Lima hari kemudian, Burung Camar Nomor Satu mendarat di Akademi Ksatria Udara Kota Tanpa Musim Dingin.
Tili membawa Na Nava turun dari pesawat, untuk pertama kalinya tidak langsung memprotes Roland tentang pesawat khusus, melainkan bertanya dengan wajah penuh kecemasan, "Kami tidak terlambat, kan?"
Karena proyek menara besi masih belum menyelesaikan kode komunikasi terintegrasi, dan siswa Ksatria Udara yang telah menyelesaikan kursus teori juga dikirim ke Duri untuk latihan praktis berikutnya, maka satu-satunya cara tercepat untuk menghubungi garis depan adalah melalui kurir terbang. Kecepatan yang melintasi dua setengah kerajaan dalam empat hari pergi dan satu hari pulang memang tidak bisa dibilang lambat, tapi untuk situasi penyelamatan darurat yang genting, waktu tersebut sudah terasa sangat panjang.
"Tidak, kalian datang tepat waktu," jawab Roland.
"Begitu? Syukurlah... Lain kali lebih baik aku menugaskan seorang siswa Ksatria Udara untuk menjaga Tanpa Musim Dingin, untuk mengantisipasi kebutuhan mendadak seperti ini," hela napas lega Tili. "Ngomong-ngomong, siapa yang terluka?"
"Eh..." Roland terdiam sejenak. Informasi yang dibawa kurir terbang terbatas, jadi dia tidak menjelaskan detail banyak, hanya meminta Tili segera mengembalikan Na Nava ke Tanpa Musim Dingin. Kini ketika ditanya langsung, dia baru menyadari kesulitan menjelaskannya. Setelah merenung sejenak, akhirnya dia berkata, "Seseorang yang tidak ada di dunia ini."
"Ha?" Tili menyentak sudut mulutnya, "Maksudmu dari mimpi?"
Benar-benar Putri Kelima, ketajamannya luar biasa... Roland membersihkan tenggorokannya, "Kurang lebih seperti itu maksudku."
“Kalau mau bilang ya langsung saja, ngapain berbelit-belit.” Tili mengerlingkan mata dengan ekspresi jijik, “Apa kamu takut kami kecewa setelah pulang dari ribuan li jauhnya hanya untuk mimpi samar-samar?”
“Tepat sekali.” Na Nava menyambut.
“Sudah tahu juga ngapain diungkapkan.” Wendy menggelengkan kepala sambil tersenyum.
Kalian bertiga — sedang main sandiwara ya?
“Tahu diri itu bagus, Kakak.” Tili berjinjit dan menunjuk dada Roland, “Tapi jangan meremehkan kami — selama menurutmu ini penting, sekonyol apapun pasti kami lakukan dulu. Jadi... langkah selanjutnya?”
Hmm... mungkin ini bentuk lain dari kepercayaan?
Roland menekan kepala Tili ke bawah, menghembuskan uap putih, “Pulang ke kastil, Book Scroll sudah menunggu.”
……
Dengan persiapan matang, Na Nava segera memproduksi banyak "benang terkontaminasi kegelapan". Menurutnya, meski tak bisa menjahit, cukup letakkan di dekat luka untuk efek penyembuhan. Masalahnya harus dicabut setelahnya, kalau tidak benang lepas ini malah menimbulkan komplikasi baru.
Mengingat benda nyata tak bisa lenyap, Book Scroll cukup bolak-balik dunia kesadaran beberapa kali untuk mengumpulkan benang. Dengan cara ini, Na Nava bisa menyimpan energi sihir cukup untuk enchantment peralatan medis selanjutnya.
Meski persiapan memakan waktu lima hari, bagi dunia mimpi hanyalah seketika.
Tentu saja, hal ini mungkin membuat pihak terkait dalam mimpi menangkap keanehan, seperti Jieluo, Wakilisi... Namun Roland kini tak sempat mempedulikan itu.
Setelah segalanya siap, ia menarik napas dalam-dalam, memberi isyarat tenang pada Book Scroll dan penyihir perempuan lainnya, lalu menutup mata dan memasuki mimpi.
Setelah lamunan sesaat, pemandangan yang familiar kembali terlihat di depan matanya.
Fei Yuhan masih terbaring tak bergerak di genangan darah, sementara dua orang lainnya menatapnya dengan terkejut. Jieluo bahkan tak sabar menarik lengan bajunya, "Paman, apa kau punya cara untuk menyelamatkannya?"
Waktu seakan menyambung kembali ke lima hari lalu.
Roland tak banyak berjelas, cepat-cepat mengeluarkan ponsel dan menelepon Garcia.
Kompetisi Wushu telah berakhir sukses. Jika tak ada krisis, Garcia seharusnya tinggal di gedung bergaya tube.
Telepon segera tersambung, "Hei, ada perlu apa?"
"Kamu di mana sekarang?"
"Luar."
Hati Roland langsung tenggelam, "Kenapa tidak di rumah?" Jika skema ini gagal, ia harus memilih rencana cadangan: meminta Penjaga Asosiasi mengirim personel. Itu bukan saja butuh waktu lebih untuk penjelasan, tapi juga belum tentu mencapai efek yang diharapkan.
"Hei, sikap apa ini? Aku turun beli camilan saja tak boleh?"
"Dia tiba-tiba menghela napas lega," Jadi kamu ada di dalam kompleks perumahan? Kunci mobil ada dibawa?"
