Tang San berpikir sejenak lalu mengangguk: "Baiklah. Sebenarnya tidak ada yang perlu dirahasiakan. Beberapa hal tidak bisa dipelajari begitu saja." Senjata tersembunyi Tang Men yang termasyhur itu selalu menjadi sasaran peniruan, namun selama ratusan tahun di dunia Tang San, tidak ada satu pun tiruan yang bisa menyaingi aslinya. Seorang teknisi senjata tersembunyi biasa Tang Men membutuhkan waktu 10 tahun untuk dilatih. Dengan bakat luar biasa dan penelitian selama lebih dari 20 tahun, Tang San baru mencapai tingkat ahli pembuat senjata mekanisme pegas. Hampir mustahil untuk meniru karyanya.
Ning Rongrong berkata: "Ini malah lebih baik, tidak perlu pulang dulu. Sejujurnya, aku takut kalau pulang nanti Ayah tidak mengizinkanku keluar lagi. Kebetulan selama ini juga tidak perlu latihan lagi, bisa main dengan leluasa. Xiao Wu, menurutmu kita main ke mana yang bagus? Tang San, kamu ikut tidak?"
Tang San mengerutkan kening: "Guru Besar menyuruh kita semua berlatih Soul Power. Rong Rong, kamu lupa?"
Ning Rongrong menjulurkan lidahnya sambil tersenyum: "Tidak apa-apa, aku tidak akan terus-terusan main. Sekarang di antara Shrek Tujuh Monster, Soul Power-ku yang paling lemah. Aku tahu harus bekerja keras. Tapi kita juga perlu relaksasi, kombinasi kerja dan istirahat."
Xiao Wu mengangguk: "Pendapat Rong Rong juga masuk akal. Xiao San, mau ikut jalan-jalan dengan kami tidak?"
Tang San menggeleng: "Sudahlah, aku masih banyak urusan. Kalian saja yang pergi. Yang penting jaga keselamatan." Setelah berkata demikian, ia segera berpamitan. Perasaan di asrama perempuan selalu terasa agak aneh.
Dua bulan ke depan akan digunakan untuk apa, Tang San sudah memikirkannya selama perjalanan pulang.
Melalui pengalaman berbahaya di Hutan Xingdou yang lalu, Tang San semakin menyadari ketidakcukupan kekuatannya. Meskipun dengan delapan kaki laba-laba, dia memiliki keunggulan besar di antara Ahli Jiwa level sejenis, tapi begitu ada perbedaan level, keunggulan ini akan hilang.
Untuk Ahli Jiwa di bawah Level 40, Tang San pada dasarnya percaya diri bisa menang. Jika melebihi Level 40, tergantung pada kategori dan atribut lawan Ahli Jiwa tersebut.
Jika atribut kebetulan dapat menahan lawan, dia percaya dengan Senjata Rahasia, dirinya bukan tidak memiliki kekuatan untuk melawan. Tapi jika dirinya justru ditahan lawan, maka hampir mustahil untuk menang.
Peralatan tungku yang dibeli Tang San terakhir kali dari Bengkel Pandai Besi sudah dikirim ke Akademi Shrek. Sebelum kembali hari ini, saat melewati bengkel tersebut, dia sengaja memesan sejumlah logam. Medali Pertarungan Jiwa memberinya keuntungan lebih dari 5000 Koin Emas, sehingga membeli logam berkualitas tinggi sama sekali tidak masalah.
Ditambah dengan logam yang dibeli sebelumnya, dia berencana memperkuat persenjataannya dalam dua bulan ini. Sekaligus meningkatkan latihan teknik Senjata Rahasia.
Kurangnya Tenaga Dalam membuat banyak Senjata Tersembunyi Faksi Dalam Tang Men yang rumit tidak bisa menampilkan kekuatan sebenarnya. Karena itu, Tang San masih harus fokus pada Senjata Tersembunyi Mekanis yang paling dia kuasai.
Meski Akademi Shrek sederhana, areanya cukup luas. Ditambah jumlah guru dan murid yang tidak banyak, saat peralatan tungku dikirim, Tang San langsung meminta sebuah ruangan kosong ke Flender. Tentu saja, sewanya tidak boleh tidak dibayar.
