Guru Xie langsung sumringah, sementara perempuan di sampingnya menghela napas pelan.
Roland tentu menyadari hal ini. Sejak dunia mimpi berkali-kali menyerap inti pusaran tersebut, kekuatannya terus bertumbuh. Persepsi dan ketajaman analisisnya telah naik ke tingkat baru. Meskipun dilakukan diam-diam, gerakan itu tetap tertangkap oleh sudut matanya.
“Perempuan ini adalah staf keuangan sekaligus sekretaris yang dikirim oleh Jia De, Qing Qing. Konon dia baru lulus dari universitas ternama, memiliki bakat dan kemampuan yang luar biasa, serta berparas cantik. Bisa dibilang dia termasuk tipe orang yang sudah menang di garis start. Di seluruh pabrik, hanya dia yang tahu bahwa saat ini semua pengeluaran ditanggung oleh Grup Sanye, sedangkan "bos sekarang" sama sekali tidak mengeluarkan uang.
Mungkin dalam pandangan Qing Qing, semua tindakannya ini adalah upaya mengutil dari Grup dan menggali sudut tembok majikan, sehingga ekspresi wajahnya yang kurang bersahabat bisa dimaklumi.
Tapi Roland tidak ambil pusing. Dalam situasi seperti ini, cukup dengan melibatkan pihak lain dalam masalah, segala keluhan pasti akan musnah.
"Tentu saja, keberhasilan yang cepat ini juga berkat kontribusi kalian semua," dia tersenyum ke arah sekretaris, "Jika berhasil, bagaimana kalau kita naikkan gaji semua karyawan pabrik selama sebulan!"
"Setuju, setuju. Tuan memang bijaksana." Master Xie mengangguk berulang kali.
"Tidak... Maksudku bukan begitu..." Qing Qing tidak menyangka gerak-geriknya diperhatikan Roland, wajahnya mulai memerah, "Aku hanya berpikir, kapan pembukuan perusahaan bisa untung..."
Jika tidak ada krisis, mungkin hari itu takkan pernah tiba. Roland mengibaskan tangan dengan tenang, "Tenang, beberapa temanku ini adalah pejuang mimpi. Masalah cari uang bukan hal sulit. Kalian semua tinggal menanti promosi dan kenaikan gaji."
"Siap, siap." Master Xie seolah sudah terjebak dalam fantasi mencapai puncak kehidupan, kerut wajahnya berkerumun karena senyum lebar.
“Ngomong-ngomong,” dia menatap Qing Qing, “Kebetulan aku punya proyek baru yang mau dikembangkan, ikut aku ke kantor yuk.”
“Ah… Bos,” tepat saat Roland berbalik hendak pergi, Master Xie bertanya sambil menjilat, “Ada permintaan lain untuk traktor ini? Misalnya desain bodi, warna, atau semacamnya?”
Kamu benar-benar menganggapnya sebagai properti film ya… Roland menggelengkan kepala sambil tersenyum, “Yang penting keandalannya teruji, selain itu tidak perlu dipusingkan. Tapi...”
“Silakan lanjutkan.”
“Kalau memungkinkan, aku ingin hasil akhirnya punya lima pasang roda pengangkut beban.”
“Ini sama sekali bukan masalah!” Master Xie menepuk dadanya, “Waktu mendesain sasis, sudah kuperhitungkan skalabilitasnya. Serahkan saja padaku!”
……
Karena para pekerja pabrik pada keluar menonton uji coba kendaraan, area pabrik terlihat cukup sepi. Roland menyadari sejak melewati pintu bengkel, Qing Qing memperlebar jarak mengikutinya dari dua meter menjadi lima meter.
Diam-diam dia tersenyum dalam hati. Tampaknya Jia De tidak memberitahukan statusnya pada gadis itu. Kalau tidak, pasti dia sudah tahu bahwa ketika seorang ahli seni bela diri berniat jahat, jarak lima meter? Bahkan diberi start lima puluh meter pun bukan masalah.
Tapi dia juga malas memperbaiki citranya di mata karyawan. Asal mereka bisa bekerja dengan baik, itu sudah cukup. Hal lain tidak penting.
Masuk ke kantor yang berantakan, Roland langsung duduk di kursi bos dan langsung membuka topik, “Begini, aku punya seorang teman...”
Mulai lagi.
