Mendengar janji "aku akan selalu melindungimu", kemarahan di wajah Xiao Wu mereda. Ia menatap Tang San, “Hati-hati.”
“Tidak perlu berebut, aku sudah bilang, kalian berdua maju sekaligus saja.” Dai Shao berkata dengan tidak sabar.
Tang San maju dua langkah dengan tenang, "Mohon bimbingannya."
Cahaya jahat muncul di mata Dai Shao, tinju kanannya tiba-tiba terangkat, disertai dorongan maju yang langsung mengarah ke dada Tang San. Gerakannya sederhana tanpa embel-embel, namun ekspresi Tang San berubah. Karena momentum pukulan lawan ini telah mencapai puncaknya secara instan melalui kombinasi kekuatan dan kecepatan. Tanpa pengalaman tempur yang kaya, mana mungkin mencapai level ini.
Saat ini Tang San sama sekali tidak boleh mundur. Jika dia mundur, momentum lawan akan meledak dan membuat pukulan ini semakin mematikan. Karena itu, alih-alih mundur, dia malah menyongsong. Kaki kanannya melangkah ke depan sejauh tiga meter, langsung mempersempit jarak dengan lawan. Tujuan Tang San jelas: mengacaukan ritme serangan lawan.
Tang San juga mengayunkan tinju kanannya, tangan putih pucatnya tiba-tiba berkilau seperti mutiara.
"Dorr!" Suara gedebuk terdengar. Tubuh Dai Shao yang sedang maju terhenti mendadak, sementara Tang San terpental mundur 4-5 langkah sebelum bisa menstabilkan posisi.
Kilatan keheranan muncul di mata Dai Shao. Jelas dia tidak menyangka remaja yang tampak lebih muda beberapa tahun ini bisa menahan pukulannya.
Yang paling mengejutkan Dai Shao adalah kepalan tangan Tang San. Dalam hal kekuatan serangan, dia jelas unggul, tetapi saat ini tangan kanannya terasa sakit seolah ingin pecah. Kepalan tangan Tang San sekeras besi tuang.
Tang San juga tidak kalah terkejut. Perlu diketahui, kepalannya tidak hanya mengandung kekuatan internal Xuantian Gong, tetapi kekuatan fisiknya sendiri juga tidak sesuai dengan usianya. Bertahun-tahun bekerja sebagai pandai besi membuat kekuatannya jauh melebihi orang biasa. Ditambah karakteristik Tangan Giok Misterius, ketiga keunggulan ini menyatu namun dia tetap kalah.
Kekuatan lawan sangat kaku, tetapi bukan jenis kekakuan yang kasar melainkan kekakuan yang terkonsentrasi. Seluruh kekuatan seolah terkumpul sebesar kepalan tangan, ledakan kekuatan getaran sesaat telah membuat energi darah dalam tubuh Tang San bergolak.
"Bagus! Bisa menahan pukulanku, kau layak menjadi lawanku." Dai Shao berseru dingin, tubuhnya kembali bergerak. Kali ini serangannya tidak sesederhana sebelumnya. Seluruh tubuhnya melesat dari tanah dan tiba-tiba sudah berada di atas Tang San. Anggota tubuhnya meregang dengan pose aneh, terlihat penuh celah, namun keempat anggota tubuhnya bergerak halus seolah memiliki serangan susulan tak terbatas.
Ekspresi Tang San telah menjadi sangat serius. Kedua lututnya sedikit ditekuk, jari kaki mengarah ke dalam secara bersamaan. Betisnya mengeluarkan tenaga seketika. Lengan kiri berputar dari luar ke dalam, lengan kanan mendorong dari dalam ke luar, membentuk postur yang sangat unik.
Serangan Dai Shao ini bisa disebut sebagai jurus andalannya. Tidak peduli bagaimana lawan menghalang atau menyerang, dia punya berbagai cara menghadapinya. Gerakan yang tampak penuh celah justru menyimpan metode serangan yang misterius, di mana semua anggota tubuhnya bisa menjadi senjata mematikan.
