Perubahan di area pabrik tidak hanya berhenti di situ.
“Roland memperhatikan, sepanjang jalan banyak pekerja sedang mengganti papan iklan di tepi jalan. Situs konstruksi yang biasanya ramai dengan suara Boom kini sunyi sepi, seolah-olah proyek besar Kota Mobil tiba-tiba ditinggalkan. Tembok rendah pemisah area konstruksi kini sudah dipasangi perancah, sepertinya sedang mempersiapkan pembangunan dinding luar baru.”
“Yang lebih ekstrem, ia melihat banyak aparat bersenjata dengan peluru hidup mendirikan garis waspada dan pos pemeriksaan di luar kompleks proyek. Setiap orang yang masuk-keluar harus melalui verifikasi identitas, sementara kendaraan sama sekali dilarang mendekati gedung proyek.”
“Setelah memverifikasi dokumen Roland dan Garcia, aparat bersenjata tersebut memberi hormat militer standar, lalu membuka sistem keamanan pintu untuk mereka berdua.”
“Astaga…” Garcia berbisik, “Apa sebenarnya yang kamu perintahkan ke Asosiasi?”
“Sejujurnya, pengetahuanku sama banyaknya denganmu.” Roland menggelengkan kepala dengan polos, “Aku bahkan belum mengajukan permintaan apapun.”
“Saat mereka tiba di depan gedung, langkah Garcia tiba-tiba terhenti. Alisnya berkerut.”
“Di balik pintu, ayahnya – Jia De, salah satu anggota Dewan Direksi Mitsuha – sedang menunggu.”
“Sudah lama kutunggu.” Pria itu pertama-tama mengangguk ke putrinya, lalu mengulurkan tangan, “Tuan Roland, sejak pertemuan pertama aku tahu kau bukan orang biasa. Tapi kenyataannya masih melampaui perkiraanku. Mulai hari ini, pabrik ini menjadi milikmu.”
Meski Jia De mengucapkan kata-kata selamat, nada bicaranya tidak mengandung sukacita - ekspresinya justru rumit bagai kumpulan kontradiksi. Jika pada pertemuan pertama pria paruh baya ini menunjukkan sikap merendahkan yang jelas, lalu pada pertemuan kedua berpura-pura akrab karena hubungan dengan Penjaga, maka emosi yang terlihat kali ini mungkin merupakan perasaan tulusnya yang sebenarnya.
"Bukankah kota mobil energi baru awalnya proyek utama Grup Sanye? Apa pantas menyerahkannya begitu saja?" sindir Garcia. "Dulu kalian nekat merobohkan gedung bergaya tube tanpa peduli aspirasi warga. Kukira Grup Sanye akan lebih berwibawa."
Anehnya, Jia De tidak marah. Ia hanya tersenyum getir, "Asosiasi Ahli Bela Diri mengajukan syarat yang tak bisa ditolak klan kami. Walau sebagai anggota dewan direksi, aku tak bisa menghalangi keputusan ini. Selain itu, Grup Sanye juga resmi menghentikan rencana pembongkaran kompleks perumahan bergaya tube. Ini akan diumumkan dalam resepsi nanti - Tak perlu lagi kau bersorak membela para penduduk itu, Putri."
Garcia terpaku di tempat.
"Pembongkaran... berakhir?"
"Hmm, semuanya sudah berakhir." Jia De berkata perlahan, "Aku tahu kau takkan mudah memaafkanku, tapi setidaknya kita bukan lagi 「musuh」. Jika ingin menjenguk adikmu, datanglah ke rumah kapan saja. Tentu..." Ia menoleh ke Roland, "bawa dia juga boleh."
Setelah mengantar kedua orang yang masih bingung itu ke aula, Jia De mengibaskan tangan dan meninggalkan gedung proyek.
Belum sempat kedua orang itu bereaksi, sekretaris yang bertugas menyambut telah membawa mereka masuk ke ruang rapat utama.
Di ruangan seluas hampir 100 meter persegi, duduk melingkari empat lima puluh orang yang hampir semuanya mengenakan setelan formal, sama sekali tidak seperti rapat yang diadakan di area konstruksi. Di ujung meja panjang terpasang empat kursi—selain Penjaga Batu, duduk juga dua orang lain: seorang pria berusia sekitar 40-50 tahun dengan wajah tegas, dan seorang lagi yang rambutnya sudah beruban namun tatapannya penuh vitalitas.
Sedangkan kursi yang tersisa jelas disiapkan untuknya.
Garcia yang kini seakan terbangun dari kebingungan sebelumnya, mendorongnya pelan dari belakang.
