Keheningan maut menyelimuti ruang rapat.
Semua orang saling pandang dengan ekspresi rumit, kecuali Fei Yuhan. Ini membuat Roland diam-diam terkejut, rupanya tanpa disadari orang tersebut sudah memiliki pemahaman yang cukup mendalam tentang asal-usulnya dan dunia lain.
Setelah lama, Batu akhirnya berbicara dengan hati-hati, "Dunia mimpi... Apakah maksudmu ini bisa sirna seperti mimpi kapan saja?"
"Tidak, ini hanya kebiasaan penyebutanku, karena hanya saat tertidur aku bisa memasuki dunia ini." Roland menjawab jujur, "Awalnya kupikir ini sama samarnya seperti mimpi, tapi semua yang kualami di sini mengubah pikiranku. Kalian bisa menyebut dunianku sebagai mimpi, dan menganggap ini realitas. Bahkan kuyakin ketika penelitian energi sihir di kedua sisi mencapai tingkat tertentu, hubungan antara dua dunia akan mencapai tingkatan baru."
“Pandangan sampingnya menangkap senyuman di sudut mulut Fei Yuhan.”
“Bahkan tanpa perlu melanjutkan, yang hadir di sana sudah memahami maksudnya.”
“Pemisahan dunia akan lenyap bagai kabut.”
“Manusia dapat berpindah secara bebas di antara keduanya.”
“Itu pun harus menunggu sampai terwujud,” seorang tua mengerutkan kening, “Masalahnya sekarang, kita tidak punya cara untuk memverifikasi klaimmu tentang kebenaran ini. Semuanya terlalu mustahil, maaf aku tak bisa menerimanya!”
“Tuan Roland, aku tidak bermaksud menuduhmu, tapi pengetahunmu tentang hal ini juga berasal dari pengkhianatan Utusan Dewa. Siapa tahu ada konspirasi apa di balik mereka?” seseorang segera menyambung, “Esensi dewa-lah yang menjadi intinya, tapi mereka malah menyembunyikan segalanya dengan alasan takut diketahui dewa. Sungguh sulit dipercaya!”
“Bukankah kekuatan dewa yang paling krusial? Makhluk yang bisa menghancurkan dunia, mengapa tidak bertindak? Mungkin tindakan ceroboh kita justru akan memicu kehancuran sebenarnya.”
Begitu ada yang memulai, keraguan-keraguan mulai tumbuh seperti jamur setelah hujan.
“Menurutku ini seperti simpul mati. Menurut Utusan Dewa, berdiam diri akan mendatangkan bencana penghancuran. Tapi menyerbu wilayah kekuasaan dewa juga berakhir dengan kekalahan. Lalu pertanyaannya, Tuan Roland, apa kau merasa punya kesempatan mengalahkan dewa?”
“Bahkan validitas penjelasan ini sendiri masih diragukan. Menurut pandanganku, mengapa tidak mungkin ini hanyalah rekayasa si Pemburu untuk menggapai status yang lebih tinggi? Tentu, faksi lama juga tidak lepas dari kecurigaan.”
“Apa katamu? Jangan lupa yang paling mendukungnya justru bintang faksi baru kalian!”
Ruang rapat yang awalnya berisi diskusi perlahan mulai dipenuhi ketegangan. Roland tidak ikut campur, mengangkat cangkir teh sambil bersandar di sandaran kursi panjang, memandangi yang lain saling berselisih.
Adegan seperti ini sudah ia antisipasi sejak awal.
Secara objektif, reaksinya sendiri pasti tak akan jauh berbeda jika menerima kabar semacam ini. Keraguan yang dilontarkan pun tepat sasaran—seperti seberapa besar kebenaran cara hanya memberikan petunjuk tanpa jawaban langsung soal pengkhianatan terhadap Utusan Dewa, atau apa yang bisa diubah setelah berhadapan langsung dengan dewa. Masalah-masalah ini bukan saja tak bisa dijawab Roland saat ini, bahkan ketika saat itu tiba, mungkin ia tetap tak tahu jawabannya.
Karena itu ia sengaja menyembunyikan fakta bahwa pengkhianat Utusan Dewa adalah Lan.
Dengan begitu setidaknya saat petinggi asosiasi saling berseteru, tuduhan tak akan mengarah pada guru Garcia.
Soal hasil akhir seperti apa yang akan didapat, ia tak terlalu berharap.
Orang seperti Fei Yuhan yang memiliki tekad baja dan langsung mengerahkan seluruh kekuatan begitu mengambil keputusan, justru termasuk kategori makhluk asing.
Membuat dunia mimpi menyadari krisis yang kian mendekat, sudah menjadi arti terbesar dari rapat ini.
"Setelah meneguk habis teh, Roland sedang hendak berpaling untuk pamit pada Fei Yuhan saat mendapatinya tiba-tiba mengangkat tangan kanan."
"Kemudian cahaya perak menyilaukan meletus dari ujung jarinya——"
"Hei……"
"Roland tak sempat mencegah ketika cahaya itu sudah membelah meja di hadapannya jadi dua!"
"Cangkir teh yang turut terbelah jatuh ke lantai, memecahkan keheningan dengan suara retakan nyaring."
"Pada ketikan itu, semua tatapan teralihkan padanya."
"Apa kalian lupa, tujuan awal berdirinya Asosiasi Ahli Bela Diri?"
"Suaranya tak tinggi, namun ketidaksenangan terpancar jelas."
