalian masuk perangkap tanpa sadar.”
Ada lorong di sekitar sini? Andrea merasakan kecemasan samar, “Bahkan jika kau bersembunyi di bawah tanah, itu hanya menyembunyikan diri saja. Mencari kami di area seluas ini pasti tidak mudah, apalagi kami sudah berkali-kali pindah posisi belakangan ini. Bagaimana kau bisa menemukan kami?”
“Bukan aku yang melihat kalian, tapi kalian yang melihatku.” Pembasmi Iblis tiba-tiba menunjukkan senyum mengerikan, “Ngomong-ngomong, yang melihatku sebelumnya bukan cuma satu orang... Ke mana anak kecil yang bisa terbang itu? Jika kalian punya rencana cadangan, seharusnya sudah sampai sekarang ini.”
Andrea merasa seperti terjun ke jurang es pada ketikan itu.
「Melihatnya berarti juga terlihat olehnya」——Inilah ciri khas Mata Iblis waspada. Apakah yang kubunuh tadi adalah iblis bermata seribu? Tapi tubuhnya seharusnya jauh lebih besar dari Pembasmi Iblis. Atau jangan-jangan Ersruk menggunakan metode tertentu untuk memberi kemampuan sebagian Mata Iblis pada iblis terbang itu?
"Tapi semua ini tak lagi penting," Dia kini sudah sepenuhnya mengerti, asal muasal perasaan cemas sebelumnya.
Jika ada lorong bawah tanah rahasia, bagaimana mungkin hanya Pembasmi Iblis yang bersembunyi di sana?
Musuh sengaja tidak bertarung karena sedang menunggu pasukan bantuan - mereka ingin membasmi sekaligus!
Tiba-tiba, beberapa peluru howitzer menderu keluar dari hutan, meluncur ke sisi Ersruk!
Yang kedua langsung terbang, menghindari serangan mendadak dengan mudah. Peluru terus melesat masuk ke hutan, menerbangkan suara ledakan dahsyat.
Sebelum gelombang Qi panas mereda, tembakan padat menyusul, menyelimuti posisi Pembasmi Iblis.
Ersruk terpaksa meraih ketinggian lagi, sementara kilauan biru menyelimuti tubuhnya.
"Penyihir Hukuman Dewa datang!" seru Hill dengan gembira.
"Kalian baik-baik saja?" Zoey berlari keluar dari bayangan pohon, menghadang di antara musuh dan tim penghadangan. Tujuh Penyihir Hukuman Dewa lainnya mengikuti, melindungi mereka.
"Cepat pergi, kita harus meninggalkan sini--" Tapi hati Andrea sudah di puncak kecemasan. Tanpa penjelasan, ia berteriak pada yang lain.
Saat itu juga, Ersruk mengangkat kepalan tangan.
Dari kejauhan terdengar dua dentuman "bruk", "bruk".
Ekspresi wajah Hill langsung berubah. Tak ada yang lebih tahu arti suara itu selain dia, "Sangat hati-hati, laba-laba iblis!"
Dua pilar batu hitam legam dalam sekejap telah terbang hingga di atas kepala yang lain. Disertai dentuman meredam yang menggelegar, jarum-jarum panjang yang rapat berhamburan ke titik penyergapan.
Andrea mengkonsentrasikan sisa energi sihir terakhirnya, memacu udara di depannya hingga batas maksimal, lalu mendorongnya dengan keras ke langit—
Tapi tidak terjadi apa-apa. Seberkas cahaya hitam menyapu, menghancurkan energi sihir yang hampir terlepas menjadi berkeping-keping.
Sang Pembasmi Iblis telah meluncurkan wilayah anti-sihir!
Eliana yang berada paling dekat dengannya melompat sambil memeluknya, menerjang ke arah pohon besar di samping.
Semua terjadi dalam sekejap napas.
Andrea merasa dirinya seolah terbang, seluruh dunia berputar-putar. Saat mendarat, baru ia menyadari kedua kakinya telah kehilangan sensasi.
