Ma Hongjun memancarkan cahaya merah keemasan, Ning Rongrong memancarkan keemasan menyilaukan, ditambah cahaya keunguan yang dipancarkan Master. Seluruh pondok dipenuhi pancaran warna-warni yang terlihat sangat ajaib.
Berkat nutrisi tumbuhan immortal, kekuatan Shrek Tujuh Monster kini telah mengalami beberapa perubahan.
Macan Bermata Iblis Dai Mubai, level 40.
Oscar Penjual Sosis Spesialis, level 38.
Qianshou Xiuluo Tang Xiao San, level 37.
Phoenix Api Jahat Ma Hongjun, level 36.
Kelinci Menawan Tulang Lentur Xiao Wu, level 35.
Tujuh Permata Giok Ning Rongrong, level 37.
Nether Spirit Cat Zhu Zhuqing, level 38.
Shrek Tujuh Monster yang awalnya baru mencapai level 30, kini melesat menjadi tim yang sedang mengejar level 40. Proses secepat ini benar-benar di luar perkiraan semua orang.
"Xiao San." Saat semua sedang berlatih normal, suara Flender tiba-tiba terdengar dari luar pondok.
Tang San perlahan membuka matanya, lalu diam-diam keluar dari pondok.
"Dekan Flender, Anda mencari saya?" tanya Tang San.
Flender mengangguk dan berkata: "Senior Dugu membawa Dugu Yan datang, memintaku memanggilmu. Sepertinya ada sesuatu. Xiao San, kau harus berhati-hati, Dugu Bo ini orangnya sangat berbahaya."
Tang San tentu paham maksud Dugu Bo memanggilnya. Ia tersenyum tipis: "Dekan Flender, tenang saja. Tidak akan ada masalah."
Flender membawa Tang San keluar dari hutan menuju area pengajaran utama.
Sejak tiba di akademi ini, Tang San belum sempat mengamati lingkungan sekitar dengan seksama.
Area kampus utama meski tidak semegah Akademi Kekaisaran Tian Dou, namun sangat fungsional. Saat itu, di lapangan terlihat banyak murid yang sedang berinteraksi.
Mereka berdua memasuki gedung pengajaran utama, terus berjalan sampai ke ruangan paling dalam di lantai atas. Barulah Tang San bertemu Dugu Bo.
Tempat ini khusus diminta Dugu Bo sendiri. Ia selalu menyukai ketenangan, dan lokasi ini memenuhi kriterianya. Jendela yang terbuka memperlihatkan hamparan hutan di belakang gedung, menghirup udara segar setiap hari - perasaan ini sangat disukai Dugu Bo.
Untuk membuat monster tua ini nyaman, Flender rela merogoh kocek dalam-dalam. Setelah kedatangan Dugu Bo, tempat ini direnovasi lagi. Sekilas terlihat benar-benar megah dan mewah.
Di dalam ruangan, Dugu Bo sedang duduk di sebuah kursi besar, mengayunkan tubuhnya perlahan. Baru setelah Tang San masuk ke pintu, dia membuka matanya dan memandang Tang San dengan senyum. Di tempat tidur besar di sampingnya, Dugu Yan sedang bersandar di kepala tempat tidur dengan ekspresi bosan.
"Monster Kecil, kau datang." Dugu Bo menyapa Tang San terlebih dahulu. Bersamaan itu, dia melambaikan tangan ke Flender, memberi isyarat agar dia bisa keluar.
Flender memang agak takut pada Dugu Bo. Dia menepuk bahu Tang San sebagai peringatan untuk berhati-hati, baru kemudian berpamitan dan mundur keluar.
Setelah Flender pergi, Tang San tentu tidak sungkan dengan Dugu Bo. Langsung berjalan ke sofa di samping dan duduk.
Sejak Tang San masuk, tatapan penuh kebencian Dugu Yan terus tertuju padanya. Namun Tang San pura-pura tidak melihat, memperlakukannya seperti udara.
"Kakek, untuk apa kau memanggil si brengsek kecil ini? Belum juga kau jelaskan kenapa harus jadi konsultan di akademi kumuh ini. Kalau mau jadi konsultan, mestinya ke Akademi Kekaisaran Tian Dou kami!" Dugu Yan merajuk pada Dugu Bo.
Dugu Bo berkata: "Sudah, Yan Yan. Jangan terus memanggil 'brengsek kecil'. Monster Kecil Tang San ini meski aneh, tapi banyak hal yang bisa kau pelajari darinya. Lihat dirimu, sudah 21 tahun tapi masih seperti anak kecil. Dia belum genap 14 tahun, tapi kedewasaan pikirannya jauh melebihimu."