Roland mengangguk, lalu melangkah mantap dan duduk di samping Sang Batu.
Pengalamannya sebagai Raja membuatnya tak gentar menghadapi arena seperti ini, justru rasa ingin tahunya semakin membara—dari gaya yang ditampilkan, Asosiasi jelas ingin memberinya kejutan.
Namun setelah sekretaris Penjaga mengumumkan dimulainya rapat dan memperkenalkan satu per satu para peserta, Roland hanya bisa tercengang. Meski tahu Asosiasi Ahli Bela Diri memiliki sejarah panjang dan pengaruh besar terhadap pemerintah, "kejutan" ini tetap jauh melampaui perkiraannya.
Dari metalurgi hingga material, dari desain mekanis hingga kendali otomatis, hampir semua yang hadir di sini adalah ahli otoritas di bidang tertentu. Di antaranya terdapat akademisi besar dari Akademi Ilmu Pengetahuan Nasional maupun pemimpin teknologi dari perusahaan swasta. Yang lebih penting, keempat lima puluh orang ini hanyalah perwakilan, di mana masing-masing memiliki tim besar di belakangnya yang mampu mengurus seluruh proses dari penelitian hingga produksi.
Sedangkan dua orang di sebelah kanannya adalah Dekan Wu selaku Kepala Penanggung Jawab Teknis dan Kepala Bagian Liu sebagai Direktur Administratif. Yang pertama mengkoordinasi kemajuan berbagai penelitian, sementara yang kedua bertanggung jawab atas alokasi sumber daya manusia dan material. Profesionalitas sistem terintegrasi ini jelas terlihat, jauh melampaui tim kecil Biro Desain Greycastle sebelumnya.
Karena alasan inilah Asosiasi berhasil menaklukkan seluruh wilayah ini - tanpa wilayah teritori yang memadai, mustahil melakukan banyak proyek penelitian sekaligus.
Selain itu, keduanya juga merupakan perwakilan pemerintah, termasuk segelintir yang mengetahui informasi di ruang sidang.
Proyek besar ini dinamakan "Proyek Nuwa", penggunaan legenda memperbaiki langit untuk melawan korosi terasa sangat relevan. Namun karena hanya sedikit pejabat pemerintah yang mengetahui informasi tentang "dunia lain", dokumen tertulis menjelaskan proyek ini sebagai "Latihan Kebangkitan" - simulasi di mana penyintas yang selamat dari bencana menggunakan sumber daya pasca perang untuk membangun kembali peradaban di atas reruntuhan, dengan asumsi peradaban manusia akhirnya hancur oleh korosi.
Salah satu latar kuncinya adalah, sebagian yang Bangkit mengalami perubahan langka akibat korosi, berevolusi menjadi kemampuan khusus yang sangat berbeda dengan kekuatan alam yang ada. Oleh karena itu, semua proyek penelitian harus mempertimbangkan faktor-faktor ini. Adapun bentuk spesifik kemampuan khusus tersebut, sepenuhnya ditentukan oleh Kepala Pemburu Asosiasi, Roland.
Melihat bagian ini, Roland hampir memuntahkan teh yang baru diminumnya.
Dengan kata lain, isi utama rapat tersebut adalah mendengarkannya mengumumkan kemampuan serta mengeksplorasi tujuan penggunaannya. Meski ia mengarang ngawur, yang lain harus serius mempertimbangkan dampak kemampuan ini terhadap membangun kembali peradaban.
Untungnya hal seperti ini ditangani Asosiasi Ahli Bela Diri. Jika syarat yang hampir seperti permainan anak-anak ini diumumkannya sendiri, bisa jadi separuh ahli yang hadir akan langsung meninggalkan tempat.
"Apakah Tuan Roland puas dengan skema ini?" Batu menatapnya sambil tersenyum, "Saat mengajukan permintaan itu sebelumnya, kau bilang ini sangat penting bagi dunia. Awalnya kukira itu hanya penjelasan yang berlebihan, baru sekarang aku mengerti makna sejati perkataanmu. Mengingat bentuk manifestasi energi sihir dari dua dunia tidak sama, sekarang seaneh apa pun permintaanmu, mereka takkan bisa mengajukan keberatan."
Roland mengangkat alis, "Apakah kau percaya... semua yang kukatakan?"
"Sejujurnya, aku juga tidak tahu." Ia menarik kembali pandangan, "Tapi selama kita bisa bekerja sama mengalahkan korosi, pasti akan ada kesempatan untuk membuktikannya nanti, bukankah begitu? Biro desain baru ini hanyalah sebuah permulaan."
