“Tahun demi tahun berlalu, aku bahkan tak berani mencari kabar tentang Er Long. Takut tak kuasa menahan diri untuk mencarinya. Dalam keadaan linglung, kucurahkan seluruh tenaga pada penelitian Hunwu. Hingga bertemu denganmu, barulah semangat dalam hatiku bangkit kembali. Menitipkan harapan padamu. Tahun-tahun ini terasa lebih ringan. Aku tahu Flender pasti tahu keberadaan Er Long di sini. Dia bukan orang ceroboh, kalau tidak sudah tahu sebelumnya, setelah baru saja terprovokasi di Akademi Kekaisaran Tian Dou, mengapa memilih akademi lain lagi? Saat itu aku tak banyak berpikir. Bertemu Er Long lagi hanya akan memperparah penderitaanku. Kekuatan Er Long jauh melebihiku. Kali ini, bahkan jika ingin keluar dari pusaran penderitaan ini pun mungkin sudah tak bisa.”
Tang San memandang Master, matanya berkaca-kaca. Memang, takdir begitu tidak adil pada Guru. Dicabutnya Hunwu kuat yang seharusnya diwarisinya, bahkan hubungannya dengan sang kekasih pun dihancurkan.
“Guru, apakah pandangan duniawi benar-benar begitu penting? Siapa yang berani menyebut Guru sampah? Di hatiku, Gurulah Ahli Jiwa terkuat. Pengetahuan juga merupakan kekuatan. Siapa yang berani mengklaim pengetahuan tentang Hunwu melebihi Guru? Tak seorang pun. Guru, Andalah yang terbaik. Bibi Erlong telah menanti Guru bertahun-tahun tanpa memilih orang lain, betapa tulus cintanya? Jika Guru terus menghindar, ini hanya akan menyakiti kalian berdua. Bahkan jika Guru benar-benar peduli dengan pandangan duniawi, Anda bisa membawanya pergi jauh!”
Master menggeleng kesakitan, "Tidak, itu terlalu tidak adil untuk Erlong. Xiao San, mencintai seseorang tak harus memilikinya. Aku lebih ingin melihatnya hidup bahagia dan sejahtera."
"Tang San saat ini sudah lupa statusnya sebagai murid. Melihat kesuraman Master, ia tak bisa menahan diri untuk membantah, "Dengan menghindar seperti ini, apakah Bibi Erlong bisa bahagia? Jika dia bahagia, apakah akan menyanyikan lagu sedih seperti itu? Apakah akan menangis setiap melihat Anda? Dia bahkan tidak berani menguji perasaan Anda dengan kata-kata, takut menyakiti Anda. Guru, hati Anda terlalu rapuh. Apa peduli pandangan dunia? Bibi Erlong seorang wanita saja tidak takut, apa yang Anda takutkan? Anda harus berani menghadapi semua ini bersamanya, merobohkan semua hambatan untuk bersatu. Tunjukkan pada keluarga dan semua orang bahwa kalian tidak salah! Meski hubungan darah antar sepupu dekat, benarkah tidak ada pasangan seperti ini? Guru, Anda bukan hanya takut Bibi Erlong akan menderita bersama Anda, tapi juga tidak berani menerima kenyataan ini. Ini adalah inferioritas diri Anda!""
Master tertegun menatap Tang San, bibirnya bergetar namun tak bisa mengeluarkan kata. Meski seperti Flender dia sangat bangga, namun di lubuk hati terdalam pemilik Hunwu kelas rendah ini selalu ada rasa rendah diri. Flender dan Erlong tidak berani menyentuh luka di hatinya. Kata-kata Tang San yang meluap dalam emosi ini justru tepat mengenai sasaran.
"Dia benar. Mengapa harus rendah diri? Biarlah jutaan orang menyebutmu sampah, selama Liu Erlong menganggapmu yang terbaik itu sudah cukup. Xiao Gang, sungguhkah kau tidak mengerti? Jika aku peduli hubungan darah kita, apakah akan terus mencarimu? Menderita seperti ini terus?"
