Tili menangis tersedu-sedu hampir satu jam sebelum akhirnya mereda. Saat Roland membaringkannya di sofa, barulah tersadar bahwa dia sudah terlelap. Saat memisahkan diri, air mata dan ingus yang bercampur membentuk benang-benang halus antara pipi dan pakaiannya.
Penampilan "tanpa kewibawaan" seperti ini tentu tak pantas dilihat penyihir perempuan Sihir Tertidur. Setelah berpikir, Roland akhirnya memanggil Anna untuk bersama-sama menggotong Tili ke kamar tidur besar di lantai tiga kastil.
Setelah membersihkan pipinya, napas Tili kembali teratur meski tetap tak ada tanda-tanda bangun. Ini membuktikan betapa lelahnya dia. Menumpulkan diri dengan pekerjaan yang sibuk—metode terapi shock seperti ini memang banyak dilakukan. Yang dikhawatirkan, sejak menerima kabar pengorbanan Abu-abu, mungkin tak ada sekejappun dia beristirahat dengan baik.
"Malam ini temani dia tidur," Roland menghela napas. "Saat seperti ini paling berbahaya jika dibiarkan sendirian. Yang bisa menjaganya sekarang hanyalah kamu."
“Tenang saja, perasaan hatinya juga bisa kurasakan sebagian, aku tahu harus bagaimana.” Anna mengangguk perlahan, “Lalu bagaimana denganmu?”
“Aku akan tidur di Third Border City, lagipula beberapa hari terakhir aku di sana, tinggal lebih lama pun tak apa.” Roland menjawab, “Dan kabar kemenangan Operasi Obor juga harus segera diberitahukan pada mereka - kurasa para penyihir kuno itu sudah menunggu hari ini sangat lama.”
“Hmm.” Anna mendekat dan mencium pipinya, “Meski agak tak ingin melepasmu pergi, tapi urusan ini memang lebih penting...”
“Maaf, jarang-jarang kamu pulang dari garis depan.”
“Jangan bicara konyol, Yang Mulia Kaisar, masih ada banyak waktu di masa depan.”
Saat Roland sampai di pintu, Anna kembali memanggilnya.
“Oh ya, jangan lupa ajak Nightingale,” katanya dengan serius, “Satu-satunya yang tak boleh mengalami masalah di kota ini adalah dirimu.”
Memandangi tatapan jernihnya, Roland mengiyakan sebelum menutup pintu kamar.
……
Baru saja memasuki Third Border City dengan iringan pasukan pengawal, Pasha langsung muncul di hadapannya.
「Yang Mulia, ada kabar baru dari garis depan? Bagaimana situasinya?」
Dari gerakan tentakel halus yang terus bergoyang di tubuhnya, terlihat jelas kegelisahan dan gejolak dalam hatinya saat ini.
Roland pun tak berencana menggantungkan cerita, langsung menjawab tegas, “Kita meraih kemenangan mutlak - Iblis di dataran telah dibersihkan, Pembasmi Iblis pun tak berhasil kabur. Kini Takira sudah berada di bawah kendali Angkatan Darat Pertama.”
Tentakel Pasha berhenti bergerak seketika.
Setelah diam sekitar beberapa detik, barulah dia berkata dengan gejolak semangat,「Apakah ini benar? Yang Mulia Kaisar, mohon maafkan ketidaksopanan saya... Saya tidak meragukan Yang Mulia, hanya benar-benar bingung harus berkata apa——Bisakah Yang Mulia memberi tahu detail lebih lanjut?」
Setelah melalui latihan lebih dari 400 tahun, sudah jarang hal yang bisa membuat emosi penyihir perempuan tingkat tinggi ini berubah sedrastis ini. Ini pertama kalinya Roland melihat Pasha kehilangan muka, "Tentu. Tapi——"
「Terima kasih Yang Mulia, saya akan segera memberitahu kabar baik ini kepada kami semua!」Namun sebelum Roland menyelesaikan kalimatnya, Pasha sudah menghilang dari ujung lubang gua dengan cepat.
Roland tertegun sejenak, akhirnya hanya bisa menggelengkan kepala dengan pasrah.
Ketika dia memasuki aula besar bawah tanah, tidak hanya Pasha, Elxia dan Selene——semua Penyihir Hukuman Dewa yang tersisa telah berkumpul di pusat aula, membentuk formasi horizontal kencang, menantikan dengan wajah penuh harap agar Roland mulai berbicara.
Hal ini justru membuat Roland kesulitan melengkapi kalimat yang tertahan tadi.
"Biarkan mengalir saja," Nightingale berbisik memberi peringatan, "Atau nanti beri tahu mereka melalui komunikasi kesadaran berdua saja dengan Pasha."
Hanya bisa begitu. Roland mengangguk, melangkah maju satu langkah, mulai menceritakan garis besar pertempuran terakhir dan hasilnya——meski laporan statistik detail belum selesai, penuturan Yezi juga banyak yang terlewat, namun data dan untung-rugi itu tidak penting bagi mereka.
Bagi para penyintas yang telah menanti lebih dari empat abad ini, kemenanganlah hal paling penting.
Begitu dia selesai menyampaikan sedikit informasi yang ada, kerumunan itu langsung mendidih.
「Sorak-sorai tak henti terdengar, banyak penyihir perempuan menangis tersedu-sedu, namun baik tangisan maupun tawa, semua mengungkapkan emosi yang sama.」
Sebuah kegembiraan yang baru bisa melepaskan diri dari ikatan setelah tertidur lama selama ratusan tahun.
「Mohon maafkan sikap tak sopan dan penghinaan yang pernah saya lakukan,」Elxia mendekat di hadapannya dengan menundukkan tentakel utama dalam-dalam,「Mulai hari ini, front persatuan sudah tak layak untuk terus ada. Yang Mulia adalah satu-satunya penguasa Takira sekaligus keinginan kami.」
Pasha dan Selene tidak menyela, jelas menyetujui penjelasannya.
