Hati Serigala, Pelabuhan Shenchi.
Kemenangan dalam pertarungan penghadangan balik ini segera sampai ke telinga Kapak Besi.
Ia segera mengirim kurir untuk menyampaikan pujian dan dorongan melalui surat kepada tim Yuwang, meminta mereka sementara kembali ke zona aman sembari menunggu kedatangan pasukan pengganti.
Meski tim ini hanya mengalahkan aliansi bangsawan tua, ketenangan dalam kekacauan dan keinginan bertarung yang mengalahkan jumlah lawan menjadi teladan promosi yang sempurna. Daripada terus menyambut pengungsi, menyebarkan kisah mereka jelas lebih bermakna bagi pertarungan - terutama saat Angkatan Darat Pertama sedang dalam proses penyusutan.
Tidak lama sebelumnya, dua kabar buruk beruntun diterimanya: laporan prajurit yang menyamar di daerah kabut merah bahwa bangsawan telah mengambil alih pekerjaan penghadangan dari iblis.
Menurut laporan, para ksatria dari berbagai keluarga Musim Dingin Abadi ini sedang mencegat rombongan pengungsi di mana-mana. Sebagai sesama, ancaman atau bujukan mereka jelas jauh lebih efektif dibandingkan ras asing. Sementara Angkatan Darat Pertama yang masuk jauh ke area kabut merah menghadapi risiko besar, biasanya hanya bisa memberikan bantuan darurat di perimeter luar, menyebabkan penurunan arus migran di berbagai titik evakuasi dengan tingkat yang berbeda-beda.
Kedua, Iblis yang sudah bebas kembali memperkuat serangan terhadap Angkatan Darat Pertama. Informasi ini berasal dari laporan pertempuran lengkap: awalnya pos pengawas mengobservasi segerombolan Fearful Beast terbang keluar dari area kabut merah menuju arah tenggara dan bergerak maju ke Pulau Duke. Pasukan bertahan di pulau kemudian mempersiapkan pertahanan sambil menghentikan transportasi laut.
Tapi tak disangka kawanan Fearful Beast tiba-tiba menghilang di udara antara dua pos pengawas, dan muncul kembali tepat di atas kepala sebuah tim evakuasi kecil. Tim tersebut kebetulan juga menerima intelijen bahwa Fearful Beast menuju timur, sedang bekerja lembur untuk mengevakuasi personel, namun akhirnya terbuka di hadapan mata Iblis tanpa perlindungan sama sekali.
Meskipun tim memberikan perlawanan maksimal, mereka tetap dibantai sampai tercerai-berai. Hingga kini belum ada laporan statistik lengkap, tapi menurut tim pendukung, hampir dua ribu migran tewas dalam serangan ini, dengan korban di pihak militer minimal lebih dari seratus orang.
Kerugian sebesar ini memaksa Kapak Besi mengambil keputusan untuk menyusutkan garis pertahanan secara menyeluruh.
“Dua kabar buruk ini bisa disebut sebagai reaksi berantai. Staf bukan tidak mempertimbangkan kemungkinan beralihnya pihak Bangsawan, tapi tidak menyangka mereka akan berubah sisi secepat ini. Keluarga-keluarga besar di Musim Dingin Abadi sudah bertarung kacau selama hampir dua tahun tanpa bisa memunculkan Raja baru, namun kini 'bersatu' di bawah keinginan Iblis - sungguh sebuah ironi.”
“Saat ini situasi sudah sangat jelas. Tahap migrasi besar telah memasuki fase akhir. Angkatan Darat Pertama selanjutnya perlu mengumpulkan kekuatan untuk mempertahankan area perbatasan yang akhirnya akan diselimuti kabut merah.”
“Saat ini prajurit yang sudah diangkut ke Gunung Long dan Pelabuhan Shenchi sekitar lima ribu orang, masih kurang dari seperenam total kekuatan. Sedangkan jumlah pasukan yang bisa dimobilisasi Iblis masih belum diketahui. Sebelum situasi musuh terpetakan dengan jelas, dia tidak boleh lagi sembarangan kehilangan pasukan.”
