"Hei, Roland."
"Roland, kau melamun apa!"
"Paman, cepat tolong kami!"
Dua suara bergantian menyadarkan Roland dari keterpanaannya. Ia mengedipkan mata - pilar cahaya dan kepingan salju telah lenyap tanpa jejak, meninggalkan pemandangan jembatan yang porak-poranda.
Jieluo dan Wakilisi sedang sibuk membersihkan reruntuhan dengan ekspresi tegang, pertanda bahwa krisis ini belum benar-benar usai.
"Benar——" Dia tiba-tiba teringat, sebelumnya yang berhasil tersambung via telepon dan membuatnya menyadari keanehan adalah ahli bela diri jenius asosiasi Fei Yuhan. Tapi di mana dia sekarang?
Mungkinkah "menyelamatkan" yang dimaksud Jieluo adalah——
Ekspresi Roland tiba-tiba berubah kaku.
Pikirannya akhirnya kembali ke jalur ortodoks.
Dengan memaksakan diri melempar fragmen yang baru saja dilihatnya ke belakang, dia berlari tiga langkah sekaligus mendekati kedua orang itu, lalu tak kuasa menarik napas lega!
Di sebuah cekungan dangkal yang terbentuk akibat hantaman benda berat, terbaring seorang perempuan hancur berdarah-daging. Keempat anggota tubuhnya kecuali lengan kiri hampir seluruhnya hancur, tulang-tulang patah dan darah beku bercampur jadi satu, tak lagi berbentuk wajar. Tubuhnya penuh luka, pakaian hampir sepenuhnya terendam darah segar, tulang belakang terdistorsi membentuk garis patah kontras, bahkan menusuk kulit hingga mencuat separuh.
Sekalipun di medan perang, ini tetap merupakan pemandangan yang tak tega untuk disaksikan.
Dari profil wajah yang lusuh itu, jelas terlihat ini adalah Fei Yuhan.
Masih ada secarik aura kehidupan yang tersisa, meski hanya secarik saja.
"Bagaimana bisa……"
Roland berjongkok, sejenak bingung harus berbuat apa. Pertolongan pertama? Sekalipun ada perban, mustahil mengembalikan organ dalam yang tumpah ke posisinya. Menghentikan pendarahan? Jangan harap, tak ada satu pun bagian tubuh yang utuh, fungsi gerak dalam tubuh sudah mengalami kehancuran total. Hanya mengandalkan kekuatan alam yang masih mempertahankan kesadarannya agar tidak terputus.
"Tapi kekuatan fisik ini seperti lilin yang sudah terbakar habis, hanya tersisa sedikit."
Faktanya, mempertahankan kesadaran dalam situasi mencurigakan seperti ini membutuhkan keinginan yang sangat kuat. Bahkan ahli bela diri pun, hanya sedikit yang bisa melakukannya.
"Guru menjadi seperti ini karena melindungi saya..." Jieluo terputus-putus oleh isak tangis.
"Dia hampir mati." Wakilisi juga menemukan hal ini, "Bahkan Sang Komandan yang mengalami cedera serius seperti ini, dimasukkan ke kolam Melayang hanya bisa menunda sebentar saja. Apalagi tingkat ilmu pengobatan dunia ini jauh lebih rendah daripada kolam Melayang. Meski energi sihirnya melimpah, tetap tidak bisa membalikkan proses ini. Sebagai prajurit, dia bertahan sampai akhir."
"Kamu akhirnya... datang." Seolah mendengar suara mereka, Fei Yuhan perlahan membuka matanya, "Haruskah aku memanggilmu... Yang Mulia Dewa?"
Nada bicaranya mengandung sedikit kelakar, ekspresi wajahnya sama sekali tidak seperti orang dalam situasi terjepit.
"Kamu..." Roland terpaku.
"Maaf... Aku menguping percakapan kalian." Dia mengedipkan mata ke Wakilisi - ini satu-satunya gestur yang bisa dilakukannya, "Tapi jika bisa mengulang, saya tetap... akan melakukannya. Jieluo... apakah dia baik-baik saja?"
Beberapa kalimat pendek itu seperti menghabiskan sebagian besar kekuatan fisiknya. Hanya dengan menahan napas, kita bisa mendengar bisikan lembutnya yang nyaris seperti erangan.
"Guru, saya... baik-baik saja..." Jieluo berbisik sambil terisak.
“Dunia ini... untuk saat ini masih utuh, bukan?” Fei Yuhan menghela napas, “Dengan begini, aku telah menjalankan sebagian tanggung jawabku untuk menjaganya.”
“Jadi kau tahu dunia ini hanyalah mimpi——” Wakilisi mengerutkan alis.
