"Satu kamar?" Alis Tang San berkerut. Sebagai orang yang hidup dua kali, saat kecil dulu tidur sekasur dengan Xiao Wu tidak terasa apa-apa. Tapi sekarang fisik mereka mulai berkembang dewasa, pepatah "lelaki dan perempuan harus menjaga jarak" jelas melekat di ingatannya.
Resepsionis menekankan, "Ya, hanya satu. Tapi tenang, kamar kami sangat luas dengan fasilitas lengkap, cukup untuk dua orang." Sambil berkata demikian, ia melontarkan pandangan penuh makna yang hanya bisa dimengerti tanpa diucapkan. Tentu saja, Tang San tidak paham.
Xiao Wu dengan santai berkata, "Ya sudah satu kamar saja. Dulu di Nuoding, kan kita selalu satu asrama? Tidak masalah. Lagi pula bisa menghemat uang untuk beli baju cantik."
"Tang San menggelengkan kepala dengan pasrah. Dia bukan orang yang keras kepala. Paling-paling dia tidur di lantai saja. Malam hari biasanya digunakan untuk latihan, itu tidur yang terbaik."
"Baiklah, tolong berikan kamar ini untukku."
Saat pelayan bersiap mengurus administrasi Tang San, tiba-tiba sebuah suara menyela tindakan pelayan tersebut.
"Katakan, kamar ini seharusnya milikku, bukan?"
Tang San dan Xiao Wu serentak menoleh. Tampak tiga orang muncul di belakang mereka, berjalan mendekati konter.
Tiga orang tersebut terdiri dari satu pria dan dua wanita. Kedua gadis itu berpakaian mencolok, terlihat berusia 17-18 tahun, bertubuh jenjang lebih tinggi sedikit dari Xiao Wu. Yang paling mengejutkan, wajah mereka ternyata sama persis - sepasang kembar identik.
Namun, pandangan Tang San tidak tertuju pada dua kecantikan luar biasa itu. Yang menarik perhatiannya justru pria di tengah.
Pria itu tingginya sekitar 180 cm, setengah kepala lebih tinggi dari Tang San. Terlihat lebih muda bahkan dari dua gadis di belakangnya. Bahunya lebar, wajah tampan dengan kesan tegas. Rambut emasnya terurai panjang hingga pinggang, lurus dan tidak ikal.
Yang paling menarik perhatian adalah matanya, sepasang mata yang aneh dan misterius. Kedua matanya ternyata memiliki pupil ganda, dengan bola mata biru tua yang memancarkan tatapan dingin. Dingin yang berasal dari kedalaman hati, dengan kilatan cahaya jahat di antara kelopak mata yang setengah tertutup. Sekilas tatapannya terasa seperti pisau tajam yang mengiris kulit.
Wajah yang sangat tampan dipadukan dengan mata seperti ini, membuat pria manapun akan menjadi pusat perhatian di mana pun berada.
Dia sangat kuat. Ini adalah pikiran pertama Tang San setelah melihat orang ini.
Kembar perempuan itu masing-masing menggantungkan lengan mereka pada pria bermata ganda. Dia tidak menghiraukan Tang San, tatapannya hanya melirik sekilas ke Xiao Wu dengan cahaya aneh yang segera menghilang.
Saat mendekati meja resepsionis, pemuda itu berkata pada pelayan: "Kamu baru di sini ya? Tidak tahu kalau kamar terakhir selalu disisakan untukku?"
Pelayan itu tertegun sebentar, lalu bertanya hati-hati: "Anda siapa...?"
Pria bermata ganda itu menjawab kesal: "Panggil manajermu ke sini."
Di bawah tatapan dingin pria bermata ganda itu, pelayan tersebut menggigil ketakutan dan segera lari memanggil atasannya.
Tang San berkata datar: "Kak, sepertinya kami yang datang lebih dulu."
Pria bermata ganda itu bahkan tidak menoleh, hanya membalas dingin: "Lalu apa?" Dia tidak pernah punya kebiasaan memberi penjelasan pada siapa pun.
Watak Tang San terbilang cukup tenang, tapi Xiao Wu tidak mudah diintimidasi. Dengan gesit, dia sudah berada di samping Tang San, "Tidak ada apa-apa, suruh kau pergi!"
Pria bermata ganda akhirnya menoleh, pandangan dingin dan jahatnya tertuju pada Xiao Wu. Ia mengangguk, "Bagus, sudah lama tidak ada yang berani bicara seperti ini padaku. Ada gelombang Soul Power di tubuh kalian, kalian pasti Ahli Jiwa. Ayo serang bersama, jika bisa mengalahkanku, aku akan pergi. Jika tidak, tunjukkan arti kata 'pergi' itu!"
Mendengar ucapan pria bermata ganda, gadis kembar di sampingnya tertawa terkekeh tanpa sedikit pun kekhawatiran. Mereka melepaskan pegangan pada lengan pria itu dengan patuh dan mundur ke samping.
Saat itu juga, pelayan tadi sudah kembali dengan seorang pria paruh baya. Wajahnya penuh kecemasan setelah mendengar percakapan sebelumnya, "Mari bicara baik-baik, jangan sampai berkelahi."
Pria bermata ganda meliriknya sinis, "Manajer Wang, bisnis kalian semakin lancar ya?"
Manajer Wang menyeka keringat di dahinya sambil tersenyum kecut, "Tuan Dai, janganlah begitu. Ini kesalahan staf kami. Anak ini baru datang kemarin, tidak tahu peraturan. Maaf, maaf. Segera saya atur kamar untuk Tuan."
Ia berpaling ke Tang San dan Xiao Wu dengan wajah penuh penyesalan, "Maaf, Tamu terhormat. Kamar itu sudah dipesan Tuan Dai. Mohon pilih penginapan lain saja."
“Jika mengikuti sifat Tang San, dia pasti akan mengalah, toh masih banyak hotel lain. Tapi Xiao Wu memiliki watak yang suka mengobarkan keributan, mana mungkin mudah menyerah.”
“Kami sengaja tidak mau mengalah, mau apa? Dasar mata anjing yang meremehkan orang. Jangan kira kami kecil bisa ditindas semena-mena.”
Dai Shao mendengus dingin, “Kalian mau mengalah pun sudah terlambat. Sudah menghina aku, jangan harap bisa pergi begitu saja.”
“Dai Shao, Dai Shao, Anda...” Manajer Wang panik, wajahnya penuh permohonan.
Cahaya tajam berkilat di mata Dai Shao, “Cukup omong kosong. Semua kerugian aku yang tanggung.”
Terbiasa menjadi pemimpin di Nuoding Academy, Xiao Wu langsung ingin maju berkelahi melihat sorot mata sombong itu.
Tang San menggenggam bahu Xiao Wu, “Biarkan aku yang menanganinya.”
Xiao Wu protes, “Kenapa? Aku bisa sendiri, akan kupukul sampai ibunya sendiri tak mengenalinya!”
Tang San mengerutkan kening, “Kau kan perempuan, bicaranya harus lebih sopan. Lupa janjiku dulu? Aku akan selalu melindungimu. Ini urusan antar pria.”
Alasannya melarang Xiao Wu bertindak: pertama, mencium kekuatan lawan yang berbahaya, kedua, jika sampai kalah, lebih baik dirinya yang terhina daripada Xiao Wu dipermalukan.
