"Waktu menyerahkan lisensi padaku, ucapanmu tidak seperti ini," Roland bergumam dalam hati. "Kenapa yang kau perkenalkan semua anggota faksi baru? Bukannya misi penumpasan Makhluk Jatuh seharusnya didominasi faksi lama?"
“Anggota faksi lama memang lebih banyak, tapi...” Garcia menunjuk beberapa sosok yang tak berbeda dengan pejalan biasa, “Data mereka hampir tidak ada detailnya. Keberadaan mereka penuh misteri, selain kontak khususnya, anggota asosiasi lain hampir tidak tahu apa-apa. Mau kuperkenalkan juga tak punya bahan.”
"Roland tidak bisa tidak menepuk dahinya. Jika bukan karena orang tersebut yang mengatakannya, dia pasti mengira beberapa pria paruh baya itu adalah sopir atau asisten pembantu ahli bela diri selebriti. Belum lagi soal kekuatan, perbedaan penampilan dan pakaian ini terlalu mencolok. Tidak mengikuti Kompetisi Wushu bukan berarti menyerah pada citra! Begitu terbayang akan dikategorikan bersama kelompok lama oleh para pemenang hidup yang bersinar itu, menjadi juru bicara sekumpulan paman, tiba-tiba dia merasa ingin keluar dari grup."
"Apakah masih sempat mendaftar untuk babak penyisihan Kompetisi Wushu sekarang?"
Tepat pada saat itu, sebuah bus hitam pekat memasuki area parkir.
"Itu mobil yang dikirim Kota Prisma," kata Garcia. "Ayo pergi."
"Hmm." Roland menepuk bahu kanannya - isyarat rahasia agar para penyihir perempuan mengikutinya. Selama serangga Falti tetap menempel padanya, para penyihir tidak mungkin kehilangan target.
Naik ke bus, mereka langsung menuju ke barisan paling belakang.
"Memang di sinilah tempat yang paling cocok untukku," dia membuka lebar kedua kakinya sambil bersandar di kursi. "Duduk di sini seperti duduk di atas takhta, tidak hanya bisa memandangi semua makhluk dari atas, tapi juga mengawasi segala gerak-gerik di dalam gerbong."
"Kalian kaum kutu buku memang suka berlebihan," Garcia meremehkan.
"..." Begini caranya berdiskusi yang baik?! "Sepertinya aku tidak memintamu untuk ikut."
"Pertama kali kohai menjalankan tugas, wajar saja sesepuh harus mengawasi."
Saat kedua orang itu saling bersitegang, tiba-tiba keriuhan pecah di dalam gerbong.
"Nona Fei Yuhan, ada kursi kosong di sini."
“Yuhan, duduklah bersamaku!”
Saat gadis yang menyandang gelar jenius itu masuk ke Bus, yang lain ramai mengajak.
"Tampaknya meski sama-sama ahli bela diri ternama, perlakuan tetap ada perbedaan..." Roland berkomentar.
"Benar." Keduanya sepakat pada poin ini.
Namun yang mengejutkan, dia tidak menerima undangan siapapun, malah berjalan ke bagian belakang gerbong.
"Di sini, tidak ada yang duduk kan?"
Fei Yuhan menunjuk posisi di samping Roland, bertanya datar.
Garcia memandangnya dengan keheranan, lalu melihat Roland, seolah ingin memahami hubungan keduanya.
Roland sendiri juga bingung, sama sekali tidak mengerti apa yang dipikirkan orang tersebut. Merasakan pandangan yang lain di gerbong, ia batuk tak nyaman, "Tidak."
"Terima kasih." Fei Yuhan mengangguk, duduk dengan penuh keyakinan. "Pertama kali bertemu, atau... kedua kalinya. Halo, nama saya Fei Yuhan, untuk tugas kali ini mohon bimbingan."
"Eh, bimbingan tidak berani, saya Roland, ini... Nona Garcia."
Setelah saling memperkenalkan diri, suasana sejenak menjadi diam.
Kira-kira menyadari pendengaran ahli bela diri yang sangat tajam, Garcia tidak berbicara lagi melainkan menunduk main ponsel. Gadis jenius itu duduk kencang, seluruh tubuhnya memancarkan jejak aura "jangan mendekat", sama sekali tidak seperti perilaku yang seharusnya dimiliki remaja seusianya. Hanya Roland yang terjepit di antara mereka yang merasa seperti duduk di atas bara. Awalnya duduk di barisan belakang supaya tidak menarik perhatian, hasilnya malah sebaliknya. Justru bisa jadi semua penumpang bus sudah memperhatikan keberadaannya.
