Dalam rapat-rapat beberapa hari berikutnya, Staf Umum melakukan evaluasi menyeluruh terhadap Operasi Obor berdasarkan rekaman A Xia dan hasil pencarian di reruntuhan Takira. Hampir setiap hari laporan datang ke meja kerja Roland, bertumpuk setinggi separuh badan dari haluan ke buritan.
Semakin banyak detail mulai terungkap satu per satu.
Misalnya batu suci raksasa yang muncul baik dalam Pertempuran Lereng Utara maupun pertempuran pengepungan Takira, semuanya berasal dari jalur bijih batu suci di reruntuhan. Di dasar lubang tambang, Tim Detektif menemukan bagian yang hilang dari berkas bijih - dua pilar batu suci ukuran sedang terkikis separuhnya dengan permukaan potongan sangat halus, seolah diupas pisau tajam.
Meskipun kemampuan retrospeksi tidak bisa digunakan di dekat batu suci, secara global kemungkinan besar terkait dengan kerangka raksasa. Faktanya, yang terakhir ini bukan hanya alat transportasi, tetapi juga berfungsi seperti obelisk mini yang dapat meregenerasi kabut merah. Tanah yang terkikis di sekitar reruntuhan menjadi buktinya. Namun dibandingkan obelisk yang bisa menyelimuti ratusan kilometer, area jangkauannya hanya seratus atau dua ratus meter, dan tidak bisa menciptakan dari kekosongan, masih membutuhkan suplai benang merah untuk dipertahankan.
Sebagai "pos penjagaan" yang bisa bergerak bebas, makna strategisnya jelas tanpa perlu diucapkan. Staf menyimpulkan bahwa dibandingkan laba-laba iblis, media superbesar ini sembilan dari sepuluh kemungkinan juga termasuk varietas langka bagi iblis. Jika tidak, pasti sudah bisa menggantikan fungsi pos terdepan dan menguasai seluruh dataran subur sebelum manusia sempat bereaksi.
Selain itu, sebagian besar lorong di belakang Takira digali oleh laba-laba iblis - meski kemampuan menggali tanahnya jauh di bawah cacing penyerap, tapi masih jauh lebih baik dibanding iblis liar. Semua lorong ini berangkat dari lubang tambang batu suci, kedalaman dari permukaan tanah jelas sudah mempertimbangkan ambang batas kemampuan observasi. Ditambah waktu persiapan yang cukup, mendeteksinya pasti bukan hal mudah.
Karena baik Selene maupun Agatha cenderung menganggap kerangka raksasa dan laba-laba iblis sebagai jenis iblis yang sama, Roland pun memberikan nama baru: Kai, untuk membedakan musuh tipe media dengan iblis lainnya. Dengan menambahkan prefiks tertentu, nama untuk iblis sejenis yang belum ditemukan bisa segera ditentukan.
Saat ini kedua media ini masing-masing dinamai "Kai Benteng" dan "Kai Laba-laba", dimana yang terakhir dibagi lagi menjadi tipe satu yang melempar jarum batu dan tipe dua yang melempar personel. Nama yang akurat tidak hanya membantu simulasi taktik dan penerusan perintah, tetapi juga memudahkan statistik dan pencatatan pasca pertempuran.
Selain analisis detail situasi pertempuran, fokus perhatian Roland lainnya adalah daftar kekurangan dan area perbaikan yang disusun oleh Staf Umum berdasarkan hasil evaluasi.
Di antara banyak masalah yang dilaporkan langsung oleh Edith, yang masih menempati posisi utama adalah kelemahan dalam kemampuan pengintaian.
Jika mengabaikan wilayah udara, dalam sejarah perang manusia, perang terowongan selalu terbatas oleh alat penggalian dan rasio biaya-efektif, sehingga hanya menjadi taktik kejutan daripada strategi reguler. Namun pola ini mulai tidak berlaku di hadapan cacing penyerap dan Kai Laba-laba - asalkan cukup media terkumpul, musuh bahkan bisa membangun lorong bawah tanah untuk pasukan besar dalam waktu singkat, sehingga tanah di bawah kaki kita pun menjadi zona berbahaya yang harus diwaspadai.
Tak diragukan lagi, Sylvie sendirian tidak hanya tidak akan mampu menangani semuanya, tetapi juga sangat tidak efisien. Konsumsi energi sihir pada Mata Sihir akan meningkat drastis saat menembus rintangan untuk penglihatan. Dengan tingkat energi sihir yang tetap, memantau target di atas permukaan tanah sejauh sepuluh kilometer selama sehari penuh, jika dialihkan untuk memindai lapisan tanah, hanya akan mencakup area sebesar satu dua lapangan sepak bola dengan kedalaman dangkal tiga hingga empat meter.
Apalagi selain Orang Luar Biasa, semua kemampuan penyihir perempuan memiliki ambang batas. Ketika suatu syarat terlampaui, konsumsi energi sihir akan meningkat secara eksponensial. Dalam situasi seperti ini, setiap tindakan non-darurat adalah pemborosan energi sihir.
Pekerjaan kewaspadaan ini harus ditanggung sendiri oleh Angkatan Darat Pertama.