“Yang paling dikhawatirkan Kapak Besi adalah, dalam kondisi kemampuan angkut Angkatan Darat Pertama yang terbatas dan kekurangan pasukan, Iblis mungkin akan mengkonsentrasikan pasukan besarnya untuk menyerang node-node yang belum selesai dipersiapkan pertahanannya. Jika demikian, tentara akan terjebak dalam dilema tidak bisa mempertahankan maupun menyelamatkan.”
“Lagi pula, di medan Hati Serigala sudah tidak ada 'benteng bergerak' semudah kereta lapis baja yang bisa diandalkan.”
“Yang Mulia,” seorang pengawal masuk ke ruangan buku kediaman, “Kapal Menteri Staf Umum Edith Kant baru saja berlabuh di pelabuhan.”
“Oh?” alis Kapak Besi berkerut melebar. Baru saja dia memikirkan orang yang bisa meringankan bebannya, eh orangnya sudah datang sendiri. “Kebetulan sedang tidak ada urusan, aku juga akan ke pelabuhan untuk menyambutnya.”
……
Di dermaga, Kapak Besi melihat Mutiara Utara yang dikelilingi anggota, ekspresi wajah yang lain menunjukkan perasaan terbebaskan, sepertinya mereka benar-benar melupakan pengalaman mengerikan saat sibuk dengannya.
Baru sekitar setahun menjadi menteri, dia sudah mendapatkan rasa hormat dan pengakuan dari anggota departemen.
Memikirkan bangsawan di Musim Dingin Abadi dan Hati Serigala, lalu melihat mantan putri duke ini, Kapak Besi tak bisa menyembunyikan kekagetan dalam hati: perbedaan antara bangsawan benar-benar seperti jurang langit.
"Komandan Utama," Edith juga melihat Kapak Besi, dia menepuk dada sambil memberi hormat, "Lama tidak bertemu, harapannya anak buahku tidak merepotkanmu."
"Dalam pekerjaan inti, mereka semua memenuhi tanggung jawab." Kapak Besi membalas dengan penghormatan militer. Posisi kedua orang ini hampir setara, percakapan mereka tidak memiliki ketidakharmonisan. Atau bisa dikatakan, selain Yang Mulia Kaisar dan Yang Mulia Bulan Perak, dialah satu-satunya orang yang rela diajak ngobrol lebih lama.
"Dengan kata lain, mereka tidak memberimu kejutan sama sekali?" Edith mengangkat bahu, menoleh ke arah para anggota departemen, "Tampaknya performa terkini kalian kurang kompeten ya."
Sudut mulut Kapak Besi tak sengaja naik. Putri Mutiara Utara ini tetap tajam dalam bicara, "Jika bisa memenangkan perang dengan stabil, itu juga bukan hal buruk."
Yang Mulia tidak menyelidiki lebih dalam, namun mengganti topik, "Ngomong-ngomong, yang ikut denganku kali ini ada senjata baru hasil pengembangan berdasarkan intelijen garis depan oleh Yang Mulia. Apa kamu tertarik melihatnya?"
"Kapak Besi" matanya langsung berbinar, "Tentu, tolong antar kami."
Sekelompok orang tiba di area bongkar muat yang dijaga ketat, tempat ini telah diisolasi oleh pasukan bertahan. Kotak-kotak kayu besar sedang diturunkan satu per satu dari kapal, ditata rapi di sudut halaman penyimpanan.
Beberapa kotak di antaranya sudah dibuka, memperlihatkan senjata yang dibungkus kertas minyak di dalamnya.
Perhatiannya segera tertuju pada sebuah meriam kecil.
"Visimu bagus," Edith tersenyum, "Meriam 75 milimeter ini dianggap senjata api termahal dalam pengiriman ini. Yang Mulia Kaisar berharap bisa mengisi kekosongan daya tembak antara mortir dan meriam benteng. Tidak perlu penyihir perempuan untuk mengangkutnya, dalam kondisi terpasang empat roda hanya membutuhkan satu kuda atau dua orang, bisa ditarik ke mana-mana, pelurunya juga bisa digendong manusia."