Perasaan canggung karena jadi pusat perhatian puluhan ribu orang ini baru mereda setelah bus mulai bergerak.
Pas ketika dia berencana minta tukar tempat dengan Garcia, Fei Yuhan tiba-tiba menolehkan kepala. Bibirnya yang merah merona perlahan terbuka, "...Yang Mulia Kaisar?"
"Byur."
Ponsel Garcia langsung terjatuh ke lantai.
Roland juga tertegun. Dia menatap tajam orang tersebut lama sekali, baru setelah sekian lama bisa berkata, "Kamu--"
"Selamat siang semuanya, saya adalah petugas penghubung C02 yang bertugas memberikan intelijen dan dukungan logistik untuk operasi ini. Panggil saja saya 02." Namun sebelum sempat dia bertanya, seorang pria berjas memegang megafon memotong pembicaraannya. "Dalam waktu dekat ini, saya akan menjelaskan secara detail tujuan dan rencana misi penumpasan gabungan ini. Jika ada pertanyaan, harap segera disampaikan."
Hal ini memaksa Roland menelan kembali kata-katanya dan mengalihkan perhatian ke petugas penghubung tersebut.
“Berdasarkan intelijen yang ada, gerak-gerik Makhluk Jatuh semakin aktif belakangan ini dan mulai menunjukkan kecenderungan untuk bertindak kolektif. Dalam catatan masa lalu, hal ini berarti korosi telah mendekat. Asosiasi memperoleh petunjuk tepercaya bahwa beberapa Makhluk Jatuh berencana mengadakan pertemuan di sebuah pabrik terbengkalai di pinggiran kota selatan. Tujuan spesifiknya belum jelas, tapi tak diragukan lagi ini bukanlah hal baik.”
“Mungkin mereka hanya ingin mencari teman?”
Perkataan Luo Hua memicu gelak tawa ringan.
“Andai saja begitu.” Pria berjas itu tak menunjukkan ketidaksabaran, “Sayangnya Makhluk Jatuh tetaplah musuh terbesar kita. Lebih aman jika mereka semua mati. Pabrik terbengkalai itu memiliki jalan bawah tanah langsung, namun ditutup bersamaan dengan penutupan pabrik. Asosiasi membuka kembali jalan ini secara rahasia dua hari yang lalu, memungkinkan kita untuk langsung menyerang pusat musuh. Untuk menghindari memancing ular dalam lubang, operasi dijadwalkan pukul 21:00 tepat. Perlengkapan terkait akan dibagikan saat turun dari kendaraan.”
“Selain itu pasukan pemerintah akan membantu operasi kita dari tanah untuk mencegah pelarian Makhluk Jatuh. Hanya mereka yang telah mengalami Kebangkitan kekuatan alam yang bisa melukai monster-monster ini. Karena itu kita harus membagi dua tim: satu bertugas menghancurkan Makhluk Jatuh, satunya lagi mengepung dan menutup celah. Daftar tim sudah ditempatkan di bawah kursi kalian. Jika tidak ada masalah, kita akan bertindak sesuai rencana ini...”
……
Sangat menarik. Fei Yuhan dengan wajah dingin membalik-balik daftar, pikirannya sama sekali tidak tertuju pada kertas itu. Ia terus mengingat-ingat ekspresi Roland saat mendengar sebutan "Yang Mulia Kaisar".
Kebanyakan orang jika ketahuan di tempat, perasaan pertama yang muncul seharusnya adalah canggung dan kesal? Meskipun emosi terakhir ini jarang ada yang berani tunjukkan di hadapannya, kecuali sudah mempersiapkan sebelumnya, dia yakin tidak akan melewatkan perubahan ekspresi wajah sekecil apapun dan upaya penyamaran yang menyusul.
Namun di wajah orang tersebut, yang dia lihat justru ekspresi yang sangat kompleks.
Ada keterkejutan, kewaspadaan, kebingungan, bahkan secercah kegembiraan... Sejenak dia memperhatikan mulut lawan terbuka, seolah hendak melontarkan sesuatu, tapi cepat ditekan kembali. Dari bentuk bibir, sepertinya bunyi "Ai".
