"Ha, kepungan? Jangan sok gaya! Gelombang getaran kekuatan alam sekecil apapun tidak mungkin lolos dari deteksi Alfa Besar—" Ucapan ahli bela diri itu terpotong ketika sebuah kontainer terbang menghantam harga dirinya. Daya hantam raksasa membuatnya berguling terlempar ke belakang, memutus suaranya di tenggorokan.
Pengkhianat lainnya tertegun tak berkutik menyaksikan para penyihir perempuan muncul dari persembunyian - ada yang muncul dari bawah tanah, ada yang turun dari udara, tapi sebagian besar muncul tiba-tiba seolah sudah menunggu sejak lama.
Situasi mencurigakan ini benar-benar melanggar prinsip. Banyak orang bersembunyi dalam jarak di bawah 10 meter, meski tanpa gelombang getaran kekuatan alam, seharusnya masih bisa mendeteksi napas dan langkah kaki mereka!
Mengapa para Makhluk Jatuh yang bertugas sebagai penjaga tidak memberikan alarm sama sekali?
Tapi kini tak ada waktu untuk perenungan tak penting.
Pada ketikan, dua kelompok orang langsung bertarung kacau-bilau.
Halaman penyimpanan dermaga yang awalnya sunyi sepi tiba-tiba mendidih!
……
Ling tetap mengambang di luar radius cincin cahaya sorot lampu - cahaya dan bayangan selalu muncul bersamaan, meski lampu di atas kepala menerangi halaman penyimpanan, namun juga membuat kegelapan di belakang kotak kulit besi semakin pekat.
Dia sudah memilih targetnya sejak awal: para Makhluk Jatuh yang berdiri di tempat tinggi. Bayangan panjang yang mengekor di belakang mereka menyatu dengan sisi gelap kotak-kotak, bagaikan kelemahan alami yang sengaja disisakan untuknya. Jika ada yang melihat ke belakang saat Ling mendekati musuh, akan menyaksikan pemandangan mengejutkan - seluruh tubuhnya menghilang dalam bayangan, hanya menyisakan setengah kepala yang terlihat, di bawah hidungnya kadang muncul beberapa gelembung udara, tapi sama sekali tanpa suara.
Perasaan terendam dalam bayangan terasa hangat dan nyaman, bahkan pemandian air panas di dunia ini pun tak bisa menandinginya. Setelah berubah menjadi Tubuh Hukuman Dewa, dia mengira takkan pernah merasakannya lagi, sampai setahun lalu Filipina membawa kabar tak terbayangkan.
Sebuah dunia aneh yang bisa mengembalikan mereka ke masa lalu.
Pada pandangan pertama terhadap Dunia Baru ini, Ling langsung jatuh cinta.
Yang Mulia Roland juga telah berubah dari seorang raja orang biasa yang sedikit unik menjadi pilihan surgawi yang tak boleh diganggu, meskipun ia tidak bisa mengaktifkan instrumen jurang tak terjembatani. Dia selalu berusaha membujuk Pasha, Selene, dan lainnya dengan berbagai cara untuk mendapatkan lebih banyak kesempatan masuk ke mimpi. Dipilih sebagai pelindung penyihir pemula juga merupakan hasil usahanya yang gigih.
Melawan iblis memang misi terpenting, namun selama tidak melanggar prinsip ini, bersantai sejenak tentu merupakan hal yang paling menyenangkan.
Oleh karena itu, siapa pun yang berniat jahat terhadap Yang Mulia atau merusak dunia mimpi, adalah musuh tak termaafkan bagi para penyihir Takkila.
Begitu perintah serangan diberikan, roh muncul dari bayangan seperti hantu, menancapkan pisau pendek ke dada Makhluk Jatuh.
Musuh-musuh ini tidak akan terluka parah oleh senjata biasa, sehingga diperlukan tindakan tambahan - menyuntikkan energi sihir ke dalamnya. Di bawah pengaruh energi sihir yang membanjir, dia bisa merasakan dengan jelas pusaran bintang lawan menjadi tidak stabil, situasi ini mirip dengan gangguan antar efek kemampuan, yang juga membuktikan pandangan Yang Mulia: kekuatan alam dan energi sihir tidak memiliki perbedaan esensial, keduanya berasal dari "korosi".
Setelah itu, cukup dengan mencabut inti yang terkikis, musuh akan berubah menjadi bubur daging tak berdaya.
Dan pada saat Makhluk Jatuh itu runtuh, dia telah melompati beberapa peti yang berjarak beberapa meter secara berturut-turut, muncul di belakang Makhluk Jatuh lainnya.
Di bawah, riuh pertempuran kacau tiba-tiba meledak.
Dengan cepat, semua musuh yang bertugas sebagai pengintai disapu bersih olehnya.
Ling berdiri di titik tertinggi halaman penyimpanan, memandang seluruh medan perang dari atas——saudari-saudarinya masih mempertahankan tingkat kemampuan seperti 400 tahun lalu, bahkan menjadi lebih lincah dan tajam berkat latihan Prajurit Hukuman Dewa. Tapi yang lebih mencolok daripada kekuatan fisik mereka sendiri adalah semangat membara yang memenuhi seluruh pasukan.
Kekuatan dahsyat Betty yang bertumpuk membuatnya seakan melampaui batas biasa dalam waktu singkat, mengangkat peti besi dengan satu tangan sambil menerjang ke depan, menghancurkan formasi Makhluk Jatuh yang mengepung.
