Tang San menggigil sekujur tubuh, "Jangan, cepatlah makan. Tidak ada cara khusus memakannya, kunyah lalu telan saja. Rasanya manis dan harum. Sama seperti Bos Dai, kamu juga harus mengumpulkan Soul Power untuk membantu penyerapan efek ramuan ke dalam tubuh. Nanti bisa diserap perlahan."
Sejak sebelum kembali, Tang San sudah memikirkan ramuan herbal terbaik yang cocok untuk semua orang.
Meski jumlah ramuan immortal terbatas, masih cukup untuk dibagikan ke Shrek Tujuh Monster masing-masing satu. Bukan karena tidak ingin memberikannya pada para guru, tapi ramuan immortal ini semakin muda usia pemakannya, semakin baik efek penyerapannya. Sebaliknya akan membuat efek obat berkurang.
Oscar berlari girang ke sudut ruangan, menelan bulat-bulat Baban Xianlan ke mulutnya, lalu segera mulai berlatih.
Ma Hongjun langsung mendekat penuh semangat melihat Tang San membagikan ramuan herbal berdasarkan usia. "San Ge, punyaku, punyaku!"
Melihat raut gembira Si Gendut, Tang San tersenyum. "Tenang, takkan kulupakan. Hongjun, kuselidiki benar-benar masalah nafsu burukmu. Meski api terkutukmu kuat, itu terus menggerogoti tubuhmu. Akar masalahnya adalah Api Phoenix-mu tak murni. Khusus untukmu, kucari ramuan herbal yang sangat bergizi dan murni Yang."
Ning Rongrong tertawa kecut. "Masih perlu suplemen? Belakangan Si Gendut sering keluar buat hal mesum. Katanya di Kota Tian Dou harganya mahal, sampai habis banyak uang. Dikasih suplemen lagi, bisa-bisa makin sering dia kabur."
Tang San menggeleng. "Tidak. Seperti kukatakan, nafsu buruknya timbul karena ketidakmurnian api. Jika terus begini, suatu hari api itu akan membakarnya hidup-hidup. Hanya dengan memurnikan Api Phoenix, dia layak disebut Ahli Jiwa Phoenix sejati. Gendut, ini untukmu."
Di tangannya muncul sebatang ramuan suci berwarna merah menyala yang bergerak lembut. Bentuknya sederhana, hanya terdiri dari daun-daun merah. Pucuk daunnya berbentuk seperti jengger ayam jago. Bila diamati lebih dekat, urat daunnya memancarkan kilau kemerahan keemasan. Kehadiran ramuan ini langsung meningkatkan suhu ruangan secara drastis.
“Benda ini bernama Jiguan Fenghuang Kui, tidak boleh dikunyah atau ditelan. Kumpulkan dan salurkan Soul Power-mu, betapapun menyakitkannya kamu harus bertahan, kalau tidak usahamu akan sia-sia.
Efek benda ini sangat nyata, seharusnya bisa meningkatkan Soul Power dan efek api-mu secara signifikan. Jika berhenti di tengah jalan, khasiatnya akan jauh berkurang.” Tang San menyerikan tanaman obat ke tangan Ma Hongjun, dan Si Gendut segera pergi.
Menyaksikan Tang San mengeluarkan tiga tanaman suci secara berturut-turut untuk tiga orang, bahkan Master pun tak bisa menyembunyikan keterkejutannya. Tanaman-tanaman ini tidak hanya langka untuk dilihat, tapi bahkan namanya saja belum pernah didengar.
Orang keempat yang dituju Tang San bukan Xiao Wu sesuai urutan usia, melainkan Ning Rongrong.
“San Ge, hadiah apa untukku?”
Sebelum Tang San sempat menjawab, Ning Rongrong sudah berlari menarik lengannya, membuat Xiao Wu di belakang mengerutkan kening tapi tak bisa berkomentar.
Dengan senyum, Tang San merogoh kantong ajaibnya. Cahaya keemasan berkilauan, dan sebuah tanaman suci yang aneh muncul.
Tanaman ini sangat unik: batang dan daun bagian bawahnya menjalar seperti tirai yang rumit, namun puncaknya dihiasi bunga tulip keemasan yang megah. Aroma tulip yang kuat segera menggantikan wewangian Delapan Kelopak Immortal Lan milik Oscar sebelumnya, menyebarkan kesan mewah yang memenuhi ruangan.
