……
“Ada yang Yang Mulia temukan?”
Setelah Haikezuode keluar dari Pintu Terdistorsi, seorang ajudan yang naik status menyambutnya.
“Tidak…” Ia membentangkan telapak tangannya sambil mengamati, “Mungkin sensor penjaga mata mengalami kesalahan.”
“Ini bukan situasi langka. Yang Mulia bisa beristirahat di Kolam Melayang, biar anak buah yang berjaga.” Ajudan itu berhenti sejenak, “Yang Mulia... Nyonya Wakirisu sering berendam di sana. Menurut saya... Tidak ada salahnya Yang Mulia bersantai sesekali.”
Saran yang bagus. Ia pun ingin sering berendam di kolam itu, menutup mata merasakan keagungan dan keluasan dunia kesadaran. Masalahnya, jika Rencana Front Barat gagal, Sang Raja tidak akan menyalahkan Nightmare, tapi mengarahkan semua murkanya padanya.
Tuan Langit terdiam sejenak, “Mengoperasikan empat penjaga mata sekaligus masih terlalu berat bagimu. Apalagi rencana sudah sampai di tahap paling krusial. Lebih baik aku yang mengendalikan langsung. Ini markas terakhir front barat, kita tak boleh mengecewakan Sang Raja lagi.”
Begitu mendengar Sang Raja disebut, ekspresi ajudan langsung khidmat, “Yang Mulia benar! Ini kelalaian anak buah!”
Bukan, yang lalai cuma si tukang berendam itu.
Haikezuode berpikir dalam hati dengan wajah dingin.
Sejak Ersruk mengalami penghalangan manusia di Takira dan wilayah ini menjadi fokus rencana front barat, ia telah mengerahkan segala upaya. Bahkan empat ekor Penjaga Mata yang sangat berharga berhasil diperolehnya dari garis depan dengan tipu muslihat, untuk memastikan bahwa musuh dari arah mana pun dapat langsung terdeteksi.
Sebagai pengamat paling tajam, seribu mata Penjaga Mata tidak terbatas oleh ukuran, jarak, atau cahaya. Siapa pun yang melihatnya - baik dalam status menghilang maupun terhalangi berbagai tameng - akan langsung terbuka identitasnya dalam kesadaran Penjaga Mata. Anggota klan yang terhubung juga akan segera menyadarinya.
Karena proses ini membutuhkan energi sangat besar, umumnya hanya mereka yang telah naik status yang memenuhi syarat untuk terhubung dengan Penjaga Mata. Namun dunia yang diobservasi Penjaga Mata tetap sangat kompleks. Jika menerima semua informasi, penerima hanya bisa terdiam di tempat tanpa bisa bertindak. Oleh karena itu Penjaga Mata akan melakukan penyaringan awal, menilai setiap biologis yang melihatnya. Hanya target yang jelas mengancam atau menunjukkan perilaku penyimpangan yang akan diserahkan ke penerima koneksi.
Yang dirasakan Haikezuode tadi adalah kategori kedua.
“Namun seperti yang dikatakan ajudan, alarm palsu dari Mata Pengawal bukanlah hal langka. Lagi pula, perilaku makhluk hidup memang aneh dan sulit dipahami. Seperti dalam kelompok kita, ada orang tak terukur seperti Sang Raja, juga ada sosok aneh seperti Topeng. Wajar jika Mata Pengawal yang kemampuan berpikirnya terbatas tak bisa membedakan semuanya - demi menampung tumpukan mata di kepala mereka, terlalu banyak pengorbanan di bagian lain. Hingga meski memiliki energi sihir, selama ratusan tahun tak satu pun Mata Pengawal berhasil naik status menjadi Sang Komandan.”
“Tentu saja, ini tak mengurangi fakta bahwa mereka termasuk spesies sangat langka di seluruh kelompok. Tingkat kelahiran anak-anaknya hanya lebih tinggi dari Penetas dan Ibu Jiwa.”
Setelah menunda persoalan ini sementara, Tuan Langit mengubah topik pembicaraan, “Bagaimana progres kebangkitan Menara Kelahiran?”
“Pembangunan bagian fisik sudah rampung. Saat ini segala berjalan lancar.”
“Bagus. Ajak aku berkeliling melakukan inspeksi.”
“Siap, Yang Mulia!”
Terpengaruh oleh Batu Hukuman Dewa, dia tak bisa langsung turun ke dasar ngarai, harus menuruni anak tangga panjang satu per satu.
