Mata para pekerja magang lainnya memancarkan kilau iri, meski hanya sekilas. Adegan Tang San mengalahkan Xiao Chenyu hari ini terukir dalam di benak mereka. Bahkan Wang Sheng yang paling berpengalaman pun tak bisa menyembunyikan kekagumannya - meski mendapat spirit ring sekalipun, belum tentu bisa mengalahkannya.
Xiao Wu bertanya penasaran, \"Apa keuntungan jadi Spirit Master? Jangan-jangan cuma gelar kosong?\"
Tang San terkekeh, \"Ada beberapa keuntungan. Setidaknya kita bisa makan lebih enak. Spirit Master mendapat subsidi 1 koin emas per bulan.\"
\"Satu koin emas? Banyak sekali!\" Xiao Wu kini sudah paham pentingnya uang. Meski Xiao Chenyu sudah berjanji akan menanggung biaya makan pekerja magang, tetap lebih baik punya uang sendiri.
Sambil berkata demikian, Xiao Wu melompat dari tempat tidur dan bergegas keluar.
\"Xiao Wu, mau ke mana?\"
\"Aku juga mau daftar jadi Spirit Master! Satu koin emas bisa beli banyak makanan enak!\"
\"Nggak perlu buru-buru gitu kan...\"
\"Harus buru-buru! Lupa hari ini sudah akhir bulan? Kalau daftar sekarang, mungkin bisa dapat dua koin emas sekaligus!\"
\"Tapi... setidaknya pakai sepatu dulu lah.\"
“Uh……”
Xiao Wu akhirnya pergi ke Kuil Martial Soul dengan tergesa-gesa. Tang San dalam hati tertawa geli, mungkin Kakek Ma Xiu Nuo akan terkejut lagi. Bagaimanapun, Xiao Wu adalah Beast Martial Soul Battle Soul Master asli. Dalam hal bakat alami, dia jauh lebih baik daripada kekuatan jiwa palsu miliknya.
Tidak perlu lagi melakukan pekerjaan siswa pekerja, suara ketukan metalik langsung muncul di benak Tang San. Kepala Desa Jack pernah mengatakan bahwa biaya akademi Martial Soul menengah akan sangat besar, banyak barang di rumah perlu diganti. Tentu baik bisa menghasilkan lebih banyak uang. Lagipula ini juga permintaan ayahnya. Yang lebih penting, hanya di bengkel pandai besi dia punya kesempatan untuk mempersenjatai diri. Melalui proses pembuatan sleeve arrow sendiri, Tang San menemukan bahwa ketika sebuah senjata rahasia sepenuhnya dibuat olehnya sendiri, keakraban dengan senjata tersebut akan semakin kuat.
“Tang San, aku minta maaf tentang kejadian waktu itu. Kamu tidak masih marah, kan?” Saat Tang San sedang berpikir, Wang Sheng mendatanginya dengan wajah penuh ketulusan.
Melihat senyum polos Wang Sheng, Tang San menggelengkan kepala dan tersenyum: “Tidak mungkin, aku sudah lama lupa. Kakak Wang Sheng, aku mau pergi sebentar, mungkin baru pulang malam nanti.”
Wang Sheng mengangguk, “Silakan. Oh ya, selamat kamu sudah menjadi Soul Master.”
Tang San tersenyum: “Tidak lama lagi, kamu juga akan mencapai breakthrough.”
Kembali keluar dari Akademi Notding, Tang San merasa sedikit lelah. Hari ini setelah kembali bersama Master, dia belum sempat beristirahat dengan baik, lalu bertarung beberapa kali dengan Xiao Chenyu dan yang lainnya. Meski Xuantian Gong-nya telah mencapai tingkatan kedua, rasa lelah tetap muncul.
Namun, urusan pergi ke bengkel pandai besi tetap harus dilakukan. Paling-paling mulai bekerja besok saja. Yang paling ditakutkan Tang San sekarang adalah toko tidak menerimanya sebagai pandai besi muda ini.
Tiba di bengkel pandai besi, Tang San langsung masuk. Begitu melangkah, hawa panas langsung menyergap. Ini berlaku di semua bengkel pandai besi, meski bengkel tua keluarganya di rumah jauh lebih sejuk suhunya.
Di dalam pintu terbentang ruang luas. Di sebelah kanan ruangan tergantung berbagai peralatan besi yang sudah jadi. Di sini bukan hanya alat pertanian, lebih banyak baju zirah dan senjata. Bagaimanapun, di dunia ini jumlah Master Jiwa hanya sedikit, senjata tetap dibutuhkan. Harga senjata pun tentu jauh lebih mahal daripada alat pertanian.
Melihat senjata-senjata ini, Tang San teringat pekerjaannya di kehidupan sebelumnya. Saat itu, senjata rahasia mekanis buatan Tangmen bisa dibilang menjadi tulang punggung pendapatan Tangmen. Banyak aturan di Tangmen, meski menjual senjata rahasia mekanis ke luar, hanya yang tidak beracun dan barang biasa saja yang dijual, rahasia sejati tidak mungkin dipasarkan. Meski begitu, senjata rahasia produksi Tangmen tetap laris manis di dunia persilatan.
Jika di dunia ini dia juga membuka pabrik pembuat senjata rahasia, berapa penghasilan yang akan didapat?
"Anak kecil, kamu datang ke sini untuk apa? Kalau mau beli sesuatu panggil orang tuamu. Cepat keluar, ini tempat berbahaya." Saat Tang San sedang merenung, suara berat tiba-tiba memutus alur pikirannya.
Mengangkat kepala, terlihat pria kekar bertelanjang dada sedang menatapnya. Otot-otot menonjol di balik kulit gelapnya yang kokoh, tangan mencengkeram palu tempa besar dengan keringat membasahi dahinya.
"Paman, permisi. Saya ingin bertanya apakah di sini membutuhkan magang." Suara Tang San yang masih kekanak-kanakan terdengar jelas meski bisingnya suara palu menempa besi memenuhi bengkel.
Sebagian besar pandai besi berhenti bekerja, tersenyum ramah ke arahnya. Profesi pandai besi termasuk rendah, diisi orang miskin yang mengandalkan tenaga dan keahlian. Meski kasar penampilannya, kebanyakan berhati baik.
Pria kekar tadi mengamati Tang San dari ujung kepala ke kaki, "Sudahlah nak, jangan main-main. Cepat pergi. Ini tidak aman. Baju rapi begini mau jadi pandai besi? Lagipula kami tidak menerima magang semuda kamu. Palu tempa saja mungkin tak sanggup kau angkat."
Baru sadar seragam sekolahnya masih rapi. "Maaf Paman, saya akan kembali nanti." Tang San berbalik dan segera berlari keluar.
“Bengkel pandai besi letaknya dekat dengan Akademi Notding. Ketika Tang San kembali, ia sudah mengenakan pakaian lamanya yang penuh tambalan bertumpuk - penampilan seperti ini bahkan tidak perlu berdandan kalau mau mengemis makanan.”
Begitu masuk, Tang San langsung mencari pria kekar yang ditemuinya sebelumnya, “Paman, lihatlah. Apakah saya sudah bisa magang sekarang?”
Pria itu tertegun melihat pakaian tambal sulam Tang San, “Nak, jangan-jangan kamu cuma bercanda ya?”
Tang San menjawab polos, “Tentu tidak. Begini, Paman. Saya siswa kerja di Akademi Notding, setiap sore punya waktu luang. Ayah saya pandai besi di desa. Sejak kecil saya belajar menempa darinya, ingin cari makan di sini.”