Liu Erlong berjalan keluar perlahan dari belakang Tang San dan Xiao Gang, air mata terus mengalir di wajahnya. Melihat Master, langkahnya mendekat dengan penuh keteguhan. Kecantikannya begitu memesona.
Kali ini, Master akhirnya tak lagi menghindari tatapan Liu Erlong. Menyaksikannya melangkah mendekat, detak jantung Master jelas semakin cepat. Belenggu batinnya perlahan retak di bawah gempuran gelombang emosi yang deras. Dua puluh tahun pengekangan tak lagi mampu menahan perasaan tulus seperti emas yang terpendam dalam jiwanya.
Tang San mundur diam-diam, perlahan menghilang di antara pepohonan. Ia tahu tak seorang pun boleh mengganggu mereka saat ini. Dalam hati, ia mengirimkan doa tulus untuk Master. Kerapuhan dan kesepian yang sesekali terpancar dari sang Guru tak luput dari pengamatannya.
Kini sumber masalah akhirnya ditemukan. Jika bisa diselesaikan, menyatukan Master dan Liu Erlong, maka ini akan menjadi akhir terbaik bagi kedua belah pihak.
Hutan yang gelap dan sunyi. Tang San tak buru-buru pulang, hanya berjalan perlahan di antara pepohonan. Entah mengapa, setelah mendengar kisah Master dan Liu Erlong, tiba-tiba bayangan Xiao Wu muncul di pikirannya. Pola pikirnya bukan seperti anak 13 tahun, melainkan perasaan layaknya pria paruh baya.
Xiao Wu adalah adik perempuannya. Sebenarnya, apa posisinya di hati Tang San? Untuk pertama kalinya sejak mengenal Xiao Wu, pertanyaan ini mulai mengusik relung hatinya yang paling dalam.
Jika, hal yang terjadi antara Master dan Liu Erlong muncul pada dirinya dan Xiao Wu, bagaimana dirinya akan menyelesaikannya? Tang San menyadari bahwa perasaannya saat ini agak bingung dan tak menentu.
Udara di sekitarnya tiba-tiba terasa dingin. Tang San menggigil tak terkendali, alisnya berkerut penuh keheranan.
Soul Power-nya sudah mencapai breakthrough level 30, Xuantian Gong-nya pun telah berlatih sampai tingkat keempat yang membuatnya kebal terhadap panas-dingin. Apalagi ini musim panas, mengapa bisa merasa kedinginan?
Di saat itulah, Tang San tiba-tiba berhenti terkejut. Tiga meter di depannya, tanpa disadari telah muncul sosok berwarna hijau dari ujung kepala sampai kaki.
Rambut hijau, mata hijau, kuku hijau, tatapan dingin dan jahat seperti ular berbisa. Sosok yang tiba-tiba muncul di hadapan Tang San ini tak lain adalah Tuan Bergelar Dugu Bo si Raja Racun yang dilihatnya siang tadi.
Tang San nyaris secara refleks mengaktifkan Hunwu-nya. Namun tubuh Dugu Bo telah menyambar di depan matanya. Tanpa sempat bereaksi, kepalanya tiba-tiba pusing dan kesadarannya pun menghilang.
Gelombang Soul Power sesaat itu telah membangunkan Erlong yang baru saja bersandar di pelukan Master tak jauh dari sana.
“Orang apa?” Cahaya tajam muncul di mata Liu Erlong, dia bangkit tiba-tiba dari pelukan Master dan menatap ke arah sumber gelombang Soul Power. Dia jelas merasakan aura mengerikan yang terkandung dalam gelombang Soul Power yang tidak terlalu kuat itu. Tubuhnya berkedip, langsung melindungi Master di belakangnya.
Master tertegun sejenak, lalu wajahnya berubah pucat, "Tidak baik, mungkin Xiao San dalam masalah. Cepat kita periksa."
Liu Erlong dengan natural menggenggam tangan Master, tiba-tiba mempercepat langkah. Mengandalkan aura Soul Power, mereka segera tiba di lokasi kejadian. Namun selain hawa dingin di udara, mereka tidak menemukan petunjuk apapun. Liu Erlong mengerahkan Soul Power-nya untuk mencari sekuat tenaga, tapi sama sekali tidak bisa menemukan aura Tang San lagi.
