Barov terbangun dari mimpi karena dibangunkan hamba.
Selama kemunculan Bulan Merah ini, dia tidak hanya menempatkan personel jaga malam di kantor administrasi, tapi juga di kediamannya - setiap kejadian daruarat yang belum memiliki rencana penanganan harus segera dilaporkan padanya.
Meskipun Edith telah dipindahkan dari kantor administrasi, pengaruhnya terhadap Yang Mulia Kaisar tidak berkurang sedikit pun. Kini bahkan departemen di bawahnya cenderung meminta pendapat Staf Umum terlebih dahulu saat menyusun skema. Menghadapi lawan yang begitu berbakat, dia tak bisa bersantai sekejappun terhadap tuntutan pada dirinya sendiri.
Tapi ini belum mencakup semua alasan kesungguhannya.
Faktanya, sang manajer tua bahkan agak menikmati perasaan sibuk tanpa henti ini. Kesibukan juga berarti kekuasaan - ini membuktikan bahwa operasional Tanpa Musim Dingin tak bisa lepas dari eksistensinya. Sekaligus, kinerja yang baik akan mengakumulasi kepercayaan Yang Mulia. Dua kali lipat kebahagiaan ini benar-benar membuatnya ketagihan.
Balov berguling turun dari ranjang sambil berganti pakaian, "Katakan, sebenarnya apa yang terjadi?"
"Yang Mulia, ini perintah dari Yang Mulia Raja. Beliau meminta Anda segera mengumpulkan semua menteri ke ruang rapat kastil untuk membahas urusan mendesak."
"Sekarang?" Balov memandang ke luar jendela dengan heran, tak diragukan lagi ini tengah malam.
"Ya. Orang di telepon tidak menjelaskan lebih lanjut. Apakah Yang Mulia ingin mengirim orang ke kastil untuk menanyakan..."
"Tidak perlu," sang manajer tua segera membuat penilaian. Panggilan dari kantor administrasi ke kediaman pribadi kecil kemungkinan merupakan kesalahan informasi. Mengingat telepon masih belum umum, hanya rumahnya yang memiliki alat ini. Yang lain harus diberi tahu secara lisan. "Kerahkan semua orang di kediaman ini - beri tahu secara bergiliran! Semua penanggung jawab departemen harus mendapat pemberitahuan. Jika ada yang terlewat, saya akan menuntut pertanggungjawabanmu!"
"Jika ini adalah Pangeran Keempat dari masa lalu, dia mungkin masih ragu-ragu. Tapi Yang Mulia Roland sekarang telah menjadi Junwang yang sempurna. Jika beliau memutuskan mengadakan rapat dini hari, pasti ada hal sangat penting yang sedang terjadi."
"Ba...baik, Yang Mulia," jawab hamba itu tergesa-gesa, "Apakah Yang Mulia akan pergi ke kastil sendirian?"
"Tidak, aku akan pergi bersama Mutiara Utara," Balov menjawab, "Aku akan memberitahu Edith Kant secara langsung."
……
"Yang Mulia, para hadirin hampir semua sudah datang," Nightingale membantu Roland mengenakan jas, "Perlu kubuatkan secangkir teh kental?"
"Terima kasih atas bantuannya," dia mengangguk, "Baru tidur sebentar sudah kuganggu lagi..."
"Ini bukan masalah," Nightingale tersenyum, "Lagipula aku masih segar. Menguap tadi sebenarnya cuma pura-pura."
"Hah... Pura-pura?"
"Ti...tidak!" Tiba-tiba dia terlihat panik dan mengubah ucapannya, "Maksudku, meski sempat menguap beberapa kali, itu hanya karena mataku agak kering, bukan mengantuk. Ngomong-ngomong, takkan ajak Anna?"
"Biarkan dia tidur nyenyak," Roland menggelengkan kepala, "Untuk saat ini belum perlu melibatkannya. Selain itu... belakangan ini dia sudah sangat kelelahan."
Untuk membuat mesin kubus Rubik segera menjadi sumber daya generasi baru yang andal, Anna hampir seharian berada di Laboratorium Lereng Utara. Ditambah tekanan produksi massal pesawat bersayap ganda yang semakin mendesak, beban kerjanya bisa dibayangkan.
“Kamu juga sama.” Nightingale menyodorkan teh kental di hadapannya, “Waktu yang dihabiskan di dunia mimpi, sama sekali tidak bisa dianggap istirahat, kan?”
“Tenang saja, soal begadang aku punya bakat yang cukup…” Roland tersenyum. Jadwal tidur tidak teratur di zamannya hanyalah hal biasa, rasa kantuk seperti ini masih jauh dari batas maksimal. Asal memperhatikan untuk tidur cukup setelahnya, “Lagipula kalau belum menyelesaikan urusan, tidur di ranjang pun pasti tidak bisa nyenyak.”
Ia meneguk teh yang agak pahit itu dalam sekali tegukan, lalu menghela napas panjang, “Ayo kita pergi.”
……
Setelah Lightning menceritakan secara detail pengalaman pengintaiannya selama sebulan terakhir, ruang rapat menjadi sunyi senyap. Ekspresi yang lain sama sekali tidak lagi mengantuk, melainkan berubah sangat serius.