"Ini mengingatkanku pada meriam lapangan depan pertama." Kapak Besi mengangguk, dia langsung memahami kegunaan senjata ringan ini - dibandingkan peluru howitzer anti-iblis dan mortir yang jangkauannya pendek, meriam baru ini jelas lebih cocok untuk melawan laba-laba iblis berkulit tebal. Bahkan jika tak sempat membangun basis artileri, prajurit garis depan takkan lagi tak berdaya menghadapi laba-laba iblis.
"Adapun senapan baru yang ditempatkan di sana, itu adalah senjata semi-otomatis." Edith menjelaskan sambil berjalan, "Hasil uji cobanya cukup bagus, serangan bertubi-tubi dari dua tiga pucuk senapan bisa mencapai efek yang setara dengan senapan mesin berat. Orang yang pertama kali mencetuskan ide ini pasti sangat kau kenal, dia adalah Komandan Batalion Artileri Fanar. Meskipun produk resminya telah disempurnakan oleh Yang Mulia Kaisar, tetap dinamai Senapan Fanar."
"Tapi ini hanya pengganti sementara. Konon senjata otomatis sejati saat ini sudah memasuki tahap uji produksi. Setelah hasil karya keluar, seharusnya segera diangkut ke sini."
"Yang paling di pinggir adalah peluru howitzer anti-iblis baru. Kalibernya diperbesar cukup banyak, mungkin Departemen Kimia telah memodifikasi bahan peledaknya..."
Personel yang sedang melihat-lihat mulai berpencar. Ketika sampai di tepi halaman penyimpanan, hanya mereka berdua yang tersisa dari sekelompok orang.
"Ada apa? Apakah pertempuran tidak berjalan mulus?" tiba-tiba Edith bertanya.
Kapak Besi tertegun. Baru sekarang ia sadar bahwa orang tersebut sengaja membawanya berdua saja ke sini bukan tanpa alasan.
"Kau sudah tahu?"
"Jika tidak seperti itu, seharusnya kau tidak akan menyambutku di dermaga secepat mungkin."
“Benar tak bisa menyembunyikan dari Anda.” Kapak Besi menghela napas, menceritakan kabar buruk terkini dan hal-hal yang dikhawatirkannya, “Sebelum lorong pengangkutan dibuka, kita masih butuh beberapa bulan untuk mengumpulkan semua pasukan dan peluru di sini. Tapi Iblis bisa menyerang dari mana saja kapan saja. Bahkan jika Putri Sylvie, Petir, dan Maisie datang sekalipun, tak mungkin mengawasi garis pertempuran selebar ini. Pertempuran besar akan segera dimulai, tapi pengetahuan kita tentang situasi musuh masih minim. Ini pertanda buruk.”
“Begitu rupanya.” Edith merenung sejenak, “Masalah lorong pengangkutan... aku tak bisa berbuat banyak. Tapi dalam hal intelijen, mungkin tak sesulit itu menyelesaikannya.”
“Anda punya rencana?”
“Bisa dibilang. Anda hanya mempertimbangkan Angkatan Darat Pertama untuk menyelesaikan masalah, makanya terasa rumit.” Mutiara Utara berbicara perlahan, “Iblis memanfaatkan bangsawan untuk kepentingannya seolah menguntungkan banyak pihak, tapi ini justru memberi kita kesempatan. Selama Iblis tidak mengosongkan setiap kota, kita bisa menancapkan banyak mata di perut musuh!”
Kapak Besi seperti menyadari sesuatu, “Mata-mata ini bukan prajurit Angkatan Darat Pertama...”
“Tentu bukan. Tentara tidak cocok untuk pekerjaan seperti ini. Rakyat biasa atau tikus justru pilihan lebih baik - terutama jika mereka penduduk lokal. Dengan begitu semuanya terlihat natural. Ada banyak metode untuk mengubah mereka menjadi mata kita,” Edith tersenyum, “Omong-omong, bukankah dulu Anda menerima selembar kertas hitam pekat? Cobalah hubungi mereka.”