Roland samar-samar ingat, dalam sejarah pernah ada pihak yang bertikai menggunakan metode pemantauan bawah tanah untuk mengantisipasi penggalian terowongan rahasia dan serangan mendadak ke basis pertahanan lawan. Prinsipnya mirip dengan stetoskop, memanfaatkan karakteristik suara yang lebih sedikit melemah saat merambat melalui benda padat dibandingkan udara, sehingga bisa lebih jelas menangkap gerakan penggalian lawan.
Namun metode ini terbatas hanya pada terowongan yang sedang digali di dekat basis pertahanan. Untuk perangkap seperti Takira yang sudah dipasang jauh sebelumnya, sekadar mengandalkan pendengaran tidak bisa menyelesaikan semua masalah.
Setelah mempertimbangkan matang-matang, barulah dia terpikir pada suatu metode yang layak – Chian Tan (pengujian batang logam).
Ini adalah metode deteksi yang telah digunakan secara luas di industri konstruksi. Sebagai salah satu dari "anjing teknik-sains", dia juga sering mendengar teman sekamar dari fakultas teknik sipil menyebutkannya. Secara sederhana, metode ini melibatkan menghantamkan sebatang besi tulangan secara vertikal ke dalam tanah, lalu menilai kekerasan lapisan tanah berdasarkan jarak tembus setiap pukulan. Titik pengujian umumnya didistribusikan dalam pola Keriting dengan interval beberapa meter. Hanya dengan sebuah mesin bor dan beberapa pekerja, pemeriksaan area luas dapat diselesaikan. Ketika data penyelaman besi tiba-tiba meningkat, kemungkinan besar terdapat kekosongan di bawahnya.
Dengan menggabungkan metode pendengaran dan penginderaan, secara prinsip kita dapat mendeteksi ancaman dari bawah tanah tanpa bergantung pada kemampuan penyihir perempuan.
Sedangkan untuk pengintaian ancaman udara, satu-satunya jalan untuk melepaskan ketergantungan pada petir dan Maisie adalah dengan mengembangkan pasukan udara.
Kapan bagian ini dapat dilengkapi, semuanya tergantung pada Tili.
Selain itu, laporan tersebut juga memuat banyak kesimpulan seperti "terlalu bergantung pada basis pertahanan" dan "kurangnya kemampuan dukungan cepat", membuat Roland sambil mengagumi kecepatan peningkatan tingkat staf, juga merasa pasrah - Bukannya dia tidak tahu masalah-masalah ini, namun terbatas oleh jumlah penduduk Kota Tanpa Musim Dingin, sulit baginya untuk segera menutupi kelemahan-kelemahan di atas.
Akhirnya, di antara banyak laporan, satu pendapat menarik perhatiannya. Itu adalah laporan dari basis militer yang diajukan oleh perwira logistik. Laporan tersebut menyatakan bahwa dalam pertempuran intensitas tinggi, kinerja senapan mesin Mark Tipe Satu kurang stabil. Banyak prajurit regu senapan mesin yang mengeluh setelah Pertempuran Penentu, waktu mereka mengganti laras senjata lebih banyak daripada waktu menembak, yang juga menimbulkan beban cukup besar pada logistik. Jika memungkinkan, diharapkan Departemen Proyek dapat melakukan penyesuaian.
Ini juga merupakan persepsi langsung pertama dari prajurit garis depan yang diterima Roland melalui mekanisme umpan balik - sebagai pengguna senjata secara langsung, merekalah yang paling tahu kelebihan dan kekurangan senjata.
Sebenarnya, sejak serangan di Pangkalan Menara Nomor Satu, dia sudah memperhatikan peningkatan abnormal laras senjata yang rusak. Namun karena semua komponen ini bisa dilebur ulang, saat itu dia tidak terlalu memikirkannya. Sekarang dipikir-pikir, kemungkinan karena kurangnya pengalaman penembak dan tekanan musuh yang meningkat drastis. Dalam pertempuran malam, mental prajurit lebih tegang, ditambah sulitnya memastikan hasil tembakan, membuat mereka hampir tidak melepas pelatuk sekali menekannya. Sementara laras pendinginan udara memang memiliki daya tahan lebih rendah dibanding pendinginan air. Intensitas pertempuran sebelumnya masih bisa diatasi, namun dengan durasi tembakan yang lebih panjang sekarang, sistem pendingin mulai tidak mencukupi.
Ini juga membuat Roland merasa waspada. Alasan awalnya menggunakan sistem gas-operated dan pendinginan udara pada laras senjata murni untuk membuat senjata serbaguna. Jika dirancang seperti Maxim, itu tidak sesuai dengan konsep "universal". Namun efek nyatanya tidak seideal perkiraannya. Meskipun produksi peluru berpendar dan peningkatan pengalaman pertempuran malam bisa meredakan situasi ini, pasukan musuh di front barat hanya sedikit. Jika benar-benar terjadi pertempuran besar dimana iblis membanjiri wilayah, dampak senapan mesin berat yang macet akan mematikan.
Untungnya laporan ini membuatnya menyadari kesalahannya.
Solusinya adalah memisahkan keduanya. Senapan mesin berat khusus untuk menekan musuh dilengkapi laras lebih panjang dengan sirip pendingin, tanpa mempertimbangkan multi-fungsi. Sedangkan senapan mesin serbaguna untuk serangan frontal dan kendaraan, didasarkan pada Mark I dengan desain yang lebih ringan untuk memenuhi kebutuhan perang masa depan.