Seiring penurunan ketinggian, pandangan sekitar memerah darah - akibat Life Ephemera yang melayang-layang di udara. Tebing curam membentuk wadah alami. Dengan terus menyuntikkan suplai, Ephemera mudah menumpuk. Setelah transformasi selama sebagian besar tahun, konsentrasi kabut di bagian bawah ngarai hampir menyamai level perkotaan, cukup untuk puluhan ribu anggota kelompok.
Tapi ini sama sekali bukan tujuan akhir Haikezuode.
"Hanya dengan mendirikan Menara Kelahiran di atas jalur bijih batu suci, kelompok kita baru bisa melepaskan diri dari batasan pengangkutan, memperoleh suplai tak terputus, dan benar-benar bertahan di tempat ini."
"Saat turun ke lapisan dasar, sorot dingin biru-ungu menggantikan sinar matahari. Di bawah pantulan pilar hukuman dewa, sebuah menara batu megah tiba-tiba terlihat di depan matanya."
"Bahkan Haikezuode merasakan guncangan samar dari dasar hatinya."
"Tidak peduli berapa kali melihatnya, bawahan ini masih merasa agak tak terbayangkan," ajudan itu berdesah, "Dulu klan kita hanya bisa menyaksikan kelahirannya saat sumber energi sihir turun."
"Benar, tapi sekarang bukan lagi masa Perang Suci kedua." Haikezuode mengangguk.
Memang, ini adalah Menara Kelahiran yang seharusnya tak mungkin ada di sini - bukan tumbuh dari jalur bijih batu suci, melainkan benda fisik yang sudah matang. Meski sekarang harus bertumpu pada dasar menara raksasa untuk tetap berdiri, tubuh menara keabu-abuan yang bernoda juga terlihat seperti sudah mati, Haikezuode tahu ini hanya sementara. Saat waktunya matang, ia bisa menyambungkan kembali ke jalur bijih melalui Ibu Jiwa.
Inilah evolusi yang mereka dapatkan dari pecahan warisan - dalam 400 tahun, baik pemahaman tentang energi sihir maupun aplikasi nyata batu ajaib Mako telah mengubah kelompok secara revolusioner. Yang paling mencolok adalah upaya bertahap mereka untuk melepaskan diri dari batasan life ephemera.
Namun ada satu kalimat yang tidak diucapkannya, yakni bahwa manusia sepertinya juga demikian.
Masuk ke dasar menara, Tuan Langit melihat Ibu Jiwa yang sedang berada dalam kondisi tertidur.
Dialah sumber segala sesuatu, sekaligus individu paling penting dalam kelompok. Hanya pada saat makna ilahi muncul di dunia dan energi sihir di antara langit-Bumi mencapai puncak kelimpahannya, barulah ia akan mencapai kematangan dan menyatu sepenuhnya dengan Batu Hukuman Dewa. Setelah itu diperlukan waktu bertahun-tahun untuk mengubah jalur bijih dari pilar batu menjadi menara tinggi, memanfaatkan energi sihir untuk melahirkan life ephemera yang mampu menutupi langit dan matahari.
Ketika teknologi baru berhasil diwujudkan, proses panjang ini tak lagi tersisa. Keberadaan Menara Kelahiran yang bisa segera digunakan berarti waktu persiapan perang kelompok akan dipersingkat secara signifikan. Asalkan sumber daya mencukupi, mereka bahkan bisa menjadikan makhluk melayang sebagai senjata, mengubah wilayah musuh dengan cepat menjadi habitat baru mereka.
Di sekitar Ibu Jiwa, sekitar seratus inferior tanpa sihir sibuk merawat tubuh induk dengan penuh kehati-hatian, bertugas sebagai pembersih dan penyuplai nutrisi. Di seluruh dasar Grand Canyon, terdapat ribuan inferior seperti ini - melalui jendela dasar menara, Haikezuode memandang pemandangan yang sangat sibuk: tubuh asli dan nisan sedang menggali terowongan, memindahkan logistik, para yang naik status menunggangi kuda terbang Borgir bolak-balik menyampaikan perintah. Di pusat ngarai, berjejer simbiosis terbaru yang dibudidayakan oleh Topeng, hanya menunggu perintah untuk menyerbu musuh seperti ombak yang mengalir deras. Untuk sesaat, muncul ilusi bahwa inilah garis depan perang yang sebenarnya.
Namun anggapan ini tidak sepenuhnya salah, pikir Haikezuode. Jika garis pertahanan benua kalah total, masa depan mereka akan suram. Begitu pula jika gagal mengalahkan dan menyerap manusia di sini, jalan depan kelompok tidak akan menemukan cahaya.
Ia harus memenangkan perang ini untuk Sang Raja!
