“Jangan khawatir tentang rekanmu, mereka hanya pergi ke wilayah lain.”
Utusan Dewa seolah membaca kebingungannya, mengambil inisiatif menjelaskan.
“Wilayah... lain?”
“Benar, ini salah satu kemampuanku: menciptakan ilusi, menginduksi persepsi palsu. Membuat kesadaran bergerak menuju kehancuran tanpa disadari.” Ipsilon menerangkan, “Tentu saja, aku tidak benar-benar melakukannya. Cukup membuat mereka tersesat di satu dua cabang lorong. Saat ini, dari perspektif mereka, mungkin sedang bertarung sengit melawan Makhluk Jatuh perkasa yang menghadang bersama dirimu.”
“Apakah maksudmu mereka sebenarnya dalam keadaan aman?”
Perempuan itu langsung mengangguk, “Lebih dari itu. Sudah kuatur akhir cerita sempurna untuk rekanmu. Makhluk Jatuh dan Utusan Dewa akhirnya akan terkalahkan, fenomena abnormal dan korosi pun lenyap. Mereka akan kelelahan usai pertempuran, tapi setidaknya bisa tersenyum bersandar di sudut tembok, menikmati kegembiraan pasca kemenangan.”
"Menggebrak tinju ke kamar sepi hingga stamina habis, lalu tertawa sambil berbaring——Ketika gambaran ini muncul di pikiran Roland, bulu kuduknya langsung merinding."
"Untuk orang lain dia tidak tahu, tapi terhadap Fei Yuhan dan Wakilisi dia sangat paham. Mereka bukan hanya punya kemauan baja, sifat aslinya juga sangat tajam. Tak disangka di hadapan kemampuan Ipsilon, mereka bahkan tidak bisa melawan sedikitpun."
"Tidak... Bahkan kedua orang itu pun, dia sendiri tidak menyadarinya——Ini benar-benar tidak wajar. Berdasarkan pengalaman masa lalu, seharusnya kemampuan Utusan Dewa tidak mempan padanya."
"Mengingat hal ini, kewaspadaan Roland langsung mencapai puncaknya."
"Lalu?"
"Tidak akan ada 'lalu'. Seluruh dunia akan berakhir, dunia kesadaran maupun yang di luarnya, segalanya akan mulai baru. Tapi dibanding realitas, mereka setidaknya akan menghilang dalam sukacita tanpa merasakan sakit. Inilah welas asihku——"
"Sebelum lawan selesai bicara, Roland sudah bergerak."
"Dia melompat satu langkah, menyeberangi celah 20 meter antara lorong dan platform, terbang menerjang Utusan Dewa! Sambil mengepal tinju, dia menyerang! Taktik serangan mendadak saat musuh sedang berpidato ini telah berhasil diujinya berkali-kali!"
"Kekuatan dahsyat dalam tubuhnya merespons keinginannya. Dengan dentuman BOOM, gelombang kejut menyapu platform. Pagar, instrumen kendali, dan lengan mekanik di atasnya hancur berantakan——Berguling-guling jatuh ke lapisan dasar gudang penyimpanan, menggemakan deretan suara meredam."
Bahkan Roland pun terkejut dengan kekuatan pukulan ini.
Ia hanya tahu bahwa menyerap inti energi sihir tersebut akan meningkatkan dirinya, tapi tak menyangka bahwa tanpa disadari, tubuhnya sudah mencapai tingkat ini.
Namun tidak ada sensasi sentuhan yang diantisipasi terasa di kepalan tangannya.
Ipsilon sirna bagai gelembung, lalu muncul kembali di belakangnya.
"Bagaimana rasanya menjadi lebih kuat? Hadiah perkenalan yang kukirimkan, seharusnya cukup berguna kan?"
Roland tertegun sejenak, kemudian segera menangkap makna sejati di balik ucapannya.
"Tunggu, astrolab itu - kau yang mengirimkannya?"
Pernah ia meminta asosiasi melacak sumber pengiriman, namun akhirnya nihil. Baik sistem identitas maupun pemantauan menunjukkan bahwa pengirim hanya eksis sekejap itu. Baik dilacak ke masa lalu maupun masa depan, orang tersebut seperti menghilang. Kini dengan mengaitkan kemampuan Ipsilon, segalanya menjadi masuk akal.
"Namanya Gamma, juga seorang Utusan Dewa."
Ipsilon berkata dengan tenang, seolah membahas bukan rekan, melainkan "benda" asing.
Roland pertama kali terguncang. Setelah memastikan berkali-kali pendengarannya tak salah, baru bertanya dengan tak percaya, "...Mengapa?"
"Karena aku ingin tahu jawaban, jawaban yang hanya diketahui para dewa." Suaranya terdengar melayang, "Kini kau mengerti? Tak ada permusuhan dariku. Untuk mencapai wilayah dewa, kita harus mewujudkannya melalui dunia mimpi. Dalam tujuan ini, setidaknya kita sejalan."
