Seminggu kemudian, Roland menerima dua kabar baik.
Pertama, Kapak Besi menggunakan peluru napalm untuk memberikan pukulan telak pada Iblis dengan kekuatan terbatas, memperlambat gerak maju musuh di utara.
Komando utama dalam suratnya menjelaskan secara detail situasi saat senjata baru meledak, bisa dibilang lebih mengejutkan daripada hasil uji coba. Faktanya, penggunaan api untuk mencekik Iblis sudah muncul sejak Perang Makna Ilahi pertama. Saat itu, manusia berkali-kali menyusup ke belakang garis musuh untuk membakar hutan, memicu kobaran api gunung yang tak padam selama berhari-hari, membuat kabut merah di garis depan tak bisa terkumpul, dan akhirnya meraih pencapaian yang luar biasa.
Karena alasan inilah, Iblis yang telah belajar dari pelajaran kemudian secara sistematis menghancurkan hutan, padang rumput, bahkan sawah untuk mencegah terputusnya suplai. Meski berada di area yang diselimuti kabut merah, mereka membangun perkemahan menara batu kecil mirip pos terdepan sebagai antisipasi. Selama ada persediaan kabut merah di perkemahan, mereka bisa bertahan sampai kobaran api terpadamkan meski terjadi kebakaran di belakang garis.
Tak diragukan lagi, Kapak Besi dan staf terinspirasi dari contoh pertempuran di atas saat merencanakan Penghalang dengan membakar kota ini.
Keunggulan peluru napalm terletak pada bahan bakar bawaan yang bisa memicu kobaran api besar bahkan di tanah lapang kosong, dan sangat sulit dipadamkan dengan air. Namun tak ada yang menyangka, api yang tak lama menyala justru menyebabkan ledakan besar yang menyelimuti seluruh kota.
Roland berpikir dengan penuh penyesalan: "Andai A Xia bisa merekonstruksi kondisi di lokasi. Jika kita bisa menemukan penyebabnya, ke depan kita bisa memanfaatkan peluru bensin secara tepat untuk menghancurkan Iblis secara total."
Sayangnya, berdasarkan perhitungan waktu, Kota Taring seharusnya telah kembali diserap kabut merah, dan upaya menyusup ke dalamnya kemungkinan besar sudah tidak mungkin lagi.
Selain itu, penggunaan lebih dari lima ratus drum bensin membeku sekaligus juga membuat Roland merasa sakit hati. Bagaimanapun, masalah minyak masih bisa diatasi asal menambah pasukan untuk meningkatkan produksi. Yang terpenting adalah darah hewan yang membuat lendir cacing karet memiliki afinitas, selain mengandalkan akumulasi bertahap Departemen Pertanian, tidak ada cara lain.
Namun imigran yang diperoleh dari kemenangan ini lebih penting dari apapun. Roland tidak hanya memberi semangat besar pada Kapak Besi dalam surat balasannya, tetapi juga mengalokasikan lebih dari seratus drum bensin membeku produksi baru ke garis depan.
Kabar baik kedua adalah pabrik perakitan "Tianhuo" akhirnya berhasil merilis pesawat bersayap ganda pertamanya.
Setelah mendapat informasi dari Anna, Roland langsung membawa Tili ke lokasi pabrik secepat mungkin.
Pabrik baru ini dibangun pada periode yang sama dengan Akademi Ksatria Udara. Dibandingkan pabrik mesin uap dari tumpukan batu bata 2-3 tahun lalu, desainnya sejak awal telah mempertimbangkan berbagai kebutuhan manufaktur high-end. Kerangka struktur baja memberikan ruang interior yang sangat luas, mampu melakukan perakitan dan perbaikan untuk lebih dari sepuluh pesawat sekaligus. Lampu-lampu penerangan bahkan memenuhi seluruh langit-langit. Dipadukan dengan lantai teraso yang mulus dan mengilap, benar-benar bisa digambarkan sebagai megah dan mewah.
Bahkan Tili tak bisa menahan decak kagum saat mendekati pintu pabrik.
Jika orang yang tidak tahu situasi melihatnya, tidak aneh jika mengira tempat ini sebagai istana raksasa.
Dalam hal personel dan peralatan, Roland juga mengorbankan segalanya. Selain memindahkan para Administrator berpengalaman dan pekerja dari berbagai bengkel, semua alat produksi menggunakan mesin bubut generasi ketiga bertenaga listrik untuk memenuhi kebutuhan produksi mutakhir. Hal ini menjadikannya konsumen listrik terbesar di kawasan industri. Tanpa kehadiran instrumen Bulan Teka-teki, mengoperasikannya secara maksimal hanya mungkin dengan menghentikan pasokan listrik ke pabrik lain.
Bisa dikatakan, pencapaian dan akumulasi Kota Tanpa Musim Dingin selama 5 tahun terakhir termanifestasi penuh di pabrik baru ini.
Roland bahkan mendengar dari Barov bahwa warga Tanpa Musim Dingin merasa bangga bisa bekerja di tempat ini.