Setelah keluar dari asrama Xiao Wu dan Ning Rongrong, Tang San langsung menuju ke ruangan ini. Bangunannya sederhana, terbuat dari tumpukan batu. Meski tidak terlalu rapi, tapi sangat kokoh dan tahan lama. Ini adalah metode konstruksi yang paling umum digunakan warga biasa.
Ruangannya tidak terlalu besar, sekitar 30 meter persegi. Tungku pengecoran, tungku pemanas, landasan tempa, Palu Tempa—semua lengkap. Hanya saja karena sudah lama tidak digunakan, semuanya berkarat.
Di sudut rumah, terdapat tumpukan arang kayu dan berbagai jenis logam dalam bentuk balok. Sebagian besar belum mengalami proses pengolahan sama sekali.
Tang San membersihkan ruangan secara sederhana. Saat tangannya menggenggam Palu Tempa, perasaan familiar langsung muncul. Pikirannya teringat pada sosok ayah yang mengajarinya menempa dahulu.
Meski Tang Hao tidak mengajari Tang San terlalu lama, periode itu justru menjadi masa paling dekat antara ayah dan anak sejak Tang San lahir. Setiap perkataan Tang Hao selama masa itu tertanam sangat dalam di ingatan Tang San.
"Pandai Besi Dewa bukanlah tukang besi yang membuat senjata dewa dengan logam dewa, tapi yang menempa senjata dewa dari besi biasa." Tang San mengulang perkataan ayahnya sambil mengayunkan Palu Tempa dengan tenaga dari betisnya.
Tanpa target spesifik, Palu Tempa menari-nari di ruangan mengikuti gerakan tangan Tang San. Setiap pukulan dipenuhi Tenaga Dalam. Putaran tubuh setengah poros dan transisi antar pukulan terkoordinasi sempurna.
Perubahan Tenaga Dalam dan kondisi fisik membuat Tang San semakin lihai menggunakan Teknik Palu Angin Kacau ini. Meski tidak ada target yang dipukul, sensasi meluapkan tenaga secara total memberinya perasaan lega yang luar biasa.
Tang San baru berhenti setelah mengayunkan palu tepat 81 kali. Seluruh pakaiannya basah kuyup oleh keringat. Lega, sungguh lega. Tang San mengangkat palu tempa dihadapannya, dalam pikirannya terus bermunculan kenangan saat belajar teknik penempaan di Tang Men bersama Tang Hao, perasaannya tiba-tiba menjadi campur aduk.
13 tahun, berarti dirinya telah datang ke dunia ini selama 13 tahun. Di dunia baru ini, dia memperoleh banyak hal yang tak pernah dimiliki sebelumnya. Ikatan keluarga, persahabatan, Hunwu, Kemampuan Spirit, semua ini telah sepenuhnya menyatu dengan jiwanya.
Tang San berkelebat, tiba-tiba muncul di area tumpukan logam. Palu Tempa diketukkan pada sepotong besi tempa berdiameter setengah meter lebih, mengguncang besi hingga sedikit miring. Ujung kaki menjulur tepat waktu, menyentil lembut, dan potongan besi tempa seberat hampir 100 jin itu terlempar ke udara.
Tangan kiri meraih dan menguasai besi tempa itu. Tang Men, cap yang takkan pernah terlupakan, aku pasti akan membuatmu bersinar terang di dunia baru ini.
Besi tempa ditaruh di atas tungku penempaan. Tang San dengan mahir menata arang kayu, menyalakan api, lalu menarik bellow.
Bunyi bellow berirama dan penuh tenaga mulai bergema di dalam rumah batu. Hanya sesaat kemudian, api merah membara mengepul, tungku penempaan mulai berfungsi kembali.
Tang San tidak pernah melupakan perkataan Ayahnya. Dia juga memahami makna mengapa Ayahnya berkata bahwa membuat senjata ilahi dari besi biasa adalah ciri sejati seorang tukang ahli. Itu bukan sekadar keterampilan, tapi lebih pada ketekunan yang tak tergoyahkan.
