Setelah kembali ke kastil dari Tambang Lereng Utara, Roland memanggil Manajer Balo dan Menteri Pembangunan Karl ke kantornya.
"Departemen Administrasi perlu segera menyusun rencana pasokan material metalurgi baru dengan memindahkan fokus pasokan dari Gunung Beipo ke wilayah lain - baik ke Benteng Longsong maupun Kota Chishui. Satu-satunya jaminan adalah jumlah pasokan tidak boleh berkurang. Tambang Lereng Utara tidak akan bisa dieksploitasi lagi dalam waktu dekat."
Ekspresi wajah keduanya langsung berubah drastis. Setelah saling bertatapan, Karl menundukkan kepala dalam-dalam sementara Balo bertanya dengan susah payah, "Yang Mulia Kaisar... Apakah situasi di utara sudah sedemikian buruknya?"
"Utara?" Roland tertegun sejenak sebelum menyadari bahwa mereka mungkin mengira ada musuh kuat baru yang muncul di dataran subur, bahkan Angkatan Darat Pertama pun tak mampu menyaingi. Sehingga untuk melindungi kota, Tambang Lereng Utara pun terpaksa dikorbankan. Ia menggelengkan kepala dengan perasaan kesal dan geli, "Tentara belum terjerumus ke tingkat di mana harus memalsukan kemenangan untuk mempertahankan psikologi massa. Lagipula kau yang mengurusi logistik, dari konsumsi perbekalan medis pun seharusnya bisa melihat gambaran umum situasi. Kenapa bisa bertanya seperti ini?"
Balo segera mengusap keringat dingin di dahinya, "Ahaha... Saya hanya bersiap-siap untuk antisipasi Yang Mulia. Sebenarnya sejak awal saya juga heran, sempat mengira ada penyihir perempuan yang menemukan intelijen baru tentang Tianhaijie namun belum sempat melapor ke administrasi."
"Kalau begitu, mengapa Yang Mulia mau meninggalkan Tambang Lereng Utara?" Karl tak tahan bertanya.
"Karena tambang itu sebentar lagi akan terbang," Roland mengangkat bahu.
“……”
Keduanya kembali diam, namun ekspresi wajah mereka kali ini terlihat tidak beres, seolah meragukan pendengaran sendiri.
"Kalian tidak salah dengar, pulau itu akan terbang dan menjadi pulau terapung." Roland mengamati keduanya dengan penuh ketertarikan, lalu menjelaskan secara garis besar tentang penyihir kuno Eleanor dan inti energi sihir yang berhasil direbut. "Masih ingat peti besi yang dulu kusuruh kantor administrasi atur pengangkutannya? Di dalamnya tersimpan pusat dari Dewa Ciptaan Dewa. Hanya karena proses transplantasi mengandung risiko, dan tak seorang pun bisa memastikan hasilnya hingga detik terakhir, makanya aku tidak memberitahu detailnya. Sekarang kalian boleh tahu, rencana ini berhasil. Tak lama lagi, Kota Tanpa Musim Dingin akan memiliki wilayah yang melayang di angkasa."
Balo membelalakkan mata, tak bisa segera merespons. Karl justru menggigil tak terkendali karena terlalu bersemangat. Dengan suara bergetar, dia bertanya, "Yang Mulia, yang Tuanku inginkan bukan sekadar batu raksasa biasa, bukan?"
"Kau benar," Roland tidak lagi menggantungkan cerita. "Ini akan menjadi kapal perang terapung, benteng tak terkalahkan. Harus bisa memenuhi kebutuhan operasi puluhan ribu prajurit selama berbulan-bulan bahkan setahun penuh. Bisa melakukan serangan aktif sekaligus memiliki kemampuan pertahanan mandiri. Menurutmu, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengubah Gunung Beipo menjadi seperti ini?"
Sebagai lulusan teknik, dia sepenuhnya memahami titik kesenangan Karl. Setiap desainer ambisius pasti ingin menempatkan karyanya di lokasi paling tak terduga. Kesempatan membangun kota terapung dengan tangan sendiri jelas merupakan anugerah yang langka.
“Jika direncanakan seperti proyek biasa, dibutuhkan waktu 4 hingga 5 tahun. Tapi saya yakin Yang Mulia Kaisar tidak akan sabar menunggu selama itu, apalagi Kota Terapung bukanlah proyek biasa.” Karl langsung menjawab, “Mengingat karakteristiknya, Departemen Pembangunan bisa menempatkan tim konstruksi permanen yang bergerak bersama tubuh gunung. Jika pemahaman saya benar, Yang Mulia pasti ingin pasukan ksatria udara bermarkas di sana. Cukup dengan titik logistik pendaratan, jangkauan serangan dan pertahanan mereka akan jauh melampaui semua artileri.”
Tampaknya setelah membangun belasan landasan pacu, menteri konstruksi ini semakin memahami pasukan udara. Roland tersenyum mengangguk, “Lanjutkan.”
