Mo Hen berkata: "Tang San, kamu dan Xiao Wu adalah siswa pekerja kelas satu. Mulai sekarang kalian bertanggung jawab membersihkan taman di selatan lapangan. 10 koin tembaga per hari, ingat, harus dibersihkan setiap hari. Terutama sampah harus dibuang bersih. Kalau tidak, gaji kalian akan dipotong. Jika ada kelalaian, akademi berhak mengeluarkan kalian. Sudah jelas?"
Tang San dan Xiao Wu sama-sama mengangguk mengiyakan.
Mo Hen melanjutkan: "Besok adalah upacara pembukaan. Pelajaran formal dimulai lusa, kelas satu ada di ruang kelas 1 lantai satu. Mulai lusa kalian langsung kerja seperti biasa. Aku akan inspeksi mendadak. Sekarang istirahatlah. Wang Sheng, kamu yang paling senior di sini, jelaskan peraturan pada mereka."
Memeluk seprai di dada, Tang San merasakan kehangatan. Wajah kaku Guru Besar tak sengaja terbayang di pikirannya.
“Selimut dan kasur? Ini sepertinya jadi masalah.” Xiao Wu menatap kosong selimut di tangan Tang San, matanya menunjukkan sedikit rasa canggung.
Murid-murid pekerja berasal dari keluarga miskin dan lebih dewasa dibanding anak bangsawan. Beberapa murid yang cerdik segera menawarkan, "Bos, pakai kasur tipisku dulu. Aku bisa setengah alas setengah selimut pakai selimut saja."
Yang lain berkata, "Bos, pakai selimutku. Aku bisa bertahan dengan kasur tipis saja."
Xiao Wu melihat perlengkapan tidur para murid pekerja itu. Meski tidak bisa dibilang kotor, kebanyakan sudah compang-camping. Ia mengerutkan kening, "Jangan panggil aku bos terus. Kalian bikin aku terlihat tua."
Wang Sheng berkata, "Tidak bisa. Ini sudah aturan."
Xiao Wu membalas, "Kalau aku bos, perkataanku yang harus jadi aturan. Baiklah, mulai sekarang panggil aku Kakak Xiao Wu."
Sambil berkata demikian, matanya akhirnya tertuju pada perlengkapan tidur di tangan Tang San, "Tang San, bagaimana kalau kita berdiskusi?"
Tang San tertegun. Dalam hatinya ia mengerti Xiao Wu mungkin mengincar perlengkapan tidurnya. Dia bukan pelit, tapi perlengkapan ini baru diberikan Master kepada dirinya. Ada rasa enggan melepasnya. Tapi Xiao Wu adalah perempuan.
"Diskusi apa?"
Xiao Wu menjawab, "Selimutmu cukup besar. Untuk dua orang juga tidak masalah. Begini saja, kita gabungkan tempat tidur kita. Jadi kita bisa pakai bersama?"
"Hah?" Pakai bersama? Tang San menatap Xiao Wu. Pikirannya bukan anak enam tahun. Meski sekarang mereka masih kecil, tapi tidur bersama...
"Laki-laki dan perempuan tidak boleh bersentuhan, ini tidak baik."
Xiao Wu mendengus, "Apa yang tidak baik? Aku saja tidak peduli, kamu takut apa? Takut aku memperkosa kamu?"
"Eh..." Katanya perempuan lebih cepat dewasa daripada laki-laki, tapi gadis di depan mata ini baru berusia enam tahun.
Tang San tercekat tak bisa bicara. Murid-murid lain yang menatap mereka ada yang iri, ada yang menunggu kejadian menarik, sebagian besar tersenyum tapi tak ada yang bicara.
"Eh apaan? Cepat, dorong ranjangmu ke sini. Bukannya kamu kuat?" Xiao Wu mendesak tak sabar.
Tanpa sadar Tang San mendorong ranjangnya ke sisi ranjang Xiao Wu. Xiao Wu mengambil alas tidur darinya, membentangkan kasur terlebih dahulu. Alas tidur untuk orang dewasa ini memang besar, meski tak bisa menutupi dua ranjang sepenuhnya, tapi bisa menutupi lebih dari 70%.
Xiao Wu meletakkan buntelannya di celah antara dua ranjang yang disambung, "Taruh buntelanmu juga di sini, mulai sekarang ini jadi batas. Kalau kamu melewati batas, jangan salahkan aku!"
Melihat Xiao Wu membuat batasan, Tang San malah lega, buru-buru mengangguk dan menaruh buntelannya. Xiao Wu lalu menyelimuti dengan selimut di atasnya, terbentuklah ranjang ganda sederhana dengan garis pembatas.
Wang Sheng berkata, "Waktunya makan siang, Sister Xiao Wu, Tang San, ayo kita pergi bersama."
Mendengar soal makan, Xiao Wu langsung melompat bangun, bersemangat bertanya, "Bagus! Makan apa yang enak?"
Wang Sheng dan siswa pekerja lainnya saling pandang bingung, tersenyum pahit: "Makanan enak apa yang bisa kami siswa pekerja makan? Cukup beli makanan murah seadanya di kantin."
Tang San menggelengkan kepala: "Kalian saja yang pergi, aku tidak ikut." Keluarganya sangat miskin, uang Tang Hao habis untuk alkohol. Untuk menghindari kelaparan, dia membawa bekal roti kasar buatannya sendiri. Cukup untuk mengganjal perut. Gaji baru akan diterima setelah mulai bekerja lusa.
Melihat tambalan di baju Tang San, Wang Sheng mulai mengerti maksudnya, tidak memaksa: "Kakak Xiao Wu, ayo kita pergi."
Ekspresi bersemangat Xiao Wu tiba-tiba membeku: "Makan perlu bayar pakai uang? Koin Hún itu ya?"
Andai bukan karena kemampuannya, Wang Sheng mungkin sudah marah. Masak makan gratis? Tapi jelas terlihat ketua baru ini sama seperti Tang San - kantong tipis.
Wang Sheng berkata dengan bangga: "Tak masalah! Dua hari ini biaya makan kalian tanggung saya. Tang San, kita sekamar, ikutlah. Nanti kembalikan saja saat sudah punya uang."
Tang San sedikit ragu, tetapi akhirnya setuju. Ia tidak pernah paham urusan uang, sikap lega Wang Sheng sangat cocok dengannya, sementara Xiao Wu langsung tersenyum lebar, memandang Wang Sheng dengan tatapan menggoda. Tapi begitu teringat teknik lembutnya, Wang Sheng langsung menjauh. Sebelumnya, saat Xiao Wu menjatuhkan Tang San, dia sudah bertindak bahkan saat masih tersenyum. Siapa tahu kapan dia akan bersemangat dan tiba-tiba memberinya serangan juga.
Bersama Tang San dan Xiao Wu, sebelas orang meninggalkan Asrama Tujuh di bawah pimpinan Wang Sheng menuju kantin. Kantin terletak di dalam gedung sekolah, harus melewati seluruh lapangan.
Saat itu, lapangan sudah ramai dengan seragam-seragam murid akademi yang berjalan menuju gedung sekolah, jelas mereka semua pergi makan.
Kantin Akademi Spirit Master Junior Nuoding sangat besar, mampu menampung enam kelas ditambah guru total lebih dari 300 orang. Saat ini, antrean di jendela layanan sudah panjang. Kantin memiliki dua lantai, lantai satu saja memiliki 300 tempat duduk.
