Saat mengatakan ini, wajah Dai Mubai menunjukkan ekspresi kagum, "Sedangkan para guru di akademi kami adalah Ahli Jiwa yang tidak mau berlindung di bawah kekuatan mana pun. Artinya, sebelum akademi ini berdiri, mereka semua bekerja sendiri. Mereka menyukai kebebasan dan membenci ikatan. Bahkan gelar bangsawan yang ditawarkan kerajaan pun mereka hina. Coba pikir, dalam kondisi seperti ini, pendapatan apa yang bisa mereka dapatkan?"
Xiao Wu bertanya, "Mengapa tidak mau menerima gelar bangsawan yang disediakan kerajaan? Sepertinya dengan gelar bangsawan harusnya ada pemasukan tetap. Aku ingat di atas level 30 bisa mendapat gelar Baron dari kerajaan, level 40 jadi Viscount. Di atas itu tidak ada lagi."
Ning Rongrong menjawab pertanyaannya untuk Dai Mubai, "Dengan menerima gelar kerajaan, berarti kita punya kewajiban untuk mengabdi pada kerajaan. Begitu perang terjadi, atas panggilan kerajaan, sebagai bangsawan kita harus mematuhi perintah ke medan perang. Gelar bangsawan memang menggiurkan, tapi juga seperti cincin pengikat di kepala. Banyak Ahli Jiwa kuat yang menolak gelar bangsawan agar tidak dipaksa mengabdi pada satu kekuatan."
Tiba-tiba terdengar suara "dang dang dang" dari luar.
Dai Mubai buru-buru berdiri, "Ini suara lonceng panggilan Dekan. Si Gendut, kau antar mereka langsung ke lapangan besar. Aku akan panggil Zhuqing." Setelah berkata demikian, ia cepat-cepat meninggalkan kantin.
Ma Hongjun memandang punggungnya yang pergi, bergumam, "Bos Dai sepertinya menjadi sedikit berbeda, aku belum pernah melihatnya begitu peduli pada seorang wanita sebelumnya."
Ning Rongrong tertawa terkekeh, "Kamu masih muda, sudah bicara soal wanita-wanita."
Ma Hongjun mendengus dengan bangga, "Usiaku mungkin tidak tua, tapi setidaknya pernah punya wanita. Cepatlah, Dekan tidak suka orang terlambat." Saat mengatakan ini, tubuhnya gemetar seakan pernah mengalami konsekuensi buruk.
Ketika empat orang tiba di lapangan luas, Oscar yang masih mengantuk sudah datang sambil mengunyah sosis buatannya sendiri.
Penampilan Oscar mengalami perubahan drastis, terutama pada hilangnya janggut di wajahnya.
Saat melihatnya, Tang San hampir tidak mengenalinya - Oscar tanpa janggut tampak seperti orang berbeda.
Komentar Ma Hongjun sebelumnya bahwa Dai Mubai dan Oscar memiliki "wajah pelacur" jelas berasal dari kecemburuan. Baru sekarang Tang San mengerti apa yang diiri Ma Hongjun.
Dai Mubai memang sangat tampan, terutama dengan mata heterokromia misteriusnya yang memikat. Namun secara fisik, ia masih kalah dibanding Oscar tanpa janggut tebal itu.
Mata Peach yang cekung memberi kesan mendalam, wajah sehalus giok, tampan nan harmonis, alis dengan ketebalan sempurna, senyum sembrono menghiasi wajaknya, terlihat seperti putra bangsawan yang tampan dan anggun. Tentu saja, seberapa tampan pun seorang bangsawan, jika sedang mengunyah sosis di tangannya, penampilannya tetap tidak akan terlalu menarik.
"Kumismu?" Tang San mendekati Oscar dan menunjuk wajaknya tak kuasa menahan tanya.
Oscar terkekeh, cepat-cepat menghabiskan sosis di tangannya lalu berbisik, "Kan ada beberapa cewek baru dateng. Kalo gak dirapihin, gimana bisa menarik perhatian mereka? Kayaknya kamu kurang pengalaman di bidang ini. Bos Dai udah jelas naksir si cewek dingin itu, Xiao Wu kan punyamu, si Gendut dengan nafsu buruknya juga gak menarik buat cewek. Jadi targetku Ning Rongrong, jangan direbut ya."
Tang San menepuk dahinya sendiri, "Boleh tahu, berapa usia Anda sebenarnya?"
Oscar menjawab tanpa ragu, "Empat belas tahun, kenapa? Bapakku waktu umur segini udah punya aku."
Tang San tiba-tiba tersadar bahwa Akademi Shrek memang tempat tepat untuk menguji ketahanan mental. Belum lagi para gurunya, murid-murid di sini pun masing-masing adalah monster. Bahkan dirinya sendiri, bukankah juga membawa keahlian khusus Senjata Rahasia yang bukan berasal dari dunia ini?
Dai Mubai tiba bersama Zhu Zhuqing yang sengaja menjaga jarak. Ekspresi wajah si Bangsawan Putih itu terlihat sangat tidak enak dilihat.
Oscar tertawa senang melihat kesialan orang lain: "Sepertinya, Bos Dai kembali menghadapi penolakan. Teknik merayu wanita yang biasanya selalu berhasil, kali ini pasti akan gagal."
Saat mereka sedang berbicara, seorang pria paruh baya datang dari arah lain lapangan.
Melihat orang ini, Tang San dan Xiao Wu tertegun. Sosok yang datang terlihat sekitar lima puluh tahunan, bertubuh kekar, dengan wajah yang sangat khas - dagu agak maju, tulang pipa lebar, wajah datar, dan hidung agak bengkok seperti paruh elang. Jika harus diibaratkan, wajahnya mirip sol sepatu. Meski matanya terpejam, kesan licik tetap terpancar. Ia mengenakan kacamata kristal bingkai hitam persegi yang kaku.
Xiao Wu berteriak heran: "Bukankah ini Paman Pedagang Licik itu?"
Oscar terkejut: "Paman Pedagang Licik apa? Ini adalah Dekan kita, pendiri Akademi Shrek, Frank sang Burung Hantu Bermata Empat. Seorang Roh Suci level 78. Lebih kuat dari Guru Zhao. Beliau memiliki Beast Wu Hun jenis terbang. Termasuk Battle Spirit Master yang cukup langka. Si Gendut adalah murid langsungnya."
Xiao Wu bergumam: "Untung hanya level 78... Tak kusangka kalimat legendaris 'hanya menerima monster, bukan orang biasa' berasal dari mulutnya. Paman Sosis, apakah ada ahli Roh Dou Luo di akademi kita?"
Oscar menggelengkan kepala, "Panggil aku Oscar Penjual Sosis Spesialis. Kamu pikir Roh Dou Luo itu seperti pedagang sayur? Bisa ditemukan di mana-mana? Di seluruh benua, master level Roh Dou Luo ke atas tidak sampai seratus orang. Semua dirawat oleh kekaisaran dan kerajaan bawahannya. Sedangkan Tuan Bergelar, dua kekaisaran besar jika digabungkan hanya memiliki sekitar sepuluh orang. Mana mungkin mudah dilihat."