"Ratusan tahun lamanya, para yang Bangkit bersatu demi melawan korosi, melindungi dunia dari terkaman Makhluk Jatuh! Fakta sekarang? Musuh lebih perkasa muncul dalam korosi, Kota Prisma runtuh sekejap, Penjaga Nu Yan hampir mati, para Bangkit tak lagi mampu menandingi. Di tengah krisis segenting ini, kalian malah berdebat tentang kepercayaan dunia lain, tidakkah ini menggelikan?"
"Nona Fei Yuhan, jangan lupakan statusmu!" Orang tua itu berubah muka marah.
"Batu Karang" menghentikan hardikan lebih lanjut, bertanya heran, "Bukankah ini penting?"
“Benar.” Fei Yuhan berkata tanpa ragu-ragu, “Saya hanya melihat satu hal - ahli bela diri tidak bisa mengalahkan Utusan Dewa, tapi Roland bisa. Jika melindungi dunia tidak mungkin, bukankah wajar membantu orang yang mampu menjaganya? Tolong jangan salah paham, penjelasannya tentang energi sihir dan dunia lain hanya untuk memuaskan rasa ingin tahu kalian, bukan sebagai alasan untuk meragukannya!”
“Dengan kata lain, sekalipun Roland hanyalah orang biasa, selama dia bisa membunuh Utusan Dewa yang tidak bisa dimusnahkan ahli bela diri, maka Asosiasi harus memberikan dukungan penuh dan menempatkannya setara pentingnya dengan perlindungan dunia. Baru ini yang sesuai prinsip perkumpulan kita - Kalau tidak, bagaimana kita bisa menyebut diri sebagai Penjaga dunia ini?”
“Justru karena dewa sulit dikalahkan, kita butuh kerjasama dua dunia. Takut pada masa depan mengerikan lalu berhenti maju hanyalah cara orang penakut! Sekalipun akhirnya gagal, setidaknya kita sudah berusaha maksimal!”
“Mungkin ada yang meragukan argumen 「Ahli bela diri tidak bisa membunuh seorang Utusan Dewa」. Saya paham keraguan ini. Memang saat itu hanya saya dan Jieluo yang ada di sana. Tapi saya terbuka untuk verifikasi—” Saat mengucapkan ini, tubuh Fei Yuhan tiba-tiba diselimuti cahaya perak, bahkan nada bicaranya menjadi lebih rendah, “Asalkan kalian bisa melukai saya sampai tingkat itu dalam pertarungan satu lawan satu, saya akan menarik kembali semua pernyataan tadi. Bagaimana?”
"Tatapannya menyapu seluruh medan pertempuran, tajam seperti mata pisau. Para petinggi yang baik usia maupun jabatannya lebih tinggi dari jenius ahli bela diri ini, untuk sejenak tak ada yang mampu menjawab."
"Memang pantas disebut yang terbaik dari generasi baru..." Batu tiba-tiba tersenyum, bertepuk tangan. "Aku seharusnya tidak ragu-ragu pada hal yang tidak penting dan melupakan fokus sejati asosiasi saat ini. Kau benar, terlepas dari mana Tuan Roland berasal, kontribusinya pada asosiasi tak terbantahkan - baik sebagai teladan pemula maupun jumlah Makhluk Jatuh yang benar-benar dibunuh, semuanya telah menyuntikkan suntikan adrenalin bagi asosiasi yang sedang membangun kembali. Hanya dengan ini saja, kalian semua tidak boleh membuat asumsi awal dan menebak niatnya dengan pikiran jahat."
Sang Penjaga memandang kedua orang itu, suaranya penuh kesan. "Sejak Kota Prisma jatuh, aku pernah meragukan apakah manusia bisa bertahan dalam kalpa korosi ini. Situasi saat ini mungkin lebih buruk dari yang kuduga, tapi setidaknya kita semua memiliki tujuan yang jelas. Mengenai dunia lain, kita bisa menjelajahinya perlahan setelah menyelesaikan krisis ini, bagaimana pendapat kalian?"
"Ini... bisa dianggap sebagai cara terbaik untuk menghadapinya."
"Benar, lebih baik fokus dulu pada mengalahkan Musuh Korosi."
"Aku setuju."
Suara setuju perlahan mengalahkan keraguan.
Bagaimanapun, menghilangkan korosi adalah prioritas utama ahli bela diri. Untuk membalikkan kesimpulan ini, harus melewati ujian Fei Yuhan terlebih dahulu.
"Siapapun yang pernah mendengar betapa berdarahnya penghadangan di jembatan itu, pasti mengerti bahwa berdiri di sini sekarang bukanlah pilihan bijak."
Bahkan jika menang, itu hanya berlaku untuk pertandingan saja.
Bahkan orang tua itu pun dengan enggan menutup mulutnya.
Fei Yuhan menarik kembali kekuatan alamnya, kembali ke kursinya lalu tersenyum pada Roland, "Lihat, aku sudah melakukan apa yang kujanjikan padamu."
Roland tak kuasa menepuk dahinya. Metode yang dipilih gadis itu terlalu nekat - meski bisa menyatukan pendapat Kota Prisma untuk sementara, ini pasti akan memicu ketidakpuasan banyak pihak. Seharusnya dia paham, tapi sikapnya justru seperti tak peduli. "Mengapa harus sampai sejauh ini?"
"Karena…" Fei Yuhan menatap tangannya yang dibalut perban, ekspresinya tiba-tiba terlihat sendu. "Hanya di bidang inilah aku bisa berusaha lebih."