Qing Qing tak bisa menahan gerutu dalam hati. Setiap proyek selalu diawali dengan "seorang teman". Masalahnya, mana ada begitu banyak teman yang rela menghabiskan ratusan ribu hanya untuk membeli tumpukan sampah? Dia akui orang kaya memang punya hobi aneh-aneh, tapi melihat penampilan bosnya yang sama sekali tidak seperti putra bangsawan, Qing Qing yakin akan kemampuan menilainya.
Bagaimanapun dia lulusan sekolah ternama, sudah banyak melihat anak-anak orang kaya meski mereka berpenampilan sederhana. Tapi belum pernah melihat orang sesederhana Tuan Roland — yang meski low-profile tetap tak akan mengabaikan kebutuhan dasar. Barang-barang yang dipakai mungkin niche, tapi kualitas dan harganya pasti selangit. Apalagi generasi muda yang mau hidup hemat semakin langka... Tapi Tuan Roland? Pakaiannya barang loak biasa, tanpa aksesori, bahkan mobil yang dikendarai hanyalah mobil mini reyot. Ini sudah bukan sekadar low-profile...
Seluruh tubuhnya memancarkan jejak aura kemiskinan!
Teman orang seperti ini, seberapa kayanya bisa?
Setelah lulus, dia berhasil masuk Grup Sanye — perusahaan terbesar di kota. Ingin menambah catatan gemilang di CV, siapa sangka malah ditugaskan ke pabrik kecil ini dengan proyek-proyek aneh. Qing Qing mulai curiga: Jangan-jangan Tuan Jia De sedang ditipu, atau sengaja menggunakan pabrik ini untuk menutupi bisnis gelap.
"Misalnya proyek baru yang diusulkan bos ternyata komunikasi radio! Qing Qing hampir ingin menepuk dahi dan menghela napas panjang, interkom bisa dibeli online seharga beberapa puluh rupiah, bahkan alat pengirim berbentuk barang antik pun tersedia, tapi dia malah ingin mulai dari tabung elektron paling dasar – sama seperti proyek traktor, semuanya harus dibuat manual dari awal, tidak boleh ada satu pun komponen jadi yang bisa dibeli."
"Ini kan pemborosan uang yang disengaja!"
"Untuk perekrutan, tidak perlu yang terlalu profesional, lulusan baru atau penggemar radio pun boleh, buatkan mereka rumah panel terpisah di luar pabrik sebagai kantor, biar saya tidak perlu bolak-balik." Roland menjelaskan permintaannya secara detail, "Semua peralatan yang mereka butuhkan harus disetujui, tapi ingat, semua komponen harus diproduksi di sini. Kasar dan sederhana tidak masalah, atau lebih tepatnya, semakin rendah tingkat proses pembuatannya justru semakin baik. Gaya post-apokaliptik, mengerti? Teman saya memang menyukai hal-hal seperti itu."
"Ini berbeda dengan sistem kompensasi pekerjaan... Saya khawatir harus melaporkan dulu ke Tuan Jia De."
"Tidak apa-apa," kata Roland dengan lapang, "Saya yakin dia akan menyetujui."
Tiba-tiba, ponsel di saku nya berdering.
Dari nada deringnya, ternyata panggilan dari Asosiasi Ahli Bela Diri.
Roland menyambungkan telepon setelah Qing Qing pergi.
"Halo, Tuan Roland," suara tenang yang familiar terdengar di telinga, berasal dari Penjaga Batu dari asosiasi, "Saya punya tugas baru yang ingin saya percayakan padamu, apakah kamu ada waktu sore ini untuk datang ke Rumah Perawatan Daun Hijau?"
Saat ini Batu telah menjadi andalan terbesar Biro Desain Greycastle, tentu saja tidak ada alasan untuk menolak. Roland langsung menyetujui permintaan tersebut.
"Sejak operasi penumpasan makhluk energi sihir dari sisi korosi dunia lain yang lalu, jejak para Makhluk Jatuh tiba-tiba menjadi lebih tersembunyi. Seolah mencium jejak aura berbahaya, mereka sepenuhnya mundur dari kota ini. Hasil operasi pencarian dan penumpasan para penyihir Takkila pun menurun drastis."
Namun Roland yakin situasi tak sesederhana itu.
Tujuan Makhluk Jatuh adalah merebut kekuatan alam para yang Bangkit untuk melemahkan kekuatan dunia mimpi. Dengan serangan ke Kota Prisma dan dimulainya Kompetisi Wushu yang mengumpulkan banyak ahli bela diri, seharusnya mereka tidak akan menyerah begitu saja.
Jika asosiasi telah memperoleh intelijen baru tentang Makhluk Jatuh, hal itu akan menghemat banyak tenaganya.