Ini juga berarti Takira akan menjadi bagian tak terpisahkan dari Kerajaan Greycastle ke depannya.
Roland mengangguk tanda menerima, baru kemudian Elxia mengangkat kembali tentakel utamanya.
「Ada satu hal lagi yang harus saya sampaikan,」ia memusatkan perhatian, menyampaikan kabar tentang Eliana kepada trio tersebut.
「Benarkah... Ternyata dia.」Pasha berkata perlahan.
Agak di luar perkiraan Roland, mereka tidak menunjukkan gelombang getaran emosi yang berarti.
"Kalian... Sudah tahu sejak lama?" Ia tak tahan bertanya.
「Tidak, kami hanya sudah mempersiapkan diri.」Elxia menjawab jujur,「Tim penghadangan dikepung secara terencana oleh Iblis. Di era Persatuan dulu, hampir mustahil ada yang selamat. Bisa menyelamatkan semua orang dengan harga semacam ini, sudah termasuk keberuntungan besar.」
「Yang Mulia mungkin tidak bisa memahami, tapi kematian bagi kami sudah merupakan hal yang biasa.」 Selene menyambung, 「Karena pada dasarnya kami semua adalah orang-orang yang selamat melalui proses integrasi sukarela dengan media menggunakan instrumen jiwa. Proses ini sendiri sudah setara dengan melewati penyaringan kematian, apalagi kekalahan-kekalahan dengan korban jiwa yang parah yang kami hadapi dalam Perang Makna Ilahi. Satu-satunya yang kami takuti adalah mati secara tak berarti.」
「Eliana hanya membuat pilihan yang akan dibuat setiap prajurit Takira,」 Elxia mengakhiri pembicaraan, 「Jadi Yang Mulia tak perlu merasa terbebani oleh hal ini.」
Jadi... apakah ini justru dihibur?
Roland merasa agak terharu di hati, sejenak bingung harus berkata apa.
「Tentu ini bukan berarti kami tidak bersedih atas kepergian rekan, hanya perang yang mengajarkan kami untuk menekan perasaan.」 Pasha menatap para penyihir perempuan yang masih dalam euforia kemenangan, 「Biarlah aku yang menyampaikan kabar ini kepada mereka—tapi untuk sekejap ini, biarkan mereka menikmati kebahagiaan kemenangan sepuasnya.」
……
Lima hari kemudian.
Seiring kembalinya pasukan garis depan secara bertahap, kabar kemenangan gemilang Ekspedisi Utara perlahan menyebar di Kota Tanpa Musim Dingin.
Meskipun tidak seintuitif dan mengguncang seperti mengalahkan pasukan binatang jahat atau Duke Lyon, juga tidak menciptakan pemandangan perayaan di seluruh kota, orang banyak tetap menyusun gambaran sejati musuh dari cerita keluarga dan tetangga yang pulang dari militer - kejam, perkasa, tak takut mati, jauh melebihi spesies campuran dan Ordo Ksatria Adipati. Ditambah kesaksian saksi mata serangan Fearful Beast, citra musuh kuat yang sepenuhnya cocok dengan iblis neraka perlahan terbentuk.
Bahkan ada yang melebih-lebihkannya menjadi monster legenda malapetaka, deskripsi seperti tinggi 30 meter atau mulut menyemburkan api menjadi hal umum, dan cepat menjadi topik terpanas di gang-gang kota.
Namun musuh sekaliber ini pun tetap dihancurkan oleh Angkatan Darat Pertama, itupun dengan kemenangan dari ribuan li jaraknya. Retorika ini sangat membangkitkan semangat rakyat - jika bahkan iblis dari neraka tak mampu menyaingi tentara Greycastle, siapa lagi lawan mereka?
《Koran Greycastle》 juga serentak bergerak, mulai memuat catatan prajurit garis depan dan restorasi seluruh proses perang di halaman utamanya.
Untuk sementara waktu, slogan mendaftar ke Angkatan Darat Pertama dan memperluas wilayah Yang Mulia Kaisar menjadi viral di seluruh kota.
Tapi di hati petinggi Kota Tanpa Musim Dingin, mereka sangat tahu tantangan sejati apa yang akan dihadapi.
Makam Umum Bagian Barat Kota.
Sejak nisan pertama jatuh di Xie Yue lima tahun lalu, lahan kosong berumput liar ini telah bertransformasi menjadi taman makam berhamparan hijau.
Hari ini, tempat ini bertambah 426 nisan.
Sebagian besar di bawahnya kosong melompong, karena kemampuan mengangkut yang terbatas tidak mampu membawa semua tubuh kembali. Tapi tak ada yang merasa Pihak yang Berkorban telah ditinggalkan —— nama di atas nisan mencatat kehormatan dan jasa mereka.
Nisan Abu dan Eliana juga berada di antaranya.
Mereka tak berbeda dengan batu prasasti lain, satu-satunya perbedaan hanyalah gagang pedang yang terputus alirannya tertancap di depan nisan Abu.
"Beri hormat!" teriak Kapak Besi keras-keras, lalu mengangkat lengannya dengan kuat.
Semua petinggi gereja mengikuti dengan penghormatan militer —— meski jabatan dan posisi mereka jauh di atas kebanyakan prajurit.
Ini adalah pemakaman, sekaligus peringatan.
——Perang Makna Ilahi yang menentukan takdir masih jauh dari berakhir.
Usai pemakaman, Roland segera memanggil Barov, "Kumpulkan semua menteri, ada tugas baru yang harus dijelaskan."
Tantangan ini baru saja dimulai.