“Hunwu-mu Menara Tujuh Permata sangat istimewa, aku juga sudah mempertimbangkan berulang kali baru memilih tanaman suci ini untukmu. Benda ini bernama Qiluo Yujinxiang, anggun dan megah. Dengan menelannya, kau bisa menyerap intisari langit-bumi dan cahaya matahari-bulan. Menara Tujuh Permatamu sendiri termasuk kategori hunwu berbentuk harta karun. Dengan bantuan Qiluo Yujinxiang ini, efek sinergis pasti akan tercapai. Bunga ini tidak boleh ditelan, tapi harus dihisap perlahan bagian putiknya, menyerap esensinya secara bertahap ke dalam tubuh, lalu berlatih Soul Power secara perlahan agar khasiat obat menyebar ke seluruh tubuh.”
Ning Rongrong menerima 'Qiluo Yujinxiang', tersenyum manis, "San Ge, aku benar-benar ingin menciummu, tapi untuk menghindari Xiao Wu cemburu, lebih baik tidak. Tapi bunga ini tidak akan kuterima gratis, nanti pasti akan kubalas budi baikmu."
Dari Shrek Tujuh Monster, empat orang sudah menerima tanaman suci. Yang tersisa tinggal Xiao Wu dan Zhu Zhuqing.
Xiao Wu berdiri tenang tanpa terlihat gelisah. Tang San sudah memberikan tanaman suci berkualitas tinggi pada yang lain, mana mungkin dia mengabaikannya?
Zhu Zhuqing yang berwatak pendiam dan mudah malu, meski hatinya penuh antisipasi, tidak berani bertanya secara langsung seperti Ning Rongrong.
Tang San berjalan menghampiri Zhu Zhuqing, "Zhuqing, ramuan dewa yang kupilihkan untukmu ini adalah yang paling mudah diserap dan diubah di antara semua ramuan dewa. Bahkan khasiatnya lebih baik dari milik mereka, memberikan peningkatan menyeluruh. Tapi, untuk memakan ramuan ini, kamu harus membayar harga tertentu. Aku harap kamu sudah siap mental."
Seandainya perkataan ini keluar dari mulut orang lain, Zhu Zhuqing pasti akan mengira lawan bicaranya punya maksud tersembunyi. Tapi karena yang mengatakannya adalah Tang San, sama sekali tidak ada rasa tidak nyaman. Setelah sekian lama bersama, meski Zhu Zhuqing jarang bicara, mana mungkin dia tidak tahu bagaimana karakter Tang San?
Segera dia mengangguk pelan, berbisik lembut: "Terima kasih, San Ge."
Ini pertama kalinya Zhu Zhuqing memanggil Tang San dengan sebutan "San Ge". Tang San tak bisa menahan senyum kecil, lalu mengeluarkan lagi sebatang ramuan dewa dari Ransel Serba Bisa Ruyi.
Terlihat sekuntum bunga putih biasa berukuran sebesar telapak tangan, bentuknya mirip dengan peony. Tanpa daun, batangnya menancap di batu hitam legam. Dari cara Tang San memegangnya, jelas terlihat batu itu sangat berat.
Di atas kelopak bunga putih itu terdapat beberapa corak merah mencolok, merah darah yang memancarkan kesan menggetarkan jiwa.
Tang San berkata dengan serius: "Rumput ini bernama Acintya Patah Hati Merah. Ini adalah harta tertinggi di antara tanaman obat kelas immortal. Ada juga kisah legenda tentangnya. Dahulu kala, ada seorang remaja yang berwatak tenang, paling senang merawat bunga dan menanam pepohonan. Taman penuh teratai hijau dan bunga-bunga warna-warni. Ia biasa membaca puisi untuk bunga-bunga, mengangkat cawan mengajak bulan minum. Setiap melihat kelopak bunga layu, ia akan berduka tak terhingga, menyapu kumpulkan kelopak-kelopak itu, menguburkannya di tanah sambil meneteskan air mata. Seperti kata pepatah, cinta yang tulus menggerakkan langit dan bumi. Kebaikannya dalam mencintai bunga ini membuat dewi bunga turun ke dunia, diam-diam menikah dengannya. Kebahagiaan mereka tak terkira. Tapi sayang, dewa langit mengetahui hal ini dan murka. Dengan alasan dewa dan manusia tak boleh bersatu, ia memerintahkan dewi bunga kembali ke alam ilahi. Sejak kehilangan kekasihnya, remaja itu terus-menerus mengeluh, murung, dan mengabaikan tanamannya. Pagar runtuh, tanaman layu, taman menjadi suram. Suatu hari datang seorang tua berambut putih memberitahu bahwa peony putih yang paling ia sayangi adalah jelmaan istrinya. Jika bunga itu dihancurkan, dewi bunga akan kehilangan tubuh immortal dan turun ke dunia. Tapi ia tak boleh mengabaikan tanaman. Setelah berkata demikian, orang tua itu berubah menjadi angin sepoi-sepoi. Remaja itu tersadar, menyesal telah mengabaikan bunga-bunga. Ia merawat tanaman dengan hati-hati. Meski mencintai istrinya, ia tak tega membakar peony. Malah merawatnya lebih baik. Siang malam ia menangis di depan bunga sampai air mata kering, hancur hati karena kerinduan, dan akhirnya meninggal. Saat ajal menjemput, darahnya mengalir ke kelopak bunga. Lihatlah noda merah tua di sana - itulah curahan hati dan darah remaja tersebut."
