Liu Erlong tersenyum manis, "Senior Dugu, kami memang tidak punya kualifikasi itu. Tapi apakah Anda tidak melihat Hunwu apa yang kami miliki? Aku dan Xiao Gang berasal dari Keluarga Blue Lightning Tyrant Dragon. Mungkin kami bukan lawanmu, tapi apakah berani Anda menghina keluarga kami?"
"Erlong, diam!" Master membentak. Hatinya semakin berat. Jika Liu Erlong tidak mengungkapkan latar belakang mereka, mungkin masih ada kesempatan hidup. Tapi sekarang setelah dia mengatakannya, dengan sifat Dugu Bo, mana mungkin tidak membabat habis sampai ke akar-akarnya?
Benar saja, wajah Dugu Bo berubah sedikit mendengar perkataan Erlong. Mengingat teknik penggabungan Hunwu mereka sebelumnya, ia mengerutkan kening: "Kalian benar dari Keluarga Blue Lightning Tyrant Dragon? Bagus, sangat bagus. Lalu apa? Meski naga dari keluargamu itu tidak bisa ku kalahkan, tapi jika kubunuh kalian semua, apa bukti yang dimiliki keluargamu untuk menuntutku? Menghilangkan mayat tanpa jejak bagiku sangat mudah."
Liu Erlong tersenyum, "Yang Mulia benar. Asalkan Anda membunuh saya dan Xiao Gang, klan kami tidak bisa menuntut Anda. Tapi Flender tidak ada hubungan dengan klan kami. Sekalipun dia melapor, tidak ada yang akan percaya. Bukti satu orang tidak cukup. Kami rela mati, tapi bisakah Anda membebaskannya?"
Dugu Bo tertawa terbahak, "Kau pikir aku bodoh? Melepaskan harimau kembali ke gunung? Meski tidak ada yang kutakuti di dunia ini, prinsipku selalu memberantas sampai ke akar-akarnya. Bukankah lebih aman membunuh kalian bertiga?"
Sorot mata Liu Erlong menjadi dingin. Sebuah bola logam biru muncul di tangannya, "Coba saja! Ini perangkat pengirim sinyal khusus klan kami. Meski Anda lebih kuat, aku bisa mengaktifkannya sebelum mati. Ini wilayahmu. Jika klan kami datang menyelidik, bisakah Anda lepas tangan? Bebaskan Flender, kami akan mati tanpa mengaktifkannya."
Bisa mati bersama sang kekasih, Liu Erlong justru merasa gembira alih-alih sedih. Baginya, kematian bukanlah hal yang menakutkan.
“Er Long, apa yang kau katakan? Apakah Flender ini dianggap pengecut yang takut mati? Bunuh saja jika mau. Di alam baka, aku akan tetap jadi perantara untukmu dan Xiao Gang. Apa salahnya Segitiga Emas mati bersama? Keluarkan alat komunikasimu, setidaknya akan ada yang membalaskan dendam kita.”
Flender melesat menghalangi Liu Erlong dan Master.
Liu Erlong panik, "Bos, kau gila! Cepat pergi, ini bukan saatnya pamer keberanian!"
Flender menghela napas, "Aku sudah hidup lebih dari 50 tahun. Mati sekarang pun bukan kematian prematur. Er Long, meski kau tak mencintaiku, bagiku posisimu sama seperti Xiao Gang di hatimu. Bagimu, mati bersama Xiao Gang adalah kebahagiaan. Bagiku, apa penyesalan mati bersama kalian? Hanya sayang Xiao San. Dugu Bo, ayah Xiao San adalah orang yang bahkan kau tak bisa lawan. Jika kami tak kembali, orang-orangku akan langsung mencarinya. Keberadaannya bahkan lebih menakutkan dari Keluarga Blue Lightning Tyrant Dragon."
