Fajar, Pos Komando Gunung Long.
Di pusat ruang rapat terpasang peta strategi raksasa untuk menandai pola pergerakan "daratan mengambang" saat ini. Setiap hari, personel staf dan departemen intelijen datang memperbarui data, menjadikan informasi ini yang paling dipantau petinggi Angkatan Darat Pertama.
Jalur merah tebal di peta menunjukkan bahwa daratan tersebut tidak melanjutkan perjalanan ke selatan sepanjang daerah pegunungan tulang belakang untuk menusuk Kerajaan Musim Dingin Abadi, melainkan mengubah arah pelayaran di tengah jalan dan memasuki dataran subur. Ketinggiannya juga terus menurun, kini hanya berjarak di bawah seribu meter dari tanah.
Jika terus bergerak mengikuti pola ini, dalam empat hari ia akan melewati Pegunungan Jurang dan menerobos wilayah Hati Serigala.
Karena ukurannya yang terlalu besar, kini cukup mendirikan teleskop di puncak gunung untuk melihat bayangan abu-abu berkabut ini —— ia bagaikan awan gelap yang tebal, menambah kegelapan di benua yang baru saja lolos dari Xie Yue.
Rapat pra-perang yang menargetkan Iblis 「Dewa Ciptaan Dewa」 pun segera digelar.
Meskipun petinggi gereja telah mencapai konsensus bahwa kekuatan Angkatan Darat Pertama hampir tidak mungkin menghentikan pergerakan daratan melayang, melarikan diri ketakutan jelas bukan gaya tentara. Bagaimanapun juga, menguji kekuatan musuh dan mencoba melakukan penghalang tetap menjadi hal penting - Menghadapi musuh dengan intelijen terbatas, pertarungan langsung adalah cara paling efektif untuk memahami mereka.
Sebelum solusi akhir dari Yang Mulia Raja tiba, mempersiapkan segalanya sebaik mungkin untuknya menjadi tugas utama tentara saat ini.
Apalagi musuh justru memberi mereka kesempatan ini.
"Data pemantauan terbaru menunjukkan penurunan ketinggian benteng Iblis telah melebihi dua ribu meter, setara dengan setengah tinggi tulang belakang benua," Edith menampar laporan di tangannya, "Penurunan ini sangat tidak biasa dibanding ketinggian terbang sebelumnya. Staf menyimpulkan bahwa mempertahakan benteng melayang mungkin membutuhkan konsumsi energi sihir yang proporsional dengan ketinggian. Fenomena ini terjadi karena ketinggian tersebut bergantung pada posisi relatif terhadap tanah."
Meskipun dalam intel Yang Mulia disebutkan Iblis menyebut daratan melayangnya sebagai Dewa Ciptaan Dewa, Mutiara Utara lebih suka menyebutnya benteng atau kastil berpindah - setidaknya saat memberi tugas, bawahan tidak akan berilusi sedang melawan dewa.
Kebanyakan petinggi Angkatan Darat Pertama telah menyelesaikan kursus pendidikan menengah, namun tetap butuh waktu untuk memahami sepenuhnya spekulasi staf.
"Dengan kata lain, saat melewati Pegunungan Jurang, 'sesuatu' ini akan naik lagi?" tanya Brian.
"Jika tebakan kami benar." Edith mengangkat bahu.
"Alasan tidak penting," Kapak Besi membuka pembicaraan, "Yang penting fakta bahwa sekarang ketinggiannya hanya beda ratusan meter dengan Pegunungan Jurang. Fanar, bagaimana situasi di pihakmu?"
"Tim pengukuran sudah memastikan," Fanar berdiri mendekati peta, "Dari Tebing Batu Emas ke Gunung Long, ada dua platform cocok untuk tembakan artileri. Selama benda ini tidak mengubah arah di tengah jalan, kita bisa menembakkan peluru ke atas. Dengan meriam benteng terbaru, bukan tidak mungkin mencapai kota iblis."
Di masa perang dengan pergantian senjata cepat, meriam benteng 152mm juga mendapat beberapa peningkatan: badan pipa yang mudah diproduksi massal, komponen tarik lebih cocok untuk mobil, serta perubahan inti berupa ruang mesiu diperbesar dan kedatangan amunisi terpisah baru.
Sejak laras meriam baru beralih dari proses akhir presisi Anna ke produksi pabrik penuh, kualitas keseluruhan sedikit menurun terutama pada akurasi tembakan dan daya tahan. Tapi meriam baru dengan muatan peledak lebih besar dan formula mesiu lebih maju, jangkauannya melompat ke 18 kilometer - hampir dua kali lipat. Produksi yang tidak tergantung penyihir juga meningkat, kini kehilangan 2-3 artileri bukan lagi hal yang perlu ditangisi.