Agatha menatap Roland dengan ekspresi pahit, “Yang Mulia Kaisar, kami…”
“Ini bukan kesalahan Takira,” Roland menenangkan, “Baik peningkatan jumlah Iblis tingkat tinggi maupun labalaba iblis, semua menunjukkan bahwa musuh sudah sangat berbeda dengan 400 tahun lalu. Jelas, yang mengalami kemajuan bukan hanya umat manusia.”
Menyalahkan intelijen Takira yang keliru tak berarti apa-apa. Bagaimanapun mereka tidak punya kemampuan meramal masa depan. Dalam arti tertentu, pemahaman mereka tentang pihak iblis dalam Perang Makna Ilahi ketiga hampir sama dengan Kota Tanpa Musim Dingin.
"Meskipun Ekspedisi sementara tidak bisa memastikan intelijen 'kabut merah sudah lolos', jika benar sudah melewati puncak situasi terjepit, menurutku tidak sampai seminggu, garis depan akan memberikan informasi baru. Masalah sekarang adalah, asumsikan musuh benar-benar memiliki kemampuan untuk mengaktifkan obelisk segera, bagaimana kita harus menghadapinya? Sebelum membahas jawaban, aku ingin memastikan dulu, sebuah obelisk yang sepenuhnya matang, seberapa jauh bisa menyebarkan kabut merah?"
Agatha ragu-ragu sekejap sebelum berkata, "Sejak mendeteksi spesies mutasi iblis yang bersarang di bagian bawah jalur bijih, Persatuan menyadari bahwa esensi obelisk mungkin adalah batu ajaib raksasa. Jika batu ajaib kecil yang tertancap dalam tubuh iblis berasal dari transformasi Binatang Kekacauan, maka obelisk bisa dianggap sebagai bagian dari pilar bijih mentah. Memang memiliki karakteristik pertumbuhan, tapi batas maksimal setelah matang masih terkait skala jalur bijih. Hanya saja..."
Roland melihat keraguannya, "Tidak apa-apa, petunjuk lebih baik daripada tidak ada. Lagipula dalam perang tidak ada situasi yang tetap. Jika hasil berbeda dengan kondisi nyata, nanti kita sesuaikan saja."
"Yang Mulia benar..." Penyihir Es mengangguk, ekspresinya sedikit lebih rileks, "Berdasarkan pengalaman yang diakumulasi Persatuan dan posisi jalur bijih yang terdeteksi oleh pengintaian petir, sebuah jalur bijih batu suci setara dengan Takira yang berubah menjadi obelisk, kabut merah kira-kira bisa menyebar sampai sini--"
Dia membuat kristal es di ujung jari, menunjuk ke sudut peta besar di meja.
“Ini... garis depan Pulau Duke?” Edith berkata penuh arti.
“Benar, jika posisi Ngarai Besar dipindahkan ke Takira, garis batas ini kurang lebih setara dengan Pegunungan Jurang,” Agatha menjelaskan. “Tentu saja, ini bukan hal yang bisa terwujud dalam sekejap. Penyebaran kabut merah membutuhkan waktu. Menyelimuti area sekitar 100 kilometer hanya perlu beberapa hari, tapi semakin keluar semakin lambat. Untuk mencapai 100 kilometer terakhir sebelum batas maksimal, dibutuhkan waktu hampir beberapa bulan.”
Sekarang tampaknya merebut reruntuhan Takira lebih awal benar-benar berkah, Roland diam-diam berpikir. Belum lagi jika kabut merah sudah menyelimuti Pegunungan Jurang hingga pertahanan Empat Kerajaan menjadi sia-sia, bahkan jika rel kereta api baru dipasang sampai 10 kilometer ke dalam reruntuhan sekarang, serangan Angkatan Darat Pertama akan sangat terhambat oleh kabut merah yang memenuhi langit. Terutama karena kabut ini sangat mematikan bagi penyihir perempuan. Dalam lingkungan seperti ini, tentara ibarat ditutupi mata dan telinga. Meski memiliki keunggulan jangkauan, tetap sulit untuk mengeluarkan kemampuan maksimal.
“Kalau begitu, kita harus berlomba dengan waktu.” Ia menatap Edith. “Apa Staf Umum memiliki rencana darurat untuk ini?”
"Tentu saja, Yang Mulia Kaisar," Mutiara Utara bisa dibilang memiliki ekspresi paling cerah di ruang rapat, lagipula dialah yang pertama kali menebak niat Iblis, "Meskipun gerakan musuh lebih cepat dari perkiraan kita, namun dari sudut strategis, mendirikan obelisk di tulang belakang benua bisa dibilang tindakan pasrah. Meski cukup tersembunyi, ini tidak menguntungkan untuk serangan, memberi kita kesempatan memulihkan posisi inferior - Pertama, ada konsensus di antara seluruh personel Staf Umum: jika musuh benar-benar muncul dari arah Kerajaan Musim Dingin Abadi, garis pertahanan terakhir kita bukanlah Greycastle, melainkan di sini."
Dia mengetuk peta.
Itu adalah Gunung Long di kerajaan Fajar.
