“Asal usul mereka tidak mulia, tapi tetap memiliki Innate Full Soul Power. Pengecualian ini berasal dari keberadaan Martial Soul mutasi. Berdasarkan penelitian saya selama puluhan tahun tentang Martial Soul mutasi, tidak ada satupun jenis Martial Soul yang bisa bermutasi dengan Blue Silver Grass. Dan Martial Soul Blue Silver Grass-mu adalah yang biasa, jadi saya benar-benar yakin dengan kesimpulan saya.”
“Martial Soul mutasi, apa itu?” Tang San bertanya.
Master dengan sabar menjelaskan, "Ini berkaitan dengan masalah bagaimana Martial Soul diwariskan. Martial Soul yang dimiliki seseorang berhubungan langsung dengan Martial Soul orang tuanya. Kasus paling umum adalah mewarisi Martial Soul dari salah satu orang tua, ayah atau ibu. Inilah yang disebut warisan Martial Soul keluarga. Beberapa pengecualian adalah Martial Soul bermutasi. Sumbernya tetap Martial Soul orang tua, namun karena ada variasi tertentu antara Martial Soul ayah dan ibu, maka Martial Soul penerus warisan mengalami mutasi dan menghasilkan jenis Martial Soul baru. Martial Soul bermutasi bisa menjadi sangat kuat, bahkan memiliki Full Innate Soul Power sejak lahir. Tapi sebagian besar Martial Soul bermutasi justru menjadi lebih lemah. Martial Soul bermutasi bagaikan hasil pernikahan sedarah, berisiko tinggi menghasilkan idiot, tapi juga mungkin melahirkan orang jenius yang jauh melampaui manusia biasa."
Tang San mengangguk. Tiba-tiba, dia mundur selangkah menjauh dari Master, lalu berlutut dan membungkukkan hormat dengan menyentuhkan kepala ke tanah tiga kali.
Kali ini Master yang tertegun, "Apa yang kamu lakukan?"
"Guru," panggil Tang San dengan penuh hormat, "Mohon terima saya sebagai murid."
Master tersenyum, senyum puas. Dia membungkuk dan menarik Tang San berdiri, "Bocah bodoh, untuk apa bersujud saat memohon menjadi murid? Tidakkah kau tahu ini adalah tata krama yang hanya untuk kaisar dan orang tua? Cukup membungkuk saja."
"Kebiasaan di Douluo Continent jelas berbeda dengan keadaan di kehidupan pertama Tang San, namun Tang San tidak menganggap tata krama yang dilakukannya berlebihan. Dengan khidmat dia berkata, "Guru sehari, ayah seumur hidup. Anda pantas menerima sujudku."
Sekte Tang sangat ketat dalam mengajarkan tata krama. Dididik dengan cara seperti itu sejak kecil, hal ini telah terpatri dalam di hati Tang San.
Guru Besar terharu memandang Tang San, "Guru sehari, ayah seumur hidup. Bagus, bagus. Ternyata pilihanku tidak salah." Seperti kata pepatah, detail kecil menentukan segalanya. Meski hubungan guru-murid ini belum lama terjalin, Guru Besar sudah mulai memahami karakter anak di hadapannya.
"Ayo, aku akan mengantarmu ke bagian administrasi untuk pendaftaran." Guru Besar kembali menggenggam tangan Tang San. Telapak tangannya yang semula kering kini berkeringat karena emosi.
Akademi Soul Master Dasar Nuoding tidak seluas penampilan luarnya. Area utamanya terdiri dari beberapa bagian: gedung kuliah utama, lapangan olahraga, dan asrama di sisi timur lapangan.
Meski hanya akademi soul master tingkat dasar, persyaratan untuk murid di sini sangat ketat. Bahkan yang rumahnya di sebelah akademi pun harus tinggal di asrama dan tunduk pada peraturan yang sama.
Kantor administrasi terletak di lantai satu gedung utama. Seorang guru berusia sekitar 60 tahun bertugas khusus menerima murid baru, dibantu dua guru muda berusia di bawah 30 tahun.
Guru Besar menaruh surat keterangan di meja dan berkata pada guru senior itu, "Kepala Su, ini siswa kerja dari Desa Shenghun tahun ini. Tolong daftarkan dia."
Direktur Su tersenyum ramah, "Master, bagaimana Anda bisa datang, tamu langka! Silakan duduk sebentar."
Master menggelengkan kepala, lalu berkata kepada Tang San, "Kamu daftar sendiri di sini. Beberapa guru ini akan memberi tahu caranya. Aku pergi dulu, nanti akan kutemui kamu."
Tang San mengangguk sopan, "Selamat tinggal, Guru."
Ekspresi Master berbinar sambil mengelus kepala anak itu, lalu berpaling pergi.
Mendengar panggilan Tang San, Direktur Su tampak penasaran, "Anak muda, kamu memanggilnya Guru? Dia bukan pengajar di akademi kami."
Tang San menjawab, "Tapi dialah guruku."
Direktur Su tertegun, "Kau belajar pada Master?" Ekspresinya aneh, seperti menahan tawa.
Tang San bertanya, "Ada masalah apa, Guru?"
Direktur Su langsung menggeleng, "Tidak, tidak. Tak kusangka Master mau menerima murid. Tapi sebagai siswa akademi, kamu tetap harus patuh peraturan. Mengerti?"
Tang San mengangguk.
Dua guru muda di samping Direktur Su tak bisa menahan diri. Salah satu mengambil sertifikat Kuil Wuhun sambil berkata, "Tang San ya. Sebagai guru, kami ingatkan: Guru tidak boleh dipilih sembarangan. Seorang Ahli Jiwa hanya boleh punya satu guru seumur hidup, atau akan dikucilkan. Kamu yakin Master tepat? Oh, kekuatan jiwa bawaanmu penuh. Sayangnya Hunwu-mu hanya Rumput Biru."
Melihat tulisan "Bakat Hunli Penuh Bawaan" pada sertifikat, wajah para guru yang hadir menunjukkan ekspresi terkejut, namun kehadiran Lanyin Cao mengubah keterkejutan mereka menjadi penyesalan.
Tang San memandang ketiga guru akademi di depannya dengan ekspresi bingung, "Apa yang tidak tepat?"
Kepala Su melotot ke guru muda di sampingnya, "Meskipun Master memiliki kepribadian yang sedikit eksentrik, dari sudut pandang tertentu, dia adalah keberadaan 'tak terkalahkan' dalam bidang Hunwu. Lagipula Hunwumu juga Lanyin Cao, tidak masalah menyembahnya sebagai guru. Baik, cukup. Ini barangmu, dikeluarkan gratis oleh akademi. Kamu tinggal di asrama kamar 7. Guru penanggung jawab sana akan mengatur pekerjaanmu sebagai siswa kerja. Pergilah."
"Terima kasih." Tang San menerima barang yang disodorkan Kepala Su, memberi hormat lalu berbalik keluar dari ruang administrasi.
Yang diberikan Kepala Su padanya adalah seragam standar Akademi Hunshi Dasar Noding, bahan putihnya terlihat bersih. Baru saja keluar dari ruang administrasi, Tang San samar-samar mendengar suara guru muda yang berbicara tadi terdengar dari dalam.
