Pada detik bahunya menyentuh, otot dada Dai Shao tiba-tiba mengeras bagaikan besi. Meski berhasil melontarkan Dai Shao karena posisi menguntungkan, bahunya sendiri terasa perih seperti terbakar.
Wajah Dai Shao berubah masam. Ia harus mengakui bahwa sebelumnya telah meremehkan lawan. Pemuda yang tampak beberapa tahun lebih muda ini ternyata memiliki kemampuan jauh melampaui perkiraannya.
"Mau lanjut?" tanya Tang San dengan datar.
Mata heterokromia Dai Shao berkedip sinis, "Tentu! Bagus, kau bisa memaksaku menggunakan Soul Power. Pertarungan ini sudah kuakui sebagai kekalahanku. Tapi bagaimana mungkin aku rela tanpa bertarung habis-habisan? Apapun hasilnya nanti, kamar ini akan kuserahkan padamu hari ini."
Mata tajam Dai Shao tidak memancarkan kemarahan atau kebencian, melainkan cahaya khusus. Jika harus dijelaskan dengan kata-kata, frasa "gairah melihat mangsa" mungkin yang paling tepat. Sorot matanya saat ini seperti sedang menatap gadis tercantik, bahunya bergetar halus, kedua lengan mulai terangkat.
Mata Tang San juga perlahan bersinar. Ia menyadari perubahan pada Dai Shao di hadapannya—jika sebelumnya ia dingin dan meremehkan, kini tubuhnya dipenuhi semangat tempur yang membara.
"Harimau Putih, gabungkan diri!" Semburan cahaya pucat menyilaukan tiba-tiba memancar dari tubuhnya. Dai Shao merentangkan kedua lengan ke samping, dada membusung, seluruh kerangka tubuhnya berderak. Otot-ototnya tiba-tiba membesar, menerobos pakaian. Setiap helai otot terlihat jelas di balik kain, bahkan udara di sekitarnya seakan menjadi liar.
Rambut pirangnya seketika berubah menjadi perpaduan hitam-putih dengan dominasi putih. Beberapa helai rambut hitam tampak kontras. Di dahinya muncul empat garis samar—tiga garis horizontal dan satu vertikal—membentuk karakter "" (raja).
Perubahan terbesar terjadi pada kedua tangannya yang membesar dua kali lipat. Bulu putih menutupi seluruh telapak, cakar sepanjang delapan inci seperti belati muncul dan masuk secara bergantian dari jemari. Setiap cakar berkilau dingin bagai bilah pedang.
Dai Shao membungkuk perlahan ke depan, kedua bola mata dengan empat pupilnya berubah menjadi biru tua yang dalam, memberikan kesan seperti mesin pembunuh.
Di bawah kakinya, tiga cincin cahaya berkilauan muncul secara berturut-turut, naik dengan tenang - dua kuning dan satu ungu. Saat Cincin Jiwa berputar, Soul Power yang bergelora membentuk tekanan sebesar ombak yang menerpa.
"Cincin Jiwa Milenium!" Xiao Wu berteriak kaget, matanya langsung dipenuhi kecemasan. Ia ingin maju berdiri bersama Tang San, namun dihalangi olehnya.
Dalam sistem Cincin Jiwa, warna putih mewakili sepuluh tahun, kuning untuk seratus tahun, dan ungu untuk seribu tahun. Pemuda bernama Dai Shao ini ternyata telah memiliki tiga Cincin Jiwa, salah satunya bahkan berwarna ungu. Padahal secara fisik, usianya hanya 3-4 tahun lebih tua dari Tang San dan Xiao Wu.
Tiga Cincin Jiwa menunjukkan level Dai Shao telah melebihi 30, artinya ia adalah seorang Roh Terhormat - lebih tepatnya Roh Terhormat Tempur dengan Hunwu hewan yang kuat.
"Dai Mubai, Hunwu: Harimau Putih, Roh Terhormat Tempur Level 37. Mohon bimbingannya." Dengan aura berwibawa yang menggetarkan, Dai Shao memperkenalkan Hunwu dan levelnya, menandakan tantangan resmi.
Di bawah tekanan dahsyat ini, Tang San pun mulai berubah. Dorongan kekerasan yang terpendam dalam dirinya perlahan muncul, matanya diselimuti kilau ungu samar saat ia perlahan mengangkat tangan kanannya.
Cahaya biru tua tiba-tiba bergejolak, seberkas rumput biru tua tiba-tiba tumbuh dari telapak tangannya. Setiap helai daun rumput terlihat ramping, namun dipenuhi pola ular. Daun rumput tak lagi berbentuk pipih seperti sebelumnya, melainkan berubah menjadi silinder. Jika diamati seksama, terlihat jelas duri-duri kecil yang menyelimuti permukaannya.
Cahaya putih susu memancar dari tubuh Tang San. Helai rumput biru tua itu seolah terstimulasi sesuatu, tiba-tiba membesar hingga sebesar lengan manusia, bagai anyaman rotan yang eksotis. Pola ular hitam berkilau samar, bergerak lincah layaknya puluhan ular besar yang mengelilingi tubuh Tang San.
Dua cincin kuning jiwa secara bersamaan muncul dari bawah kaki Tang San, berputar-putar mengelilingi tubuhnya.
"Tang San, Martial Soul Blue Silver Grass, Master Jiwa Senjata level 29. Mohon bimbingan."
Alis putih Dai Mubai yang serupa dengan warna rambutnya berkerut, "Martial Soul-mu hanya Blue Silver Grass?"
Tang San mengutip perkataan Master: "Tidak ada Martial Soul sampah, yang ada hanya Ahli Jiwa sampah."
Dai Mubai adalah ahli Hunwu kedua terkuat yang ditemui Tang San sejak masuk Akademi Hunshi Dasar Noding. Hanya kepala akademi Noding dulu yang pernah menunjukkan kekuatan Level 42 Qihunzong saat membantu Tang San memperoleh Cincin Jiwa kedua atas undangan Master. Namun usia kepala akademi itu sudah melebihi 50 tahun, sementara Dai Mubai di depan mata ini mungkin baru berusia 16-17 tahun.
Pantas saja, pantas saja saat bentrok pertama dengannya dengan mengandalkan tenaga fisik, Tenaga Dalam, dan Xuantian Shou, Tang San tetap kalah. Ini adalah perbedaan mutlak dalam hal kekuatan.
Orang di depan mata ini bisa dibilang lawan terkuat yang pernah dihadapi Tang San. Perbedaan satu Cincin Jiwa sangat besar menurutnya, apalagi Cincin Jiwa ketiga lawan ini berlevel ribuan tahun. Atribut dan skill yang dibawa bukanlah tandingan untuk kedua Cincin Jiwa miliknya. Dalam pertarungan ini, Tang San sama sekali tidak yakin menang. Mungkin hanya dengan menggunakan kemampuan tersembunyinya, dia baru bisa bertahan.
"Kata-katamu bagus, tidak ada Hunwu yang sampah, hanya ahli jiwa yang sampah. Biarkan aku mencoba keunikan Hunwu Blue Silver Grass-mu ini."
Dai Mubai bergerak. Setelah Hunwu menyatu dengan tubuhnya, dia seolah berubah menjadi orang lain. Saat rambut putihnya baru mulai berkibar, tubuhnya yang dipenuhi kekuatan eksplosif sudah berada di depan Tang San.
Cakar tajam di kesepuluh jarinya mengembang bersamaan, mencengkeram ke arah tubuh Tang San.
