Baik Dai Mubai, Oscar, maupun Ma Hongjun—semua membayangkan bagaimana jadinya jika mereka yang menerima tujuh hantaman ini. Bahkan Dai Mubai yang paling kuat segera menyadari: meski sudah menggunakan Transformasi Macan Emas Putih, jika sampai dihantam seperti ini oleh Xiao Wu, Soul Power-nya pasti akan tercerai-berai.
Xiao Wu melompat lagi, tepat saat Dai Mubai dan dua lainnya mengira dia akan menggunakan teknik Lingkong Jiesha Panxuan Shuai (Terbang di Udara untuk Menjatuhkan) lagi, namun Xiao Wu tidak melakukan gerakan itu. Bu Le saat ini sudah benar-benar setengah pingsan. Saat Xiao Wu menyusul tubuhnya, kedua kakinya kembali menjepit lehernya. Tubuhnya sendiri berputar cepat 1.080 derajat. Leher Bu Le yang terjepit secara alami ikut berputar, mengeluarkan suara retakan terus-menerus. Tulang lehernya bahkan jika tidak patah, kondisinya pasti sangat parah.
Setelah putaran 1.080 derajat, Xiao Wu melakukan Salto Udara yang anggun. Tendangan Pinggang terakhir kali digunakan, melemparkan tubuh Bu Le langsung ke tanah. Dirinya sendiri menggunakan gaya reaksi dari lemparan itu untuk berguling beberapa kali di udara sebelum mendarat.
BANG! - Tubuh paman mesum Bu Le menghantam tanah dengan pose yang sangat aneh. Seluruh tubuhnya hanya bisa kejang-kejang tanpa bisa melakukan gerakan lain.
Ma Hongjun yang melihat Xiao Wu mendarat tak jauh darinya sambil terengah-engah, bertanya hati-hati: "Xiao Wu, apa kamu tidak sengaja membunuhnya?"
Xiao Wu memandang dengan hina tubuh Bu Le yang kejang-kejang, "Membunuhnya hanya akan mengotori tanganku. Aku tahu batas. Xiao San melarangku membunuh sembarangan. Ini hanya pelajaran. Tapi kurasa dia tidak bisa bangun dari tempat tidur selama tiga bulan. Aku selalu menepati janji, banyak sendi di tubuhnya sudah kulepaskan dari tempatnya. Beberapa waktu ke depan, dia mungkin benar-benar tidak bisa mengurus dirinya sendiri."
Dai Mubai menggerutu, "Kita ke sini untuk berkelahi. Kau sudah menghancurkannya begini, mau lawan apa lagi? Tapi, jurus Delapan Pukulan Berantai-mu benar-benar dahsyat, Xiao Wu."
Oscar menambahkan, "Yang penting kemampuan teleportasinya terlalu sakti. Begitu masuk radius 5 meter darinya, tidak mungkin kabur. Oh ya Xiao Wu, apakah skill Tendangan Pinggang-mu bisa digunakan beruntun? Tidak perlu mengumpulkan Soul Power lagi di tengah-tengah?"
Xiao Wu tersenyum genit, seolah prestasi tadi bukan perbuatannya, "Dulu perlu mengumpulkan Soul Power. Tapi setelah mencapai level 30, tidak perlu waktu lama lagi. Lagipula, waktu jeda antar Tendangan Pinggang sudah cukup untuk mengumpulkan Soul Power. Delapan Pukulan Berantai-ku hanya tidak efektif untuk Ahli Jiwa bertipe kekuatan. Tipe pengendali seperti dia yang kusergap langsung pasti sial."
Tang San tiba-tiba berkata, "Xiao Wu, jangan gunakan lagi metode menggoda musuh seperti tadi. Itu terlalu berbahaya."
Xiao Wu tertegun, menatap mata serius Tang San. Ia menjulurkan lidah lalu mengangguk patuh.
"Yang tidak dikatakan Tang San adalah, ketika dia melihat Xiao Wu menggoda Bu Le, entah mengapa hatinya merasa sangat tidak nyaman."