Besi paling biasa pun, jika ditempa puluhan ribu kali, akan menjadi raja dari segala besi.
Tang Men memiliki standar ketat untuk senjata rahasia buatan mereka. Sebagai mantan ahli pembuat Senjata Tersembunyi Mekanis, Tang San bahkan lebih ketat dengan karyanya. Dia tak akan membiarkan krisis terjadi karena cacat kualitas senjatanya.
Besi mendarah merah seperti Ruby raksasa. Hanya dalam keadaan memijar sempurna, kotoran tersembunyi bisa terlihat.
Palu Tempa melompat ke tangan Tang San, dan tariannya dimulai.
Dang, dang, dang, dang... Dentang berirama bergema dari pondok batu. Tang San memulai ritual penempaannya.
Sejak hari itu, selain makan, Tang San bahkan tidak kembali ke asrama untuk tidur. Setiap hari diisi dengan penempaan tanpa henti. Lelah, dia duduk meditasi untuk berlatih Soul Power. Begitu pulih, pekerjaan dilanjutkan.
Tak seorang pun tahu apa yang dibuat Tang San, bahkan Master pun tidak. Tapi Master tak pernah mengganggu ruang tempa - itu bentuk kepercayaan penuh. Master yakin Tang San tak akan mengabaikan kultivasinya demi penempaan.
Satu-satunya yang pernah masuk ruang tempa hanyalah Xiao Wu.
Xiao Wu setiap hari pergi ke ruang pengecoran, dia tidak mengganggu Tang San, hanya diam-diam meletakkan pakaian bersih di samping, menaruh air bersih yang telah disiapkan dan buah-buahan yang sudah dikupas serta dibuang bijinya, lalu pergi dengan hati-hati.
Bukan karena dia tidak ingin berbicara dengan Tang San, hanya karena sejak mengenal Tang San, dia belum pernah melihat Tang San begitu tekun sampai lupa makan dan tidur dalam mengerjakan sesuatu.
Seluruh tubuh Tang San dipenuhi bau logam, dengan debu besi dan arang menempel di sekujur badannya.
Tentang kondisi Tang San saat ini, Xiao Wu merasa sedikit khawatir. Hanya ketika dia kembali menyelinap ke ruang pengecoran dan melihat Tang San telah berganti pakaian bersih, menghabiskan air serta piring buah kosong yang dibawanya, barulah dia merasa lega.
Hari berganti hari, suara ketukan di ruang pengecoran justru semakin padat. Setiap hari sebelum fajar menyingsing, suara itu sudah mulai terdengar, dan baru berhenti total ketika malam benar-benar menggantikan cahaya hari.
Selama periode ini, bahkan saat makan di kantin, Tang San tetap pendiam, terus-menerus berada dalam keadaan berpikir.
Menghadapi situasi seperti ini, Dai Mubai pernah menemui Master dan Flender. Master hanya berkata satu kalimat: Jangan ganggu dia.
Biru tua perlahan menggantikan hitam pekat, di ujung cakrawala jauh, garis keemasan mulai memancarkan cahaya samar-samar, fajar sekali lagi tiba.
Pintu ruang pengecoran terbuka, seorang pria keluar darinya. Rambutnya acak-acakan, wajahnya keabu-abuan seperti besi, dan tubuh bagian atasnya yang telanjang penuh noda namun dipenuhi otot-otot kekar.
Tampaknya dia menjadi lebih kuat dari sebelumnya, tinggi badannya pun seolah bertambah beberapa senti. Kilau Ungu yang samar memancar dari kedua matanya, menciptakan kesan yang mengguncang jiwa.
Pandangannya menembus kejauhan, mengarah ke timur dimana garis emas perlahan melebar. Aura Ungu di matanya semakin menguat.
Perlahan mengangkat kedua tangan, saat kepalan tangannya mengeras, seluruh otot baja di tubuhnya tiba-tiba menegang bagai macan tutul yang siap menerkam, penuh dengan kekuatan dan keindahan yang liar.
"Empat puluh sembilan hari, genap empat puluh sembilan hari. Akhirnya aku berhasil." Perlahan membuka telapak tangan, sepasang bola besi bulat muncul di genggamannya.