Tepat ketika serangannya akan berkembang, tiba-tiba muncul energi potensial tak kasat mata dari bawah. Kekuatan itu terasa lengket, tanpa daya bentur kuat namun sangat elastis. Dai Shao yang melayang di udara tak bisa bertumpu, merasakan tubuhnya terseret paksa keluar dari jalur semula hingga jatuh menyamping, membuat semua serangannya kehilangan target.
Kekuatan apa ini? Rasa penasaran sekilas melintas di benak Dai Shao. Tapi pengalaman bertarungnya yang luar biasa membuatnya cepat bereaksi. Pinggangnya yang kokoh bagai harimau memutar tubuh di udara, berputar horizontal satu putaran penuh sebelum mendarap mantap di tanah.
Pada momen inilah serangan Tang San dilancarkan. Pemilihan waktunya sangat tepat, tepat ketika kaki Dai Shao menyentuh tanah - saat yang paling sulit untuk mengumpulkan tenaga.
Dengan menginjakkan Langkah Hantu yang membingungkan, tiga langkah kecil bergetar tampak dipermukaan. Tang San sudah berada di samping Dai Shao. Kedua telapak tangannya menyambar bersamaan, mengarah ke kedua bahu Dai Shao.
Di mata Pangeran Dai, kilatan sinar jahat terpancar, keempat pupilnya seakan bersinar bersamaan. Ia menghela nafas dan mengangkat bahu ke belakang, kedua tinjunya yang terlambat melesat justru tiba lebih dulu, menyambar ke atas dan menghantam ke arah lekuk lengan Tang San. Gelombang tinju yang garang menciptakan rentetan ledakan di udara, menunjukkan betapa dahsyat kekuatan yang terkandung dalam kedua pukulan ini.
Bersamaan dengan pukulan tinjunya, kaki kanan Pangeran Dai tiba-tiba menendang ke arah dagu Tang San dari jarak sangat dekat, memperlihatkan kelenturan tubuhnya yang luar biasa. Jika satu saja dari serangan tinju atau tendangan ini mengenai target, dengan kekuatan yang melebihi Tang San, ia akan langsung melumpuhkan lawannya.
Tapi, apakah Tang San akan membiarkannya berhasil? Jangan lupa, inilah serangan utama Tang San.
Telapak tangan yang semula menekan bahu Pangeran Dai kehilangan target saat bahu lawannya menyusut ke belakang. Namun tangan Tang San tidak ditarik, melainkan menyapu ke bawah dengan gerakan memutar. Energi lentur yang sebelumnya dirasakan Pangeran Dai muncul kembali, menyapu kedua lengan lawannya ke samping sehingga pukulan dahsyatnya meleset dari lengan Tang San.
Saat kedua tangannya menyapu, kaki kiri Tang San melangkah gesit ke depan. Badannya berputar menyamping, bahunya menghujam ke arah dada Pangeran Dai. Gerakan berputar ini sekaligus menghindari tendangan kaki lawan, seolah semua gerakannya telah terhitung dengan sempurna.
Saat itu, Dai Shao yang hanya menginjakkan satu kaki ke tanah sudah kehilangan ruang untuk menghindar. Serangannya yang diluncurkan dengan tenaga penuh justru berhasil diredam lawan dengan kedua telapak tangan, membuatnya seketika berada dalam posisi inferior.
*Bam!* Bahu Tang San menghantam dada Dai Shao dengan keras. Dalam teriakan gadis kembar yang menyaksikan pertarungan, tubuh Dai Shao terlempar ke belakang. Dengan tubuh bagian atas tertekuk ke belakang, ia melakukan gerakan salto udara sebelum akhirnya mendarat lima meter dari posisi semula.
Tang San tidak mengejar. Ia berdiri tenang menyaksikan Dai Shao mendarat. Dari kontak sebelumnya dengan dada lawan, ia tahu dirinya tidak mendapatkan keuntungan berarti.