"Oh?" Dugu Bo memandang penuh minat pada trio di depannya, "Jadi ada latar belakang di balik bocah itu? Orang yang tak bisa kulawan? Di dunia ini memang hanya sedikit. Coba sebutkan, siapa ayahnya?"
Flender mendengus, "Tak bisakah kau hitung umur? Xiao San 13 tahun, ayahnya tentu belum terlalu tua. Lalu siapa lagi di daratan ini yang tak bisa kau lawan?"
Dugu Bo awalnya tertegun, lalu sepertinya teringat sesuatu, wajahnya langsung berubah drastis. "Tang San, Tang San, orang itu juga bermarga Tang. Mungkinkah... Tapi tidak mungkin, Hunwu anak itu cuma Blue Silver Grass."
Master berkata dingin: "Benar, Hunwu yang kau lihat hanyalah Blue Silver Grass. Tapi bagaimana jika dia memiliki dua Hunwu?" Dalam anggapannya, Tang San sudah mati dan tak ada lagi rahasia yang perlu dijaga.
"Apa katamu?!" Dugu Bo terkejut luar biasa. "Kau bilang anak itu ternyata memiliki Dua Jiwa Martial Soul?"
Master menjawab datar: "Benar."
Cahaya tak menentu berkilau di mata Dugu Bo. Tangan kanannya perlahan terangkat, sorot mata penuh kebuasan. Kini dia telah memutuskan tak hanya akan membunuh ketiga orang di hadapannya, tapi juga segera menghabisi Tang San. Seperti kata Flender, orang itu memang tak bisa dia lawan. Tapi selama dia menghancurkan semua bukti dan segera pergi, akan sulit bagi orang itu untuk menemukannya.
Saat Dugu Bo hendak memberikan pukulan mematikan, tiba-tiba suara nyaring bergema dari kejauhan: "Dugu Bo, beraninya kau!"
Dugu Bo terkejut. Dia menoleh ke arah suara dan melihat sosok yang mendekat dengan kecepatan luar biasa. Jalan gunung terjal sama sekali tak memperlambat langkahnya. Dengan delapan bayangan ramping yang meliuk, sosok itu semakin mendekat.
“Xiao San？”Master dan Flender berseru serentak, kedua mata mereka memancarkan ekspresi terkejut.
Benar, yang datang adalah Tang San. Dengan bantuan Delapan Tombak Laba-laba, hanya dalam sekejap ia telah tiba di depan kerumunan orang.
Penampilan Tang San saat ini terlihat sedikit berbeda. Delapan Tombak Laba-laba di punggungnya mengalami perubahan aneh dibanding sebelumnya. Ukuran tombak laba-laba itu sendiri tidak berubah, hanya warna aslinya yang semula biru-ungu kini berubah menjadi merah gelap. Pada tubuh merah gelap itu, terdapat garis-garis putih yang menyelinginya seperti pola-pola hiasan putih, membuat Delapan Tombak Laba-laba terlihat sangat mencolok.
Namun saat ini Flender, Master, dan Liu Erlong masih terperangkap dalam keterkejutan karena mengetahui Tang San masih hidup, sehingga tidak memperhatikan perubahan ini. Tapi Dugu Bo tidak akan melewatkan detail seperti ini. Dalam hati dia terkejut. Meski tidak tahu apa yang terjadi pada Tang San, sebagai Raja Racun, dia sangat paham bahwa dalam kabut racun, semakin mencolok warnanya semakin kuat racunnya. Rupanya bocah ini mendapatkan sesuatu dari Mata Dua Penjara Es dan Api.
Ternyata, setelah menelan Bā Jiǎo Xuán Bīng Cǎo dan Liè Huǒ Xìng Jiāo Shū lalu tenggelam ke dalam Mata Dua Penjara Es dan Api, Tang San segera dilanda racun dahsyat yang membuatnya pingsan.
Catatan dalam Xuantian Bao Lu memang tidak salah. Meskipun dua tanaman obat beracun ekstrem ini sangat ganas, setelah dinetralisir justru bisa menjadi harta yang dapat diserap tubuh manusia.