Kilatan Cahaya dan Filipina tetap menjadi duo yang kompak. Setiap kali yang pertama menyilaukan penglihatan musuh dengan cahaya terang, bilah dan cakar iblis yang kedua langsung muncul di titik paling mematikan.
Ada Tong En, Roshe... Semua beraksi dengan gemilang. Pertempuran yang mendidihkan darah ini seolah mengembalikan Ling ke era Takkila. Matanya tak sengaja menatap Roland——mungkin bahkan dia sendiri tak menyadari arti dunia mimpi bagi penyihir Takkila. Tempat ini bukan hanya ruang untuk merasakan sentuhan kembali dan beristirahat, tapi juga pelipur bagi jiwa-jiwa yang selama ini terikat terlalu kencang.
Dalam ratusan tahun setelah kehancuran Tiga Kota Suci dan perpecahan Persatuan, dapat dikatakan sebagai masa tergelap bagi para penyintas ini. Meskipun semua orang berusaha keras beradaptasi dengan tubuh baru, persepsi yang semakin memudar membuat mereka kehilangan kegembiraan hidup. Ditambah dengan Rencana Pilihan Surgawi yang tidak jelas, setiap orang menanggung tekanan besar. Meskipun mengganti tubuh bisa memperpanjang kelangsungan hidup, kondisi mental mereka terus merosot hari demi hari. Roh bahkan pernah meragukan bahwa tanpa campur tangan iblis sekalipun, mereka mungkin akan hancur oleh tekanan sendiri.
Namun sekarang, Third Border City dipenuhi vitalitas. Semua orang dengan antusias membahas layanan pesan makanan mana yang terenak, persepsi yang terlupakan perlahan pulih kembali. Bahkan tanpa memasuki dunia mimpi, tawa riang masih terdengar jelas, kontras sekali dengan pemandangan seratus tahun lalu.
Roh tahu perasaan saudari-saudarinya tidak jauh berbeda dengannya, karena itu mereka menunjukkan semangat sekuat ini.
Dunia mimpi sama sekali tidak akan mentolerir eksistensi Musuh Korosi ini.
Dia melompat tinggi, menerjunkan diri ke bayangan di belakang seorang Makhluk Jatuh, bergabung dalam pertarungan kacau di bawah.
……
Begitu kontainer dilempar oleh Betty, Roland sudah bergegas maju, menubruk pria yang memimpin musuh dengan kepala terlebih dahulu.
"Berdasarkan pengalaman bertarung dengan makhluk energi sihir beberapa kali, para monster yang sangat rumit bagi ahli bela diri ini merupakan variabel terbesar di medan perang. Baik wilayah kekuasaan merah-hitam yang aneh maupun tentakel hitam pekat yang terdistorsi, semuanya cukup merepotkan untuk dihadapi. Bahkan penyihir perempuan pun sulit melepaskan diri jika terikat."
"Namun kemampuan makhluk energi sihir tidak berlaku efektif padanya. Asalkan pemimpinnya bisa ditahan, penyihir perempuan secara natural akan menyelesaikan sisa musuh."
"Situasi berkembang seperti yang Roland prediksikan. Saat Alpha menyadari dirinya tak bisa segera melepaskan diri dari cengkeramannya, nada bicara angkuh yang awalnya ditunjukkan akhirnya mulai mengubah strategi."
"Kau——"
"Sudah kubilang aku pencipta di sini," Roland sama sekali tidak ingin memberi kesempatan bicara pada lawannya. Lagipula dialog berulang itu sudah didengarnya berkali-kali. "Utusan Dewa pun tak istimewa! Utusan Dewa hebat sekali ya?" Sambil bergumam kesal, ia menjatuhkan lawannya ke tanah dan menghantam wajah musuh berulang kali hingga topeng aneh itu hancur berkeping-keping, memperlihatkan astrolab yang berputar di bagian bawahnya.
"Wajahnya sendiri merupakan inti tak tergantikan yang berukuran besar."
"Tanpa ragu-ragu, Roland meraih astrolab itu dan menariknya keras-keras hingga terlepas sepenuhnya."
"Seketika itu, kekuatan yang bergemuruh dalam tubuh tiba-tiba memancar deras, menyapu astrolab dan berubah menjadi pilar cahaya gemilang yang melesat dari tangannya menuju langit. Seolah merespons seruan pilar cahaya, inti-inti yang terkelupas dari Makhluk Jatuh pun berpencar menjadi titik-titik bintang, berkerumun dan berkumpul bersama, sejenak menerangi langit malam yang gelap gulita."
Perasaan bahwa dunia sedang mengalami perubahan tak terduga kembali muncul di hati.
Tapi ini bukanlah akhir... Pilar cahaya semakin terang tanpa tanda-tanda mereda, hingga sepenuhnya menyelubunginya! Roland merasakan sesuatu mengalir deras ke dalam pikirannya, tusukan tajam yang membuatnya hampir kehilangan kesadaran.
Segala yang terlihat di depan mata mulai memudar, ribuan serpihan salju memenuhi pandangannya, layaknya televisi hitam-putih era tujuh puluhan.
"Sss... sss..."
Dalam pemandangan penuh gangguan sinyal, ia melihat sebuah lubang gua alami yang sangat lebar.