Dai Mubai melambaikan tangan, "Baiklah, mari kita pergi. Si Gendut, orang ini lebih menderita daripadamu, kau sudah balas dendam kan?"
Ma Hongjun yang bukan pelaku utama masih merasa tak puas, berlari ke samping Bu Le dan menendangnya beberapa kali sambil bergumam, "Suruh mukul aku, suruh hina alat kelaminku kecil. Eh, iya ya..."
Sepertinya teringat sesuatu, Ma Hongjun terkekeh, "Kalian jalan dulu, aku menyusul sebentar."
Dai Mubai mengerutkan kening, "Jangan berlebihan. Meski dia memukulmu dan memang brengsek, tapi tidak sampai patut mati. Cepat selesaikan."
"Mengerti."
Melihat Dai Mubai, Tang San, Oscar, dan Xiao Wu menghilang di tikungan, senyum aneh merekah di wajah Ma Hongjun. Api ungu-merah menyala di telapak tangan kanannya, sementara matanya menatap area bawah tubuh Bu Le.
"Paman aneh, tadi bilang alat kelaminku kecil? Baiklah, kubuat kau jadi ayam panggang!"
"Aaaaa——!"
Belum jauh melangkah, keempat orang itu mendengar teriakan tidak wajar. Mereka saling pandang sambil menggelengkan kepala.
“Cepat, Si Gendut sudah mengejar dengan semangat. Sebelum yang lain sempat bertanya, dia langsung berkata: "Tenang saja, aku tidak melakukan apa-apa padanya. Tidak akan kubunuh. Kata Xiao Wu benar, membunuhnya hanya akan mengotori tangan kita. Adik kelima, hari ini terima kasih banyak. Kalau ada perlu bantuan di kemudian hari, langsung bilang saja. Selama bisa kulakukan, pasti tidak akan kutolak."
Xiao Wu terkekeh, "Tak perlu balas budi. Barusan aku juga puas melemparnya. Sudah lama tidak sepuas ini."
Tang San berpikir dalam-dalam, "Sebenarnya, tindakan kita ini tidak baik."
"Tidak baik? Xiao San, jangan-jangan kau jadi lembek?" Dai Mubai memandang Tang San dengan bingung. Meski Tang San biasanya tenang, tapi tak terlihat seperti orang yang lembek. Dia masih ingat jelas saat Tang San menggunakan Senjata Rahasia, bahkan Zhao Wuji pernah dibuat kewalahan.
Tang San menggeleng, "Maksudku, rumput liar harus dicabut sampai ke akarnya. Kalau tidak, angin musim semi akan membuatnya tumbuh lagi."
"Ha?" Pandangan yang lain pada Tang San berubah. Meski mereka semua adalah Ahli Jiwa jenius, tapi usia mereka masih belasan tahun. Soal membunuh, mungkin hanya Dai Mubai yang bisa menerima. Tak ada yang menyangka Tang San akan mengucapkan kata-kata seperti ini.
Tang San tak pernah melupakan catatan dalam Xuantian Bao Lu: 【Pasal Ketiga Buku Pusat Xuantian Tang Men: Jika telah memastikan lawan adalah musuh dan pantas mati, jangan beri ampun. Jika tidak, hanya akan menambah masalah】.
“Paman Tidak Bahagia yang bernama Bu Le itu kemungkinan besar tidak akan berhenti begitu saja jika tidak mati kali ini. Dia memiliki Soul Power di atas Level 40. Jika dia mengumpulkan komplotan untuk balas dendam, kau harus berhati-hati, Si Gendut. Meskipun dipukuli parah, pendengarannya masih berfungsi. Ditambah konflikmu dengannya siang tadi, pasti dia bisa menebak kalau kaulah yang membawa orang untuk menyerangnya.”
Sebelumnya, kalau saja Dai Mubai tidak mengatakan bahwa Bu Le tidak pantas dihukum mati, Tang San sudah akan bertindak. Sekarang dia hanya mengingatkan Ma Hongjun agar tidak dirugikan di kemudian hari.