Ditambah dengan efek promosi dari Mata Air Es dan Api, Tang San telah perlahan-lahan menyerap khasiat yang terkandung dalam kedua tanaman tersebut. Endapan ini tersimpan di meridian seluruh tubuh dan kerangka tulangnya.
Namun, kekuatan obat yang terkandung dalam dua ramuan ini terlalu besar untuk diserap dalam waktu singkat. Ketika Tang San sadar, ia mendapati dirinya telah mengambang di dalam Mata Air Es dan Api. Soul Power dalam tubuhnya telah pulih ke kondisi terbaik.
Memakan dua ramuan beracun kelas immortal ini tidak meningkatkan Soul Power-nya secara langsung. Manfaat terbesarnya adalah membuatnya sama sekali tidak merasakan sakit lagi di Mata Air Es dan Api.
Bagi Tang San sekarang, Mata Air Yin Dingkai Es terasa seperti air dingin biasa, sedangkan Mata Air Yang Panas hanyalah air hangat. Berendam di dalamnya tidak hanya tidak membahayakan, malah terasa sangat nyaman. Tang San tahu bahwa efek dua ramuan dalam tubuhnya hanya bisa terus diserap dengan bantuan Mata Air Es dan Api.
Menurut catatan dalam Xuantian Bao Lu, memakan kedua ramuan beracun kelas immortal ini secara bersamaan memberikan manfaat yang bisa dirangkum dalam empat karakter: kebal air dan api.
Saat Tang San sedang bersyukur atas kesuksesannya, guncangan dahsyat dan cahaya keemasan di langit menarik perhatiannya.
Cahaya kuat itu bahkan menembus kabut di atas Mata Air Es dan Api, ditambah gelombang energi dahsyat yang terasa. Ia segera menyadari pasti ada sesuatu yang terjadi di luar - tabrakan Soul Power sehebat ini kemungkinan adalah pertarungan seseorang dengan Sang Monster.
Tanpa sempat merasakan manfaat yang diberikan oleh Bajiao Xuanbingcao dan Liehuo Xingjiaoshu, ia segera melepaskan Delapan Tombak Laba-laba dan bergegas datang. Perubahan warna pada Delapan Tombak Laba-laba jelas terjadi setelah menyerap kekuatan es-api dari dua jenis rumput beracun tersebut.
Dari kejauhan, Tang San telah mengaktifkan Zijin Modong-nya, melihat jelas situasi pertempuran ini. Saat ia tiba, tepat ketika keahlian pembekuan waktu Dugu Bo mencapai puncak efektivitasnya, mengunci waktu di area ribuan meter persegi dan menghancurkan wujud suci naga.
Melihat Dugu Bo hendak membunuh Master dan dua lainnya, Tang San segera berteriak panik dan menyambar mendekat.
Menyaksikan perubahan pada Delapan Tombak Laba-laba di punggung Tang San, niat membunuh Dugu Bo semakin menguat. Dalam hati ia bergumam: "Tepat sekali datang, bunuh sekaligus keempatnya agar tak perlu bolak-balik."
Saat ini, ia bahkan tak lagi memikirkan bagaimana Tang San bisa bertahan di Mata Dua Alam Es-Api. Hanya ingin menyelesaikan masalah ini sekaligus.
Saat niat membunuh Dugu Bo memuncak dan hendak bertindak, Tang San tiba-tiba bersuara lagi. Ia tidak berbicara kepada Master, Flender, atau Liu Erlong, melainkan menatap Dugu Bo: "Senior Dugu, bukankah Anda berjanji akan melakukan tiga hal untukku? Yang pertama: kapan pun di masa depan, Anda tak boleh menyakiti siapa pun yang terkait dengan Akademi Shrek kami."
“Hmm?” Dugu Bo terkejut, dia tidak menyangka di saat seperti ini Tang San masih berani mengajukan syarat padanya.
