Tang San dan Xiao Wu sama-sama tertegun. Ekspresi mereka berubah sangat aneh. Meski Tang San cukup memahami Mutasi Wu Hun, kasus seperti Ma Hongjun ini baru pertama kali didengarnya. Jika usia pria gemuk ini seumuran mereka, berarti baru 12 tahun. Remaja 12 tahun sudah perlu mencari wanita untuk mencegah Hunwu-nya membalik menyerang, ini sungguh mengerikan.
Dai Mubai melanjutkan, "Karena itu, dia sering tersiksa api nafsu. Tanpa pelampiasan, dia sudah mati sejak lama. Meski Hunwu-nya sendiri kuat, api nafsu ini tidak mudah dikendalikan."
Xiao Wu mengerutkan kening, "Tapi, tidak boleh juga merugikan gadis-gadis begitu. Itu tindakan bajingan."
Ma Hongjun membentak, "Apa maksudmu merugikan? Itu atas dasar suka sama suka! Memang aku agak kuat nafsu seksualnya. Tapi aku tak pernah memaksa siapa pun. Semuanya atas dasar suka sama suka. Aku bukan bajingan!"
Tang San menoleh ke Dai Mubai.
Dai Mubai mengangguk, "Memang benar. Si gendut tak pernah memaksa. Gadis Cui Hua tadi memang pacarnya."
Xiao Wu mendengus, "Tak pernah memaksa? Lalu kenapa si cewek mau putus?"
Wajah si gendut memerah, ekspresi Dai Mubai juga jadi canggung.
Dai Mubai batuk-batuk kecil, canggung menjelaskan, "Karena... hasrat jahatnya terlalu sering tak terkendali. Jarang gadis yang tahan melayaninya 3-4 kali sehari. Jadi selama setahun di akademi ini, dia sudah ganti beberapa pacar. Ujung-ujungnya selalu dicampakkan. Kalau bukan karena statusnya sebagai Ahli Jiwa, mungkin cari pacar saja susah. Ngomong-ngomong soal kemampuan di ranjang, mungkin emang jarang yang bisa saingi si gendut ini. Julukan 'Ayam Jago Berhasrat Jahat'-nya ya dari situ asalnya."
Ma Hongjun kesal membetulkan, "Ini Phoenix Berhasrat Jahat!"
Tang San terbelalak, "Luar biasa akademi monster ini. Ada juga Hunwu mutasi kaya gini."
Xiao Wu agak tersipu, meludah kecil, "Emang ada-ada saja orang di sini."
Ma Hongjun melototi Dai Mubai, "Kalau aku punya wajah lonte sepertimu dan Xiao Ao yang bisa pacaran dengan banyak cewek sekaligus, mana mungkin aku begini? Jangan sok rendah hati, aku tahu kau sehari bisa menghadiri tiga kencan dengan gadis berbeda."
Mata jahat Dai Mubai berkedip-kedip. Ia buru-buru menengok ke belakang lalu berbisik, "Jangan asal ngomong, bodoh. Urusan makan boleh sembarangan, tapi ucapan jangan. Pelan-pelan kau!"
Ma Hongjun terkekeh, "Bukannya kau selalu bangga dengan reputasimu? Kenapa hari ini tiba-tiba berubah? Sarapannya salah masuk?"
Dai Mubai membelalak, "Jangan banyak omong! Beberapa hal tak boleh diumbar. Kalau kau terus mencemarkan namaku, jangan salahkan aku nanti!"
Tang San tak tahan menyela, "Ma Hongjun, kalau sekarang kau tak punya pacar, bagaimana latihanmu? Berhenti berlatih?"
Ma Hongjun mengangkat bahu, "Mau gimana lagi? Nyawa lebih penting. Nanti tanya Dekan saja, mungkin dia punya solusi."
Xiao Wu merengek, "Mana kantin akademinya? Aku lapar setengah mati nih!"
Dai Mubai berkata, "Ikut aku saja."
Keempatnya kembali ke area Akademi Shrek. Dai Mubai memimpin mereka ke kantin akademi.
Kantin sebenarnya hanya hasil kerjasama akademi dengan desa ini. Beberapa warga direkrut untuk memasak. Meski sarapannya sederhana, porsinya berlimpah dan cukup untuk mengenyangkan.
Saat mereka tiba di kantin, Ning Rongrong dan gadis dingin Zhu Zhuqing juga sudah datang. Zhu Zhuqing terlihat pucat tapi sepertinya tidak ada masalah lain.
Mungkin karena kerjasama kemarin, kedua gadis itu mengangguk pada Tang San dan Xiao Wu. Zhu Zhuqing masih dingin, tapi Ning Rongrong menunjukkan keakraban dengan senyum manis memperlihatkan lesung pipi yang menggemaskan.
Ma Hongjun menatap kedua gadis itu dengan mata terbelalak, menelan ludah tanpa malu-malu.
Dai Mubai menyikutnya dengan siku dan berbisik: "Kau harus bisa mengendalikan nafsumu."
Ma Hongjun marah: "Kenapa? Apa kau mau merebut lagi? Hei Bos Dai, meskipun kau bos, beri kesempatan untuk saudara juga dong!"
Dai Mubai menyikutnya lagi, melirik ke arah Zhu Zhuqing yang tetap dingin menyantap sarapan.
Xiao Wu duduk di sebelah Ning Rongrong sambil berbisik-bisik. Dari pandangan Ning Rongrong yang heran ke Ma Hongjun, ia tahu mereka sedang membicarakannya. Dengan putus asa ia menyantap sarapannya dengan kasar.
Dai Mubai batuk ringan, "Xiao Ao ini tidur lagi. Dia selalu malas. Selain Xiao Ao, sepertinya kita semua sudah lengkap. Untuk beberapa waktu ke depan, kita akan hidup dan belajar bersama. Mari saling mengenal. Aku perkenalkan, si gendut ini adalah murid lain di akademi kita, namanya Ma Hongjun. Hunwu-nya adalah rumput... oh bukan, Fenghuang (Phoenix)."
Saat mendengar kata "Fenghuang", Zhu Zhuqing mengangkat kepalanya, namun hanya melirik Ma Hongjun sekilas. Tatapannya ketika melirik Dai Mubai seolah menambah sedikit hawa dingin.
Ma Hongjun bertanya, "Ngomong-ngomong, Dai Lao Da, kabarnya murid baru kemarin membuat Guru Zhao kerepotan. Siapa itu?"
Dai Mubai menjawab, "Kamu baru saja bertarung dengannya. Tapi kamu beruntung tidak mendapat perlakuan sama seperti Guru Zhao." Sambil berkata demikian, dia menunjuk Tang San.
Ma Hongjun memandang Tang San dengan tak percaya, "Tidak mungkin. Soul Power-mu memang lebih kuat dariku, tapi sepertinya tidak jauh lebih tinggi. Harusnya belum mencapai level 30. Bagaimana mungkin membuat Guru Zhao kerepotan? Dia adalah Roh Suci level 76. Aku tidak percaya."