Dengan tenang mendengarkan kata-kata Tang San, baik Zhu Zhuqing maupun Xiao Wu di sampingnya terlihat terpana. Bahkan Master pun hatinya terguncang, tak bisa mengendalikan diri.
Tang San berkata dengan khidmat: "Bunga ini bukan benda biasa, memilih tuan untuk dilayani. Saat memetik harus memikirkan kekasih hati, dengan ketulusan penuh, mengeluarkan darah ke kelopak. Jika ada keraguan, meski muntah darah sampai mati, takkan bisa memetiknya. Setelah dipetik, selama berada di dekat pemiliknya, takkan pernah layu. Batu di bawahnya bernama Wu Jue, jika dihancurkan paksa, khasiat Bunga Cinta Terluka ini akan hilang. Mengonsumsi tumbuhan ini bisa mendapat kekuatan abadi selevel langit-bumi, perkiraan konservatifku, setidaknya bisa meningkatkan Soul Power lebih dari Level 10, plus transformasi tubuh menyeluruh. Zhuqing, walau tak terlalu paham hubunganmu dengan Mu Bai, tapi dari tujuh orang kita, kalianlah pasangan resmi. Jadi kubawa ini untukmu, harapanku kau bisa jadi orang terpilih."
Zhu Zhuqing menatap kaku bunga peoni berdarah 'Cinta Terluka' di hadapannya, mengangguk pelan. Pandangannya melayang ke Dai Mubai yang sedang berlatih di kejauhan. "Akan kucoba."
Soul Power dalam tubuhnya berputar, menggerakkan Energi Darah. Bibir merah Zhu Zhuqing terbuka lembut, semburan darah muncrat ke kelopak bunga.
Saat darah keluar, bayangan Dai Mubai memenuhi pikirannya. Tapi entah mengapa, kenangan akan kisah perselingkuhan Dai Mubai tiba-tiba muncul. Hatinya sedikit goyah, pikiran mulai melayang tak karuan.
Darah menetes di kelopak bunga, 'Mawar Cinta yang Terputus' bergetar lemah. Pandangan Tang San, Xiao Wu, Zhu Zhuqing, dan Master tertuju pada bunga itu, menunggu dengan harap-harap cemas.
Namun, harapan Tang San segera pupus. Goyangan 'Mawar Cinta yang Terputus' perlahan mereda tanpa menunjukkan tanda-tanda akan jatuh.
Zhu Zhuqing berkata muram, "Maafkan aku, San Ge. Pikiranku masih terbelah, aku gagal memetik bunga ini."
Tang San menghela napas pelan sambil menggeleng, "Zhuqing, jangan terlalu menyalahkan diri. Aku sudah menyiapkan tanaman obat cadangan untukmu. Tunggu sebentar."
Sambil berkata demikian, Tang San membawa 'Mawar Cinta yang Terputus' menghampiri Master, "Guru, hubungan Guru dengan Bibi Erlong begitu mendalam. Bagaimana jika Guru yang mencoba? Mungkin bunga ini bisa mengubah mutasi Hunwu Guru."
Master menghela napas, "Ini benda ilahi, untuk apa aku memakannya? Usiaku sudah melewati masa kultivasi. Jika memang ada jodoh, lebih baik kujaga selamanya di sisiku."
Melihat noda darah di 'Mawar Cinta yang Terputus', Master teringat kenangan pahit bersama Liu Erlong. Tanpa mengerahkan Soul Power, ia menampar dadanya sendiri. Di tengah teriakan Tang San, semburan darah mendarat di kelopak bunga.
