Pagi itu Tang San kembali dari gunung dengan segar bugar untuk memasak sarapan. Beberapa bulan terakhir ini, karena setiap hari menggunakan Penatapan Mata Ajaib Ungu dan terus berlatih di pagi hari, kemampuannya sudah meningkat signifikan. Matanya sekarang bisa melihat gerakan sayap nyamuk dalam jarak 10 meter. Andai saja Xuantian Gong-nya bisa menembus bottleneck, Tang San yakin kemajuannya di bidang lain akan lebih besar lagi.
Memotong sepotong besi mentah berukuran 50 cm persegi hingga seukuran kepalan tangan, yang awalnya terlihat mustahil, telah berhasil diselesaikan Tang San setengah bulan lalu. Metode penempaan dengan memanfaatkan gaya dorong yang diajarkan Tang Hao, kini bisa dia lakukan hingga 24 pukulan berturut-turut dengan akurasi dan kontrol tenaga sempurna. Meski Tang Hao tak pernah memujinya, dari sorot mata puas yang sesekali terlihat, Tang San tahu tekniknya mulai matang, namun peningkatan lebih lanjut tetap membutuhkan latihan terus-menerus.
Menjelang masuk rumah, Tang San membelai pergelangan tangannya dengan senyum puas. Di sana terpasang karya pertamanya di dunia ini - sebuah senjata yang seluruh proses pembuatannya dia kerjakan sendiri.
Itu adalah lengan panah (sleeve arrow), senjata tersembunyi mekanis paling dasar di Tang Clan masa lalu. Kunci pembuatannya terletak pada kekuatan pegas dan presisi desain. Sleeve arrow buatan Tang San bahkan dilengkapi sistem pengaman untuk mencegah kecelakaan.
Satu set sleeve arrow biasanya terdiri dari tiga anak panah dan lengan pelontar. Karya Tang San pun mengikuti pola ini. Bahan pembuatnya berasal dari besi yang telah dia tempa selama 100 hari.
Saat menyelesaikan tugas dari Tang Hao dengan memadatkan besi itu hingga seukuran kepalan tangan, Tang San terkejut menemukan besi berkotoran itu telah berubah menjadi besi murni (iron essence) sejati.
Di kehidupan sebelumnya, bahkan dirinya sendiri, apalagi ahli penempa terbaik di Tang Sect, tidak akan pernah menguasai metode mengubah besi biasa menjadi besi murni. Tapi di dunia ini, hal itu menjadi kenyataan. Ini sendiri adalah hal yang sangat luar biasa. Pelontar lengan yang dipakai di pergelangan tangan Tang San ini justru terbuat dari besi murni tersebut. Proses pembuatan pelontar lengan ini, termasuk tiga anak panah sepanjang empat inci, telah menghabiskan seluruh besi murni tersebut.
Dalam hal penempaan, Tang San tidak mahir, jauh kalah dibanding Tang Hao. Tapi dalam pembuatan senjata rahasia dan mekanisme rumit, bahkan Tang Hao sekalipun, mungkin di seluruh Benua Douluo tidak ada yang bisa menyaingi jenius dari cabang luar Tang Sect ini.
Pelontar lengan biasa umumnya memiliki jangkauan tembak sekitar 15 meter, namun pelontar lengan buatan Tang San bisa mempertahankan jarak serang efektif lebih dari 30 meter.
Yang dimaksud jarak serang efektif adalah jarak lurus setelah pelontar lengan ditembakkan, yaitu jarak yang masih bisa mempertahankan daya hancur penuh.
Meskipun pelontar lengan Tang San ini hanya memiliki tiga anak panah, pembuatannya sangat rumit. Setiap anak panah memiliki tiga alur darah. Jika bukan karena jumlahnya yang sedikit, dia pernah berpikir untuk menambahkan kait di ujung anak panah. Empat sirip ekor kecil di bagian belakang membuat anak panah terbang dengan stabil. Ujung panah berbentuk kerucut dengan pola spiral, memberikan daya tembus yang lebih kuat saat ditembakkan.
Untuk desain dan pembuatan senjata rahasia, Tang San selalu mengejar kesempurnaan, sekalipun itu hanya pelontar lengan biasa.
Tang San tahu, usianya masih kecil saat ini, Xuantian Gong juga belum bisa menembus hambatan. Jika menghadapi orang biasa tidak masalah, tapi jika bertemu Ahli Jiwa seperti Su Yuntao sebelumnya yang bisa menggunakan Hunwu, kekuatannya masih jauh tidak cukup. Namun dengan senjata lengan ini berbeda, Tang San yakin selama lawannya bukan Ahli Jiwa yang terlalu kuat, dia bisa mengatasinya.
……
【Buku Pusaka Xuantian Tang Men, Pasal Umum Kedua: Apa itu senjata rahasia? Senjata khusus yang digunakan diam-diam untuk mengalahkan musuh. Jika musuh sudah tahu akan digunakan, maka itu bukan lagi senjata rahasia melainkan senjata terbuka.】
……
Tang San tentu tidak akan membiarkan senjata rahasianya menjadi senjata terbuka. Tang Hao juga tidak pernah menanyakan kegunaan besi tuang ini, sehingga senjata lengan ini tetap menjadi rahasianya sendiri.
Masuk ke rumah, aroma bubur menyambut. Rutinitas yang dilakukannya setiap hari ini sudah menjadi kebiasaan.
"Ayah, makan sudah siap." Tang San memanggil ke ruang dalam.
Anehnya, Tang Hao yang biasanya langsung muncul saat mendengar makan siang hari ini tidak kunjung muncul.
Hati Tang San langsung cemas. Apakah ayahnya sakit? Langsung berlari cepat ke kamar ayahnya.
Tang Hao tidak ada di kamar. Tampaknya ini pertama kalinya dalam beberapa tahun terakhir dia tidak tidur sampai siang.
Saat Tang San sedang berpikir kemana ayahnya pergi, Tang Hao kembali.
"Xiao San, pagi tadi kamu pergi kemana?" tanya Tang Hao dengan datar.
Tang San berkata: “Aku pergi berolahraga. Setiap pagi aku selalu lari-lari.” Ini juga bukan kebohongan, dia memang pergi 'berlatih'.
“Hmm.” Tang Hao tidak menggali lebih dalam, berkata datar: “Hari ini kamu tidak perlu latihan penempaan lagi, beres-beres barang, besok Lao Jieke akan membawamu ke Kota Nuoding.”
Tang San tertegun, “Kota Nuoding? Untuk apa?” Terakhir kali ke Nuoding mungkin setahun lalu, Lao Jieke masuk kota untuk belanja sekalian membawanya melihat-lihat.
Tang Hao meliriknya, berkata: “Bukankah kamu ingin belajar kemampuan Master Jiwa? Lao Jieke akan membawamu ke Akademi Master Jiwa Dasar Nuoding untuk menjadi siswa kerja. Di sana kamu akan belajar yang kamu inginkan.”
Mendengar perkataan ayahnya, jantung Tang San tiba-tiba berdebar kencang, perasaan girang yang tak terungkap menyergap hatinya. Ketidakmampuan teroboskan Xuantian Gong selalu menjadi beban terbesarnya, cincin jiwa Master Jiwa jelas merupakan kesempatan.
“Ayah, mengapa Ayah mengubah pikiran?”
Tang Hao balik bertanya: “Kalau begitu kamu mau pergi atau tidak?”
Tang San berkata: “Tapi kalau aku pergi, tidak ada yang memasak untuk Ayah.” Saat ini dia sudah mengerti, ayahnya bangun pagi ini ternyata untuk menemui Kepala Desa Jieke.
