Xiao Wu melototi Tang San, mengingat kembali kejadian memalukan saat dirinya dihujani batu, "Nunggu apaan? Siapa tau kapan kau kembali? Mereka sudah berani menginjak-injak harga diri. Si brengsek Xiao Laoda itu bilang mau menjadikanku kelinci peliharaan. Jika aku masih bisa diam, namaku bukan Xiao Wu!"
Tang San mengerutkan kening. Dalam hati ia berpikir, masih kecil sudah punya pikiran mesum seperti ini. Tampaknya mereka perlu diberi pelajaran agar tahu siswa kerja bukan bulan-bulanan.
Sambil memikirkan itu, jarinya menyentuh pinggangnya, pandangan beralih ke medan pertarungan.
Saat ini, tubuh Wang Sheng sudah penuh memar. Teriakan harimaunya semakin lemah seiring kekuatan spiritual yang menipis. Sementara lawannya sama sekali tak terluka, bermain-main layaknya kucing dengan tikus.
Cara serangan Wang Sheng masih terlalu monoton. Memanfaatkan sisa tenaga Hunli yang belum habis, dia melancarkan serangan terakhir. Dengan dua langkah ancang-ancang, dia kembali menerjang Liu Long. Kali ini dia sudah bulat tekad, bahkan jika dipukul lebih parah, dia harus memberi tanda pada lawannya.
Liu Long yang sudah lama berinteraksi dengan Wang Sheng tentu paham maksudnya. Menyaksikan Wang Sheng menerjang, raut wajahnya menjadi serius. Tongkat panjang di tangannya diayunkan, tiga pukulan beruntun menghujam ke kepala dan kedua bahu Wang Sheng. Asal bisa memukul mundur Wang Sheng yang sudah di ujung tanduk, serangan berarti tidak mungkin lagi dilancarkannya.
Namun tiba-tiba, Liu Long merasa kedua tangan yang memegang tongkat seolah digigit nyamuk. Serangannya pun melambat sejenak.
Serangan yang sebelumnya terukur rapi ini langsung menunjukkan celah karena perlambatan tadi. Pukulan pertama meski mengenai kepala Wang Sheng, tapi Wang Sheng tetap nekat menerjang. Dua pukulan berikutnya pun meleset.
Bagi Prajurit Senjata pengguna senjata panjang seperti Liu Long, kedekatan jarak dengan Prajurit Roh Binatang seperti Wang Sheng adalah petaka. Meski kemampuan Liu Long sedikit lebih unggul, hasilnya tetap tak terelakkan.
"Bang!" Wang Sheng menghantam kepala Liu Long dengan cakar harimau, membuat seluruh tubuhnya terlempar ke udara. Kemudian, dengan gerakan memutar, kaki kanannya mengayun seperti ekor harimau menghujam punggung Liu Long, menghantamnya keras-keras ke tanah.
Liu Long tidak memiliki ketahanan sehebat Wang Sheng. Kekuatan jiwanya terkonsentrasi di tongkat panjangnya, pertahanan tubuhnya sendiri tidak istimewa. Dua serangan Wang Sheng yang dikerahkan sepenuhnya ini membuat Liu Long langsung pingsan saat tubuhnya menghantam tanah.
Wang Sheng mengaum penuh kemenangan ke langit, seolah ingin mengeluarkan semua dendam yang terpendam selama bertahun-tahun.
Ketua Xiao yang awalnya santai menonton Liu Long mengolok-olok Wang Sheng terkejut luar biasa melihat situasi tiba-tiba berbalik.
Perlu diketahui, Liu Long adalah salah satu dari tiga petarung terkuat di bawahnya. Jika bukan karena dirinya sudah memiliki cincin jiwa pertama, dia pun tidak bisa menjamin kemenangan atas Liu Long.
Xiao Wu berkata dengan nada mengejek: "Bunga layu memang tetap bunga layu, benar-benar mudah dihancurkan. Ketua Xiao, bagaimana komentarmu?"
Ketua Xiao memberi isyarat pada anak buahnya untuk membawa Liu Long turun untuk pertolongan darurat. Sebagai murid akademi pelatihan jiwa tingkat dasar, kekuatan jiwa mereka belum cukup kuat untuk menyebabkan kematian.
"Pertarungan pertama kami mengaku kalah. Ling Feng, giliranmu!"
Orang kedua yang dikirim Ketua Xiao adalah murid senior bertubuh kecil. Hidung dan matanya kecil, postur tubuhnya yang kurus sama sekali tidak terlihat seperti anak 12 tahun, malah mirip usia Xiao Wu dan Tang San.
“Panggil Wang Sheng kembali. Aku yang maju.” Tang San berbisik di telinga Xiao Wu.
Mata Xiao Wu juga cukup tajam, dia jelas melihat petarung kedua lawan ini adalah tipe lincah yang mengcounter Wang Sheng. Tenaga spiritual Wang Sheng sudah terkuras sebelumnya, pasti akan kalah.
“Wang Sheng, kamu kembalilah. Giliran Xiao San sekarang. Kamu bisa istirahat.”
Wang Sheng masih belum sepenuhnya pulih dari euforia mengalahkan Liu Long sebelumnya. Mendengar suara Xiao Wu, barulah dia sadar Tang San sudah kembali entah sejak kapan. Menyadari kondisinya sendiri, meski menang melawan Liu Long, dia memang sudah tak punya tenaga lagi. Mana dia tahu, andai bukan karena tiga kerikil kecil yang diam-diam dilempar Tang San membatasi serangan Liu Long, mana mungkin dia bisa meraih kemenangan tadi.
“Kamu murid kerja?” Ling Feng menatap Tang San dengan ragu di matanya.
Tang San hanya mengangguk padanya, “Silakan serang.”
Meski bertubuh kurus, Ling Feng sedikit lebih tinggi dari Tang San yang masih kelas satu. Ini duel penentu siapa yang akan jadi bos murid. Setelah sekilas melihat ikat pinggang Tang San, dia melompat ke udara, berputar lincah, merentangkan lengan, dan meluncur dua meter menyergap dari atas kepala Tang San.
Shou Wuhun, Tang San langsung mengenali wuhun lawannya. Pelajaran dari Guru Besar selama beberapa hari terakhir tidak sia-sia. Murid bernama Ling Feng ini adalah pejuang tipe gesit. Wuhun binatangnya kemungkinan adalah binatang terbang. Dari penampilan dan gaya serangannya yang tidak terlalu garang, sepertinya bukan elang. Maka kemungkinan adalah wuhun tipe burung layang-layang atau gagak.
Menatap lawan yang menyergapnya, Tang San tetap diam tak bergerak, seolah lawannya sama sekali tidak ada.
Kecepatan Ling Feng sangat luar biasa, dijuluki sebagai yang tercepat di antara murid kelas 6, sekutu setia Xiao Lao Da. Dengan kelincahan luar biasa, saat hampir mencapai Tang San, tubuhnya tiba-tiba berputar lagi. Kedua lengannya mengayun keras, mengubah arah secara tiba-tiba ke belakang Tang San, menebas kedua sisi lehernya.
Sampai Ling Feng melompati kepalanya, Tang San tetap tak bergerak. Menghadapi lawan dengan kemampuan tak diketahui, diam adalah strategi terbaik.