Ma Hongjun menelan ludah, "Tak kusangka, ternyata Xiao San yang paling kejam! Sepertinya lebih baik tidak membuatmu marah."
Tang San tersenyum manis, "Sebelum datang ke sini, sepertinya kau tidak memanggilku seperti itu."
"Ehem... Baiklah, tiga Kakak, juga adik Xiao Wu, terima kasih atas bantuan kalian. Tolong jaga rahasia ini untukku."
Dai Mubai menepuk kepala bengkak Si Gendut, "Kita saudara, perlu banyak bicara? Cepat pulang. Jangan sampai Master menemukan kita masih di luar larut malam, kecuali kau ingin latihan neraka lagi."
……
Kantor Dekan Akademi Shrek.
"Xiao Gang, meski aku tidak ingin mengganggu proses pengajaranmu kepada para monster kecil kita, tapi dengan berat hati aku harus memberitahukan bahwa dana akademi sudah habis kau gunakan." Frank Flender mengeluarkan pernyataan itu dengan wajah muram.
Sebagai seorang Roh Suci yang kuat, namun dikendalikan oleh uang karena kesombongannya sendiri, betapa menyedihkannya hal ini.
Awalnya menurut pengeluaran normal, uang sekolah yang dibayarkan siswa seharusnya cukup untuk menutupi biaya pelatihan selama satu tahun ajaran. Bahkan mungkin ada sisa. Namun metode pengajaran Master sangat tidak biasa, tidak hanya biaya makan meningkat drastis, obat-obatan yang dia campurkan dalam makanan dan air rendaman untuk siswa setiap hari juga mahal sekali. Baru tiga bulan berlalu, uang sekolah tahun ini di Akademi Shrek hampir tidak bersisa.
Master mengangguk, dengan ekspresi kaku yang tak berubah sejak dulu, berkata datar: "Aku tahu."
Flender tersenyum getir: "Kau tahu, setidaknya harus ada solusi yang kau berikan."
Master berkata: "Setelah tujuh hari pemulihan ini selesai, aku akan membawa mereka ke tahap kedua pelatihan. Kau tidak perlu khawatir, masalah biaya akan kuselesaikan."
Flender menghela napas: "Kalau bukan karena anak-anak ini sangat berbakat, aku benar-benar tidak ingin melanjutkan lagi. Masih lebih menyenangkan hari-hari ketika kita berpetualang di daratan bersama dulu."
Master menunjukkan kilasan kerinduan sesaat: "Mungkin suatu hari kita akan mengulangi kebahagiaan masa lalu itu."
Flender tak tahan bertanya: "Xiaogang, bagaimana rencana pengajaranmu untuk tahap berikutnya? Harap lebih bijak, tiga bulan ini mereka sudah cukup menderita. Mereka masih belasan tahun. Seperti kata pepatah, yang terlalu keras mudah patah, jangan berlebihan."
Ekspresi Master kembali ke keadaan normalnya, "Karena kau mempercayakan anak-anak ini padaku, kau harus memilih untuk mempercayaiku sepenuhnya. Aku tahu batas."
……
Kota Suoto. Gang yang gelap.
Bu Le yang terguling di tanah masih terus kejang-kejang, kini dia sudah sadar dari pingsannya. Ini sudah kali ketiga dia sadar. Dua kali sebelumnya langsung pingsan lagi karena rasa sakit yang tak tertahankan di sekujur tubuhnya.
Menggigit gigi menahan rasa sakit, Bu Le membuka matanya dengan susah payah. Bau gosong terus menerpa indra penciumannya. Yang paling membuatnya putus asa adalah bagian bawah tubuh yang sama sekali tak berasa. Dia tahu hidupnya mungkin sudah hancur. Ingin bergerak, tapi hanya bisa menggeliat lemah. Semua anggota badan terlepas dari sendi, bahkan siku dan lutut pun terlepas. Setidaknya lima tulang rusuk patah. Paling sedikit dua bagian tulang leher bergeser.