"Omong kosong," suara samar Garcia yang kesal terdengar dari telepon, "Jadi sebenarnya apa yang ingin kamu katakan?"
Roland batuk dua kali, lalu menggunakan nada bicara paling serius, "Dengarkan baik-baik, aku punya permintaan seumur hidup, dan hanya kamu yang bisa melakukannya."
"Eh..." semangatnya tiba-tiba melemah, "Itu... Harus lewat telepon?"
"Tepat. Tidak ada waktu lagi. Sekarang segera kendarai mobilmu ke Paviliun Enam Li di dua blok sebelah, jemput seorang wanita bangsawan bernama Book Scroll. Dia akan menunggu di persimpangan jalan, dan kamu pasti tidak akan melewatkannya. Setelah itu antarkan dia ke Jembatan Tol Barat tempat aku berada sekarang." Roland berhenti sejenak, "Perjalanan normal antara kedua lokasi membutuhkan waktu 30 menit, tapi aku tidak punya banyak waktu. Jadi kamu harus sampai secepat mungkin, segala masalah yang timbul akan kutanggung - kumohon, berangkatlah sekarang!"
"..." Diam beberapa detik di seberang, lalu terdengar suara lari berirama, "Artinya kamu tidak punya waktu untuk penjelasan lebih lanjut?"
"Ya."
"Baiklah! Jika nanti sampai di sana ternyata ini bukan hal penting, kamu tahu konsekuensinya!" Suara mesin menyala terdengar seketika, dia mematikan telepon, "Dan ini hutangmu!"
Roland kemudian menekan nomor telepon Penjaga Batu.
Kali ini dia menceritakan secara garis besar kejadian yang terjadi, "Nona Fei Yuhan sekarang menderita luka parah dan membutuhkan dokter terbaik serta peralatan dari Asosiasi untuk penyelamatan. Tapi ini saja tidak cukup, Garcia sedang membawa benda penyelamat kunci ke lokasi kejadian. Jika memungkinkan, harap Asosiasi bisa mengkoordinasi departemen transportasi untuk mengontrol jalan sepanjang rute agar dia bisa cepat sampai ke jembatan."
Panshi segera menyetujui dan memberitahu bahwa mereka akan segera menghubungi departemen terkait untuk menangani hal ini. Namun Roland juga paham, tanpa komunikasi sebelumnya, kemungkinan pemerintah bereaksi cepat sangat kecil. Keberhasilan mencapai tujuan lebih bergantung pada Garcia sendiri.
Saat meletakkan telepon, waktu sudah berlalu sekitar lima menit.
Yang bisa dia lakukan selanjutnya hanyalah menunggu.
Beruntungnya, volume kendaraan di musim dingin yang keras tidak terlalu padat, terutama semakin mendekati pinggiran kota. Selama bukan jam sibuk, Garcia seharusnya bisa mencapai kecepatan yang sulit dicapai mobil van.
"Paman, Guru... dia... sudah hampir tidak bisa bertahan!" Teriakan Jieluo yang tersedu-sedu tiba-tiba memutus alur pikiran Roland.
Roland buru-buru kembali ke sisi Fei Yuhan. Dada yang sebelumnya masih bergetar halus kini sepenuhnya diam.
"Detak jantung dan napasnya telah berhenti," Wakilisi mengerutkan kening. "Meski aku tidak tahu metode apa yang kau rencanakan, tapi mungkin sudah terlambat."
“Tidak, dia akan bertahan.” Roland mengulurkan tangan dan menempelkannya dengan lembut di dahi penuh garis darah orang tersebut, “Sudah sampai sejauh ini, aku yakin dia tidak akan menyerah begitu saja.”
Dia pernah mendengar bahwa setelah fungsi tubuh berhenti, otak masih akan beroperasi untuk beberapa waktu – yang singkat puluhan detik, yang lama mencapai beberapa menit. Gelombang otak akan menampilkan pola gelombang seperti saat tidur, seolah benar-benar tertidur. Durasi ini mungkin tergantung pada banyak faktor, namun dalam hal tekad individu, ahli bela diri jenius pasti termasuk yang terbaik.
Sepuluh menit dua puluh lima detik. Gemuruh keras bergema dari atas jembatan.
Mata Roland berkilat penuh harap.
Tiba-tiba cahaya merah menyambar menerobos gerbong besi yang sudah compang-camping, berhenti tepat di depan trio itu.
“Yang Mulia Kaisar!” Book Scroll membuka pintu mobil dan melemparkan bungkusan kertas ke arah Roland.
Mengabaikan ekspresi terkejut Jieluo dan Garcia, Roland langsung menyobek bungkusan itu dan menyebarkan benang penyembuhan secara merata di tubuh Fei Yuhan.
“Ini… makhluk terkontaminasi kegelapan buatan penyihir perempuan?” Wakilisi mengangkat alis.
“Benar,” Roland mengangguk, “Selama efeknya aktif, bahkan nyawa yang tinggal seujung kuku pun bisa diselamatkan.”
Pada momen ini, kekuatan Na Nava menembus batas antara mimpi dan realitas, bekerja pada perempuan di dunia lain. Tubuhnya mengeluarkan suara gesekan halus saat daging, darah, dan organ dalam mulai menyatu kembali di bawah dorongan energi sihir.
Sampai lebih dari sepuluh menit kemudian, yang lain mendengar suara byur yang hampir tak terdengar.
Meski sangat lemah, suara itu lebih indah dari apapun.
Dada Fei Yuhan mulai berdenyut kembali.