Master mengambil keputusan cepat: "Pergi, kita kembali dulu cari Flender. Aura dingin ini terasa familiar. Jika itu orang itu, mungkin akan sulit." Meski kekuatan Master tidak besar, kemampuan observasi dan penilaiannya jauh melebihi orang biasa.
Aura dingin ini langsung membuatnya teringat pada Dugu Bo yang dilihatnya siang hari di Akademi Kekaisaran Tian Dou, serta Ahli Jiwa Ular Hijau Beracun Dugu Yan yang kemudian bertemu dengan nenek dan cucu Dugu Bo.
Kepala terasa berat. Saat Tang San siuman dari pingsannya, dia menemukan sekelilingnya gelap gulita.
Hanya dua titik cahaya hijau yang bersinar dengan sinar mengerikan dalam kegelapan.
Menggerakkan Xuantian Gong dalam diam, Soul Power dalam tubuh Tang San perlahan terkumpul, kekuatan juga kembali ke tubuhnya, namun dia tidak bergerak. Master pernah mengajarkannya: semakin berbahaya situasi, semakin harus tenang. Jangan sampai tindakan gegabah sendiri menjerumuskan ke krisis.
"Kalau sudah bangun tak perlu pura-pura. Benar umurmu baru 13 tahun? Tapi mentalmu seperti veteran." Suara parau terdengar dari samping. Seiring mata yang mulai menyesuaikan cahaya, Tang San baru bisa melihat samar-samar dengan bantuan dua titik cahaya hijau pucat - Dugu Bo duduk tak jauh di sebelahnya. Dua titik cahaya hijau itu ternyata adalah mata Dugu Bo.
Membalikkan badan dan duduk, Tang San tidak bersuara. Matanya dingin menatap Dugu Bo, hati sudah membeku. Tak perlu bertanya, dia tahu alasan Dugu Bo menculiknya - jelas balas dendam dari Dugu Yan. Jatuh ke tangan Tuan Bergelar yang terkenal dengan racun ini, apa lagi nasib baik yang bisa diharapkan?
"Hei bocah, kau Tang San?" Dugu Bo bersandar di dinding batu di belakangnya, bertanya datar.
"Benar." Jawaban Tang San singkat. Diam-diam dia mengumpulkan Soul Power-nya sambil duduk. Tentu dia tak mau menyerah begitu saja.
Meski tahu Soul Power level 30-an tak mungkin melawan Tuan Bergelar level 90 lebih, tapi jika tidak berusaha sampai akhir, mana mungkin dia rela?
Cahaya hijau di mata Dugu Bo berkelip, "Katanya, kau menghancurkan Kemampuan Spirit ketiga cucu perempuanku dan mengalahkannya dengan racun. Bagaimana kau menetralkan bisul ularnya? Hanya dengan anggur keras saja tidak cukup kan?"
Tang San menjawab dingin, "Aneh sekali kau yang dijuluki Tuan Bergelar Racun ini. Apa kau tidak tahu prinsip xionghuang menaklukkan racun ular? Xionghuang dicampur anggur keras bisa mengoptimalkan sifatnya, ditambah pembakaran api. Meski Kemampuan Spirit ketiga cucumu itu beracun, tetap bisa dinetralkan."
Dugu Bo tiba-tiba terkekek-kekek aneh, "Berapa tahun... kuhitung sudah berapa tahun tak ada yang berani bicara seperti ini padaku? Bocah, apakah kau tidak takut mati? Berani meragukan racunku? Tahukah kau, bahkan Tuan Bergelar lain pun akan gemetar ketakutan membicarakan racunku!"
Tang San mendengus sinis, "Racunmu? Hanyalah sampah."
"Apa katamu?!" Cahaya hijau di mata Dugu Bo menyala-nyala. Hanya dengan gerakan tangan kecil, tubuh Tang San terlempar oleh kekuatan dahsyat dan menghantam dinding di belakangnya. Rasa sakit yang hebat membuatnya nyaris pingsan lagi.