Reaksi seperti ini sulit dijelaskan dengan prinsip biasa - Roland jelas pertama kali mengenalnya. Entah menyangkal atau menjawab, seharusnya tidak diawali dengan karakter itu.
Apalagi dalam emosi-emosi ini sama sekali tidak ada kehadiran rasa canggung, artinya panggilan ini sudah sangat biasa baginya?
Fei Yuhan teringat potongan percakapan yang ditangkapnya di pesta terakhir - saat itu dia menganggap dialog itu sebagai candaan belaka, tapi sekarang mulai meragukannya.
Raja dari dua dunia...?
Jika rasa penasaran awalnya hanya muncul karena "ingin menentukan siapa yang lebih unggul", yang kini lebih menarik perhatiannya adalah Roland sendiri.
"Keputusan untuk ikut serta dalam operasi gabungan ini ternyata memang pilihan yang benar," pikirnya. Guru pernah berkata, sejarah Asosiasi Ahli Bela Diri jauh lebih panjang dari yang dibayangkannya, misteri yang dikuasainya setara dengan taburan bintang di langit, bahkan sebagian menyentuh asal-usul dunia, namun hanya segelintir orang yang mengetahuinya.
Apakah pengecualian memberikan Lisensi Perburuan kepada pemula juga ada hubungannya dengan hal ini?
Mempertimbangkan kewaspadaan yang ditunjukkan lawan, Fei Yuhan menahan dorongan untuk terus bertanya - sebelum mendapat jawaban pasti, dia tidak ingin berseteru dengan Roland.
Selama sudah memulai, pasti akan ada kesempatan untuk kontak lagi di kemudian hari, lebih baik dilakukan perlahan.
……
Dua setengah jam kemudian, bus berhenti di ujung jalan bawah tanah.
Para ahli bela diri dibagi menjadi dua tim sesuai rencana, masuk ke area pabrik melalui pintu darurat yang telah disiapkan, lalu menuju lokasi masing-masing berdasarkan petunjuk peta.
Roland dan Fei Yuhan jelas-jelas adalah anggota tim serangan frontal, sementara Garcia dialihkan ke tim pembersihan. Setelah meninggalkan pesan "Hati-hati, jangan sampai mati", siluetnya segera menghilang bersama yang lain dalam bayangan malam.
"Yang lain ikut saya." Putra Ular Naga yang kabarnya kekuatannya hampir menyamai 「Zhi Shou」ternyata benar seperti dugaan Garcia, terpilih sebagai kapten tim serangan utama. Setelah memberikan tatapan penyemangat kepada semua orang, dia memimpin masuk ke dalam pipa ventilasi.
Seluruh operasi ternyata lebih ketat dari yang dia bayangkan – Sebelum turun dari mobil, semua orang menerima satu set perangkat penglihatan malam empat lensa yang dikenakan di kepala, jam tangan yang menampilkan peta dan lokasi, rompi dengan alat identifikasi kawan-lawam, serta headset untuk komunikasi internal tim. Ini membuat Roland sangat iri – Jika Angkatan Darat Pertama memiliki perlengkapan serupa, situasi tidak menguntungkan dalam pertempuran malam bisa benar-benar dibalikkan.
Diam-diam dia menghitung, menemukan bahwa tim penyerang berjumlah lima belas orang. Selain trio yang diperkenalkan Garcia, anggota tim lainnya bisa dianggap sebagai ahli bela diri aliran lama. Dari sini terlihat bahwa atasan masih mengakui kemampuan petarung sejati, tapi jika hasil pertempuran ini menguntungkan aliran baru, masa depan akan sulit diprediksi.
Tentu saja Roland tidak berniat ikut campur dalam perdebatan aliran lama dan baru. Faktanya dia juga penasaran, apakah para bintang yang menonjol dari turnamen bela diri ini masih bisa meraih kemenangan dengan mudah seperti sebelumnya ketika menghadapi Makhluk Jatuh dalam pertarungan mematikan tanpa henti.
Dengan bantuan perangkat penglihatan malam, kelam malam yang gelap gulita justru menjadi perlindungan terbaik mereka. Kelompok ini bergerak seperti hantu, tiba di lokasi pertemuan dengan sunyi.