“Mungkin bagi kalian ada beberapa dunia, tapi bagiku... ini satu-satunya. Menjaga dunia ini adalah kewajiban tak terelakkan bagi ahli bela diri.” Dia berhenti sejenak, “Yang Mulia Dewa, kalau kau sudah menciptakannya, seharusnya kau lebih mempercayai kami semua, bukan?”
“Mempercayai... semua orang?”
“Aku tahu ini terdengar... tak terbayangkan, tapi selama kau bisa membuktikan, para petinggi asosiasi... tidak akan terlalu keras kepala. Yang bisa kami lakukan memang terbatas, tapi bukan berarti tak berguna... Meski tak bisa mengalahkan Utusan Dewa, setidaknya kami bisa membantumu mengurangi tekanan. Bukankah... ini akan mempermudah misi menyelamatkan dunia?”
Mengumpulkan kekuatan semua orang——
Kilatan inspirasi tiba-tiba menyambar pikiran Roland.
Benar, dialah pencipta dunia ini.
Tapi bukan dewa yang mahakuasa.
Ada hal-hal yang tak bisa dilakukannya.
Tapi orang lain bisa.
Dengan menyatukan kekuatan semua orang, mungkin kita bisa mewujudkan keajaiban yang tampak mustahil.
“Terakhir... terima kasih.” Suara Fei Yuhan telah sekecil desiran angin, “Terima kasih telah menciptakannya, meski hanya berupa mimpi——”
“Tidak, dunia ini bukan mimpi.” Roland memotong, “Ia eksis di dunia kesadaran, dan akan terus bertahan selamanya.”
“Aku sudah tahu... kamu pasti akan berkata begitu.” Fei Yuhan menutup mata, menunjukkan senyum puas.
“Selain itu, menurutku meski sudah menunjukkan bukti, klaim sepihak sebagai dewa pencipta tetap terdengar tidak meyakinkan. Tapi jika ditambah dengan identitas 'jenius seni bela diri', efeknya mungkin akan jauh berbeda.”
Bibirnya bergerak pelan, 「Apa ini... cara kamu menghiburku?」
“Ini bukan penghiburan, tapi pernyataan resmi dari Sang Pencipta.” Roland bangkit berdiri sambil berkata, “Dengarkan baik-baik! Ini belum waktunya untuk menyerah! Jika kamu benar-benar percaya padaku, percayalah bahwa situasi ini masih bisa diselamatkan!”
“Karena... aku adalah dewa——”
Mimpi terputus tiba-tiba. Roland bangkit mendadak dari kursi malasnya.
Di luar jendela, serpihan salju masih beterbangan. Nightingale yang berjaga di kantor langsung melesat ke hadapannya dengan wajah khawatir, “Kenapa bangun begitu cepat? Ada yang tidak enak badan?”
Ini kali pertama dia memasuki dunia mimpi setelah pingsan dua hari. Biasanya tidurnya berlangsung dari jam 1 siang hingga 4 sore, tapi jelas kali ini waktunya lebih singkat.
“Tenang, aku baik-baik saja.” Roland bersikap serius, “Panggil Book Scroll dan Mitang ke kastil secepatnya. Ada tugas penting yang harus segera diatur.”
Nightingale masih memeriksa suhu tubuh dan denyut nadinya sampai yakin tidak ada masalah, lalu mengangguk, “Aku paham.”
Setelah sosok itu menghilang dalam kabut, Roland kembali ke meja kerjanya dan mulai menyusun rencana dengan pena dan kertas.
Untuk menyelamatkan nyawa Fei Yuhan, dua dunia harus bekerja sama melakukan operasi penyelamatan gabungan.
Begitu keluar dari mimpi, waktu di sisi sana akan berhenti. Ini memberi peluang krusial untuk penyelamatan. Meski hanya tersisa nafas terakhir, selama dia tidak kembali ke mimpi, nafas itu takkan berakhir.
Kunci kebangkitan kembali terletak pada kemampuan baru Na Nava - objek terkontaminasi kegelapan yang memiliki kekuatan penyembuhan. Dengan jumlah cukup yang digunakan sekaligus, keruntuhan fungsi tubuh bisa dicegah.
Lalu ada wilayah kekuasaan Book Scroll. Meski tak bisa membawa benda fisik ke dunia mimpi, Arsip kecil itu bisa. Mengingat kemampuan penyihir bisa diterima dunia mimpi, objek terkontaminasi kegelapan pun seharusnya bisa mencapai alam kesadaran.
Tentu dua hal ini saja belum cukup.
Pertama, dia harus mengirimkan alat penyelamat ini dari Arsip ke Jembatan Tol dalam waktu sesingkat mungkin.
Kedua, benang jahit dan perban bermagis hanya bisa menarik Fei Yuhan dari jurang kematian. Untuk menangani patah tulang, diperlukan alat medis profesional dan bantuan tabib ahli.
Hanya dengan menyatukan kekuatan semua pihak, keajaiban bisa tercipta.