Sesuai rencana, saat pabrik baru mulai beroperasi resmi, setiap stasiun kerjanya akan menangani tugas perakitan khusus. Dari stasiun pertama hingga terakhir, proses pembentukan pesawat utuh secara bertahap akan terlihat jelas - mulai dari penyambungan kerangka dengan paku keling, pemasangan sayap, pemasangan komponen, hingga penempelan kulit tipis dan pengujian akhir sebelum pengiriman.
Tapi sekarang, kondisi pabrik masih jauh dari ideal. Kecuali satu unit "Tianhuo" yang sedang menjalani pengecatan di stasiun kerja dekat pintu keluar pabrik, semua stasiun lainnya masih kosong melompong.
"Bagaimana? Produksi mengalami masalah tambahan?" Roland menghampiri Anna.
"Tak terhitung banyaknya," Anna menggelengkan kepala, "Kau tidak tahu berapa banyak komponen dan material yang rusak hanya untuk membuat satu unit yang kompeten ini."
Melihat ekspresi pasrahnya, Roland tak bisa menahan senyum kecut.
"Sejak awal membuat keputusan ini, Roland sudah meramalkan kesulitannya - material baru, proses instalasi baru, hampir mustahil memahami semuanya dalam waktu singkat. Ini pun setelah ia berusaha mati-matian mengurangi tingkat kesulitan.
Misalnya di bagian sambungan pesawat, digunakan teknologi paku keling satu sisi baru. Untuk ini, dia khusus membuka lini produksi untuk membuat berbagai jenis paku keling tipe pukul dan tarik yang dibutuhkan pesawat bersayap ganda. Dibanding paku keling tradisional dua sisi, komponen penyambung yang bisa dipasang hanya dengan mengetuk atau menarik inti ini lebih mudah dipasang oleh pekerja dan lebih praktis.
Selain itu, dia juga meminjam pengalaman perakitan model masa depan. Semua komponen diberi nomor tetap sementara setiap langkah perakitan dijelaskan melalui ilustrasi grafis. Pada bagian yang mudah tertukar, dipasang sambungan anti-salah untuk meminimalisir kesalahan pemasangan akibat kecerobohan.
Meski demikian, dalam hampir setengah bulan, para pekerja hanya berhasil merakit satu unit pesawat utuh. Tingkat kesulitannya bisa dibayangkan.
"Lalu apa kamu sendiri yang turun tangan?" tanya Tili tiba-tiba.
"Tidak juga..." Anna mengangkat bahu - hanya di depan sedikit orang dia akan menunjukkan sikap "kurang dewasa" seperti ini. "Roland menyuruhku hanya mengawasi. Apapun masalahnya, mereka harus menyelesaikan sendiri. Beberapa kali aku hampir tidak tahan."
Tili tertawa, "Jadi sebenarnya kamu cukup senang, kan? Soalnya akhirnya ada satu yang berhasil."
Anna tidak bisa menahan diri untuk ikut tersenyum, "Memang tidak bisa menyembunyikan apa pun darimu."
"Ada yang pertama pasti akan ada yang kedua. Setelah semua pekerja terbiasa, aku yakin pesawat kompeten akan segera bertambah banyak." Tili berhenti sejenak, lalu menoleh ke Roland, "Jika kamu memujinya sekarang, itu akan lebih baik."
"Aku tidak pernah berharap padanya," Anna menyeringai.
"Hah?" Roland menunjukkan ekspresi kebingungan, sebenarnya apa yang terjadi? Bukannya sedang membahas produksi pesawat, kenapa tiba-tiba berubah ke dirinya?
Tiba-tiba seorang pengawal datang berlari, "Yang Mulia Kaisar, semua persiapan untuk peluncuran perdana 'Kobaran Api Surgawi 001' sudah selesai. Upacara perayaan bisa dimulai kapan saja."
Roland memusatkan perhatian kembali ke pesawat bersayap ganda. Pada rangka pesawat keabu-abuan terlihat dua lambang baru: lencana kerajaan Greycastle dan ksatria bersayap dengan tombak panjang. Seluruh pesawat terlihat penuh kewibawaan, tapi masih ada yang kurang...
Setelah merenung sejenak, matanya berbinar penuh pencerahan. "Pasang pita!" perintahnya.
Tak lama, sutera merah terang menghiasi pesawat. Baling-baling di hidung pesawat bahkan dipasangi bunga merah besar.
Roland mengangguk puas. Baru seperti ini kondisi peluncuran sempurna untuk 'Kobaran Api Surgawi'.
Acara dilanjutkan dengan pidato, gunting pita, dan foto bersama. Roland, Anna, Tili... bersama semua insinyur dan pekerja yang terlibat dalam desain dan produksi pesawat berbaril di depan pesawat bersayap ganda baru bernomor 001 yang penuh hiasan merah.
“Perhatikan ke sini... Satu, dua, tiga!”
Soraya memanggil Pena Ajaib, merekam gambar bersejarah ini.