“Perubahan ini terlalu kontras, Roland bahkan sejenak tidak tahu harus menyambung apa yang baik.”
“Kamu tidak percaya? Dunia tidak akan menipumu.” Ipsilon membentangkan tangannya, “Aku tidak memanggil celah seperti Delta untuk mengisolasi hubunganmu dengan dunia, tapi kamu tetap tidak bisa melihat melalui ilusiku, inilah buktinya. Justru karena aku tidak punya permusuhan, mimpi tidak menolak kemampuanku.”
“……Sebenarnya kamu orang dari pihak Lan?”
Ini satu-satunya kemungkinan yang terpikir oleh Roland, karena Lan pernah mengatakan bahwa utusan dewa yang mengkhianati tidak hanya satu.
“Aku tidak tahu bagaimana dia menjelaskan padamu, jadi pertanyaan ini tidak bisa kujawab dengan akurat.” Ipsilon mengulurkan dua jarinya, “Jika yang kamu tanyakan adalah apakah aku berada di pihak yang sama dengannya, kesimpulannya adalah 「Tidak」. Sebelum datang ke sini, aku tidak punya ingatan tentang Lan, bahkan di Kota Prisma, aku sendiri yang membunuhnya.”
Alis Roland berkedut tak terkendali.
“Atau mungkin yang kamu tanyakan apakah aku dan dia punya tujuan bersama,” dia menurunkan satu jarinya, “Kesimpulannya juga 「Tidak」. Yang kulakukan ini hanya berasal dari pikiranku sendiri, tidak ada hubungannya dengannya – kamu bisa memahaminya sebagai bentuk bantuanku padamu.”
“Cara membantu dengan menghancurkan dunia ini?” Roland menyeringai dingin.
“Kau salah, yang menghancurkan dunia bukan aku, tapi para dewa.” Ipsilon menggelengkan kepala, “Untuk menghindari kesalahpahamanmu, akan kujelaskan langsung. Seharusnya kau perhatikan perubahan di luar - tameng yang menyelimuti langit itu bisa sementara menghalangi perluasan dunia mimpi agar tidak terlalu cepat menyentuh wilayah dewa. Jika tidak, meski utusan dewa masih ada, para dewa akan tanpa ragu-ragu menghancurkan segala yang telah terakumulasi hingga kini. Faktanya, akhir-akhir ini kau terlalu banyak menyerap inti energi sihir, sudah berada di tepi jurang. Jika tebakanku benar, seharusnya Lan yang memantau tingkat pembengkakan mimpimu, tapi dia tewas di tanganku, sehingga tak ada yang memberitahumu bagaimana cara mencapai 'sumber energi sihir' secara bersamaan.”
Dia bahkan tahu hal ini!
“Tapi tameng ini juga membuatku tak bisa berhubungan dengan dunia luar. Apakah kau bisa mengendali dunia nyata?”
“Tidak. Tapi setidaknya aku tahu, kalian telah membuka jalan menuju jurang tak berdasar. Tinggal menunggu waktu saja.” Ipsilon berbicara perlahan, “Kau pasti bisa menebak saluran informasiku - benar, semua percakapanmu dengan Asosiasi Ahli Bela Diri dan Biro Desain Greycastle, akan dilaporkan ke kantor pusat - yang berarti ke tanganku.”
Dan isi laporan itu termasuk rencana "Sinar Matahari", serta umpan balik penggunaan berbagai jenis senjata... Roland tersadar, melalui fragmen-fragmen inilah lawannya menyusun gambaran utuh dunia luar.
“Tidakkah kau pertimbangkan bahwa koma-ku mungkin memicu krisis?”
“Ini juga salah satu faktor-faktor yang tidak diketahui, tapi aku tidak punya cara yang lebih baik—hanya ketika kamu memasuki dunia kesadaran, dunia ini baru akan diaktifkan. Jadi pasti akan menjebakmu di dalamnya.” Ipsilon menjawab dengan sabar, “Untungnya, kita tidak perlu terus menunggu di sini. Wilayah kekuasaan yang terisolasi bisa menyesuaikan arus waktu sendiri. Asal kamu mau, sekejap mata sama dengan satu hari pun tidak masalah.”
Roland langsung membuka matanya lebar-lebar, tidak berani menutupnya sekejap pun, takut ketika sadar kembali, di luar sudah berlalu ratusan tahun.
“Tenang, hal yang kamu khawatirkan tidak akan terjadi,” sudut mulutnya naik, untuk pertama kalinya menunjukkan senyuman, “Tameng perlu dijaga dengan energi sihir. Bahkan jika semua inti tak tergantikan yang disimpan di sini habis, dikonversi ke waktu luar, hanya sekitar satu setengah bulan saja... Dan itulah batas waktu terakhir.”