“Saya yakin sembilan dari sepuluh kemungkinan Iblis mengincar Hati Serigala. Meski daratan melayang bisa menghasilkan kabut merah, begitu dipindahkan kabut itu akan sirna. Jadi musuh perlu membangun banyak Menara Kabut untuk benar-benar menguasai suatu wilayah.” Kapak Besi merenung, “Dengan dukungan Obelisk Bergerak kali ini, rencana pembangunan menara mereka tak akan terhambat. Musim Dingin Abadi dan Hati Serigala akan menyatu. Maka tingkat keberhasilan penghadangan di rute yang ditentukan musuh cukup tinggi, yang masih perlu diperdebatkan adalah efeknya.”
Jelas ini berbeda sama sekali dengan penembakan Benteng Kai sebelumnya. Target pertama jelas - menghancurkan Kai sebelum musuh menyadarinya. Beberapa tembakan tepat sasaran bisa memberikan hasil maksimal. Tapi hasil tembakan ke daratan melayang sudah bisa diprediksi, bahkan jika mengenai kota Iblis, kerusakannya sangat terbatas. Sementara benteng yang dikelilingi Fearful Beast, delapan belas kilometer jelas bukan jarak aman. Mengingat jarak dari tepi siluet target ke pusat, berarti tim penghadang harus mendekat lebih jauh.
“Menurut saya ini layak dicoba, Yang Mulia Komandan Utara.” Fanar menjawab setelah berpikir sejenak, “Setelah daratan melayang masuk ke Hati Serigala, hanya ksatria udara yang bisa bertempur frontal di medan perang. Angkatan Darat Pertama akan jadi figuran. Jadi ini satu-satunya kesempatan divisi artileri untuk bertindak. Meski tidak bisa menyebabkan banyak kerusakan, setidaknya kita tunjukkan sikap - manusia takkan pernah menyerah di bawah mukjizat dewa!”
“Kapak Besi memutar kepala ke arah Mutiara Utara,”Maksudmu?”
Edith terdiam lebih lama, hampir hitungan menit sebelum akhirnya mengangguk dan berkata, “Saya tidak keberatan.”
“Jika demikian,” Kapak Besi menarik napas dalam-dalam, lalu memberi perintah kepada petinggi gereja yang hadir, “Mari kita bahas rencana penghalang sesuai skenario ini. Desakan waktu, saya perlu segera melihat kesimpulan.”
“Siap!” jawab yang lain serempak.
Hasil diskusi segera dirangkum — dua titik elevasi yang cocok untuk penembakan akan dijadikan posisi meriam, namun satu asli dan satu palsu. Yang kedua lebih dekat dengan rute pergerakan benteng bergerak, untuk menyesatkan penilaian musuh. Basis pertahanan sejati akan diangkut Kolibri ke Pegunungan Hermes dan dihancurkan di tempat sebelum mundur, mencegah musuh menyita senjata.
Selain Angkatan Darat Pertama, Legiun Ksatria Udara dan pasukan Penyihir Hukuman Dewa juga akan menanggung sebagian tugas perlindungan dan bantuan.
Dengan target rencana yang jelas, proses selanjutnya adalah merinci prosedur dan implementasi spesifik — Tentara sudah cukup familiar dengan sistem semacam ini. Tanpa perlu banyak instruksi, berbagai departemen telah sibuk bergerak.
Kembali ke kantor staf, Feline tak kuasa bertanya kepada menteri, “Yang Mulia, apakah ada yang tidak beres dalam rapat tadi...?”
Edith menghentikan langkahnya, “Mengapa kau bertanya begitu?”
“Karena ucapan Anda jauh lebih sedikit dari biasanya...”
“Begitu rupanya,” ujarnya sambil mengangkat alis tak peduli, “Aku hanya memikirkan satu pertanyaan. Iblis menyebut daratan terapung sebagai Dewa Ciptaan Dewa, jelas menunjukkan harapan yang sangat tinggi. Tapi sejauh ini, itu hanya platform penyedia kabut merah, belum menunjukkan keistimewaan lain. Jadi... mungkin ada taktik yang masih tersembunyi yang tidak kita ketahui, mungkin tidak sesederhana yang terlihat.”
“Mengapa Yang Mulia tidak mengajukannya dalam rapat?” tanya Feline kebingungan.
“Karena selain menambah kecemasan, itu tidak banyak berguna. Jika sama sekali tidak tahu, mustahil menyusun strategi efektif. Aku tak bisa menentukan skema hanya berdasarkan tebakan. Pasukan penghalang akan memberi kita jawaban - apapun jawaban itu nantinya.”
Mendengar ini, Feline merasakan bulu kuduknya berdiri di belakang punggung.
Nada suara Edith tetap tak berubah, tenang seperti permukaan es, “Tugas utama tentara saat ini adalah mempersiapkan segala kemungkinan untuk strategi selanjutnya. Uji coba juga termasuk persiapan.”
