"Xiao San, lihat! Bintang di langit begitu banyak," seru Xiao Wu sambil melompat-lompat gembira, menunjukkan kelincahan khas anak seusianya.
Ia memanggil Tang San "Xiao San" bukan "Sanzi", dan karena ia perempuan, Tang San pun tidak membantah. Dengan nada pasrah ia bertanya, "Kau menarikku keluar hanya untuk melihat bintang?"
Saat ini, di luar asrama sudah jarang terlihat murid atau guru. Belakangan Tang San baru tahu bahwa berlatih di malam hari adalah tradisi bagi Spirit Master.
Xiao Wu tersenyum, "Tidak, tentu tidak. Aku ingin bertarung lagi denganmu. Siang tadi aku menyerang duluan, bisa dibilang serangan mendadak. Mengalahkanmu seperti itu tidak adil. Dari raut wajahmu, kelihatannya kau masih belum puas. Aku kasih kesempatan lagi."
Jarang ada gadis sepertar Xiao Wu yang suka bertarung. Tapi ini justru cocok dengan selera Tang San. Matanya langsung berbinar, "Baik, ayo mulai!"
Xiao Wu menggaruk pipinya sendiri dengan jari sambil tertawa, "Nanti kalau sudah kalah jangan nangis ya? Sudah siap belum?"
Melihat tingkah lucunya, Tang San tertegun sebentar sebelum cepat kembali normal, "Ayo."
"Oke, aku mulai." Sambil mengatakan ini, senyum nakal muncul di wajah Xiao Wu saat mendekati Tang San. Benar-benar mendekat, tapi bukan untuk menyerang.
Tang San mengerutkan kening, "Kau mau apa? Bukannya kita bertarung?" Saat ini Xiao Wu sudah berada kurang dari satu meter di depannya. Meski mereka masih anak-anak dengan tubuh kecil, posisi ini sudah di luar jangkauan serangan kaki.
Dari semangat perangnya, Tang San tahu bahwa karena semangat perang Xiao Wu adalah kelinci, kekuatan terbesarnya pasti di kaki. Ini terlihat jelas dari pertarungan siang tadi. Tapi sekarang dia sudah kehilangan posisi untuk menyerang dengan kaki, apa yang akan dilakukannya?
Xiao Wu mengangguk dan tersenyum, "Benar! Bukankah aku datang ke sini untuk bertarung denganmu?"
Saat keraguan muncul di hati Tang San, Xiao Wu tiba-tiba menggerakkan kepalanya. Kepang kalajengking di belakang kepalanya berubah menjadi bayangan hitam yang langsung membelit leher Tang San.
Ini bisa dilakukan? Serangan menggunakan rambut juga merupakan hal pertama yang dilihat Tang San. Tapi dia tetap waspada terhadap serangan Xiao Wu. Melihat kepang kalajengking itu datang, dia langsung mundur selangkah sambil mengangkat tangan kiri untuk menjerat rambut Xiao Wu. Begitu kepangnya terkendali, Xiao Wu takkan bisa bertarung lagi.
Tangan Xiao Wu terangkat bersamaan dengan kepangnya. Saat Tang San mengangkat tangan, dia tiba-tiba menyadari tangan Xiao Wu juga sudah terangkat. Sebelum tangannya menyentuh rambut panjang Xiao Wu, gadis itu mendongakkan kepala. Kepang kalajengkingnya melompati telapak tangan Tang San, sementara tangan Xiao Wu sendiri sudah menempel.
Tangan Xiao Wu lembut dan halus, selembut kapas saat disentuh. Tapi Tang San tak punya waktu untuk merasakan keindahan ini, karena dia terkejut menemukan lengan Xiao Wu secara aneh melintir - tidak hanya membelit telapak tangannya tapi langsung merambat ke lengan. Sementara itu, tangan satunya lagi juga terangkat, membelit lengan Tang San yang lain. Kepang kalajengking yang melambung di udara jatuh seperti tangan ketiga yang membelit leher Tang San.
Lengan Xiao Wu terlihat lembut dan kemerahan, tapi sangat ulet. Dengan kekuatan Tang San sekalipun, tak bisa melepaskan diri dari belitan tubuhnya. Saat dia mencoba melompat mundur, tubuh Xiao Wu mengikuti seperti kapas ringan, membuat teknik Ghost Shadow Trail yang rumit pun tak berguna.
Untuk menghindari kepangan rambut kalajengking Xiao Wu, Tang San mendadak menengadahkan kepala dan melengkungkan pinggangnya ke belakang menggunakan jurus Iron Bridge. Xuantian Gong akhirnya dikerahkan ke kedua lengan, tapi dia hanya menggunakan 50% kekuatan demi menghindari melukai Xiao Wu.
Namun tiba-tiba Xiao Wu melepaskan pegangan tangannya. Sebuah tenaga dahsyat dari pinggang Tang San membuatnya kehilangan keseimbangan dan terjatuh ke belakang.
Braak! Tang San terjatuh terlentang. Dua tangan kecil itu menekan tepat di persendian bahunya dengan memanfaatkan gravitasi jatuh, membuat lengannya mati rasa. Sementara tubuh Xiao Wu duduk menunggang di pinggangnya dengan wajah penuh kemenangan. Perut Tang San merasakan elastisitas bokong kecil Xiao Wu sepenuhnya.
"Bagaimana? Masih mau melawan?" Xiao Wu menatap ke bawah ke arah Tang San dengan wajah penuh kemenangan.
Jika pertama kali Tang San tidak merasakan banyak hal saat dijatuhkan Xiao Wu, kali ini dia merasa kesal. Dari segi kekuatan, Xiao Wu tampak jauh lebih lemah darinya. Tapi metode bertarungnya terlalu aneh. Pengalaman bertarung Tang San sendiri juga belum banyak, sehingga langsung terjebak.
"Tidak terima, ayo lagi." Tang San menatap Xiao Wu, perasaan tidak puas menggelora di hatinya.
Xiao Wu berkata dengan penuh kesombongan: "Kamu masih mau? Tapi aku tidak kasih kesempatan. Kalau kamu punya kemampuan, lepaskan diri dulu baru bicara."
Bagaimana bisa melepaskan diri saat sendi bahu sudah dikendalikan? Jalur peredaran energi Xuantian Gong-nya terhalang.
"Kalian ini ngapain? Cepat bangun. Di tempat umum begini, berani-beraninya..." Tiba-tiba suara tidak menyenangkan terdengar.
Xiao Wu dan Tang San serentak menoleh, melihat seorang guru perempuan berjalan mendekat dengan wajah penuh kemarahan.
Memang, pose Tang San dan Xiao Wu saat ini terlihat agak tidak pantas. Tang San terbaring di tanah dengan kedua tangan terbentang, sementara Xiao Wu duduk mengangkang di pinggangnya sambil menekan bahunya sambil menatapnya. Meski mereka masih anak-anak, gerakan ini sungguh...
Wajah Xiao Wu memerah, dia segera melompat bangun dari tubuh Tang San. Tang San juga mengambil kesempatan untuk bangkit.
Sang guru perempuan sudah mendekat, bertanya dengan marah: "Kalian berdua, ada masalah apa?"
Tang San merasa sebagai laki-laki harus menjelaskan, tapi sebelum sempat bicara, Xiao Wu sudah buru-buru berkata: "Bu guru, kami sedang berlatih jurus."