“Landasan untuk ksatria udara pada dasarnya terdiri dari landasan pacu, gudang, serta ruang penyimpanan bahan bakar dan amunisi. Semua ini sudah memiliki skema dan gambar teknik yang matang, bisa diselesaikan dalam seminggu. Jadi Yang Mulia—” Karl menepuk dada, “Batas minimal adalah seminggu. Setelah itu, kebutuhan dasar Yang Mulia sudah terpenuhi. Proyek selanjutnya hanyalah penyempurnaan dan perluasan.”
“Bagaimana dengan material bangunannya?” Balov bertanya, “Begitu Gunung Beipo terbang, mengangkut material ke atas akan sangat sulit.”
“Saya sudah mempertimbangkan itu.” Membahas masalah teknis, Karl terlihat penuh keyakinan, “Di pinggang Gunung Beipo terdapat danau kecil yang terbentuk dari mata air puncak. Di minggu pertama, tim bisa membangun tanggul mengelilinginya, menjadikannya reservoir alami untuk kebutuhan harian sekaligus konstruksi.”
“Kedua, batu kapur untuk semen bisa diperoleh dengan menggali tubuh gunung. Saya yakin Nyonya Eleanor tidak akan keberatan jika Kota Terapung menjadi sedikit lebih ringan. Batu bata dan kayu bisa didapatkan di lokasi, sedangkan baja sebaiknya dipersiapkan lebih awal——Jika Putri Kolibri dan Nona Moriel bersedia membantu, persediaan yang bisa diangkut dalam satu minggu pasti sangat besar.”
“Selain itu, penyihir Takkila di Third Border City juga bisa memberikan bantuan signifikan. Gua-gua yang berkelanjutan itu hanya perlu sedikit modifikasi untuk menjadi gudang terbaik. Dengan sumber daya ini, tim konstruksi bisa bekerja selama satu dua tahun meski tanpa suplai jangka panjang.” Ia menatap Barov, “Tentu saja, jika area tungku dan medan peleburan baja juga dipertahankan, batas waktu ini pasti akan lebih panjang.”
Roland spontan bertepuk tangan. Rencana ini memang solusi paling tepat dalam waktu terbatas——memastikan Pulau Terapung memiliki kemampuan bertarung dasar secepat mungkin, sementara hal lain seperti kondisi tempat tinggal pekerja dan penambahan bangunan fungsional bisa diselesaikan belakangan.
“Barov, bagaimana pendapatmu?”
“Selain Angkatan Darat Pertama, pulau itu juga perlu dihuni banyak warga kota.” Manajer tua itu mengelus kumisnya, “Sepertinya saya harus menyusun skema rekrutmen yang cukup menarik.”
Roland tersenyum puas. Tampaknya orang tersebut telah memahami poin kunci dari rencana ini dengan jelas.
“Menaiki pulau terapung berarti akan jauh dari tanah air dan Bumi dalam waktu lama. Kondisi hidup yang sulit di awal tentu tak bisa dibandingkan dengan area perumahan Tanpa Musim Dingin. Karena itu, baik promosi maupun gaji, kantor administrasi harus mempersiapkannya dengan matang—hanya pekerja yang punya inisiatif tinggi yang bisa menyelesaikan tugas ini secara efektif.”
“Dulu hal seperti ini selalu dipimpin dan direncanakan Roland. Sekarang Barov bisa mengambil alih tanggung jawab ini sendiri, jelas menunjukkan dia sudah sepenuhnya memahami prinsip kepemimpinan sang pangeran.”
“Kalau begitu laksanakan sesuai rencana ini,” Roland akhirnya langsung memutuskan.
……
“Yang Mulia, Selamat Datang Kembali.”
Saat Victor memasuki kantor di Gedung Keajaiban, Ling dengan riang menyambutnya, persis seperti dulu di penginapan.
Bisnis Batu Pelangi terus melesat naik, sementara pesaing serupa lainnya mulai bermunculan. Untuk menjaga stabilitas pasokan, dia terpaksa bolak-balik antara Musim Dingin Abadi dan Pelabuhan Biru. Meski perjalanannya melelahkan, dia justru menikmatinya. Dibandingkan penjualan perhiasan tak pasti di masa lalu, dia semakin mendekati tujuan awalnya—menjadi pedagang besar yang mampu mempertahankan keluarga.
Begitu Victor mengulurkan tangan, orang tersebut sudah menyodorkan 《Koran Greycastle》ke tangannya.
Kedekatan batin ini membuatnya tersenyum. Meski Pelabuhan Biru juga memiliki koran mingguan, selalu terlambat dua-tiga minggu. Bagi kota seperti Tanpa Musim Dingin, perubahan dua tiga minggu saja sudah cukup mengejutkan.
Benar, headline edisi terbaru langsung menyedot perhatian tatapannya.
《Menuju Puncak Awan—Proyek Langit secara resmi diumumkan》.