Tang San berpikir dalam hati, apa maksudnya usia 14 tahun? Jika dijumlahkan dari dua kehidupan, usiaku sudah sekitar 40 tahun. Mana mungkin aku seperti cucu perempuanmu yang kekanak-kanakan itu.
Dugu Yan tak menyangka Dugu Bo begitu mengagungkan Tang San. Ia mendengus, "Apa istimewanya? Waktu itu aku ceroboh. Kalau ada kesempatan lagi, pasti kuhajar sampai giginya copot!"
Tang San tersenyum tipis, "Kurasa kau punya kesempatan mewujudkan keinginanmu. Enam bulan lagi akan ada Kompetisi Akademi Ahli Jiwa tingkat tinggi se-daratan. Kita berada di wilayah Kota Tian Dou, pasti segera bertemu."
Dugu Yan mendengus sinis, "Kalau waktu itu kami tidak ceroboh, yang kalah pasti kalian. Masalah serangan mendadak ke Tian Heng ini, akan kami lunaskan!"
Dugu Yan tak tahu kedalaman kemampuan Tang San, tapi Dugu Bo sangat paham. Ingat kembali Zi Mu Zhui Hun Duo Ming Dan (Peluru Pemburu Jiwa) yang mengerikan itu, Dugu Bo gemetar. Ia tak percaya si Monster Kecil hanya punya empat butir. Ia menatap Tang San: "Monster Kecil, yang lain tak kupedulikan, tapi jangan lukai cucu perempuanku. Atau kuhabisi kau!"
Dugu Yan protes, "Kakek, apa yang Kakek bicarakan? Mana mungkin dia melukaiku lagi? Bukankah ini berarti meninggikan semangat lawan dan memadamkan kehebatan sendiri?"
Dugu Bo berkata, "Orang lain aku tidak tahu, tapi jika kalian meremehkan Monster Kecil ini, aku jamin kalian akan menyesal saat bertarung dengannya. Kau tahu level Soul Power-nya sekarang? Hampir menyamaimu, Level 37. Jika diberi waktu enam bulan, mungkin dia bisa mencapai breakthrough Level 40. Kalian sama-sama Soul Master tipe pengendali, tapi aku yakin kau tidak bisa mengalahkannya."
Mendengar Dugu Bo terus membela Tang San, ekspresi Dugu Yan berubah drastis. Dia melompat dari tempat tidur sambil menatap Tang San dengan wajah kesal, "Bocah brengsek! Ramuan apa yang kau berikan ke kakekku? Sampai-sampai beliau membelamu begini. Kek, jangan-jangan kau menerima bocah ini sebagai murid?"
Wajah tua Dugu Bo memerah. Diskusi mereka tentang racun bersifat timbal balik - Tang San belajar banyak darinya, sementara Dugu Bo merasa justru mendapat keuntungan lebih. Untuk sesaat, dia bingung menjawab pertanyaan cucunya.
Tang San berdiri dari sofa, "Aku harus berlatih, tidak ada waktu untuk omong kosong. Soal kekuatan, kita lihat di arena. Monster Tua, ini obat yang kusiapkan. Suruh dia minum setiap tengah malam selama tujuh hari untuk menetralkan racun. Tapi kau harus cari Spirit Bone untuknya dulu. Bagi ahli sepertimu, ini mudah kan?"
Dugu Bo menerima tujuh botol kristal yang diberikan Tang San, mengangguk padanya dan berkata, "Monster Kecil, tidak ada perjamuan yang tak berakhir di dunia ini. Keinginanku telah terpenuhi, aku tak bisa terus tinggal di sini."
"Kau akan pergi?" Tang San menatapnya dengan terkejut.
Dugu Bo mengangguk, "Ada beberapa urusan yang harus kuselesaikan. Jika kembali cepat, mungkin masih bisa menyusul kalian di kompetisi Akademi Ahli Jiwa tingkat tinggi. Jangan lupa, jangan sakiti Yan Yan."
Tang San melirik Dugu Yan yang berdiri di samping dengan wajah penuh amarah, lalu berkata datar, "Demi menghormatimu, aku tak akan berbuat apa-apa padanya. Tapi lebih baik kau ingatkan dia juga, jangan sampai dia memprovokasiku. Aku pergi." Setelah mengucapkan itu, ia berbalik menuju pintu. Dugu Yan ingin berbicara, tapi dihentikan oleh tatapan tajam Dugu Bo.
Saat sampai di pintu, Tang San tiba-tiba berhenti. Ia menoleh memandang Dugu Bo. Pandangan tua dan muda bertabrakan di udara. Meski Tang San berusaha menyembunyikannya, Dugu Bo tetap bisa melihat sedikit kerinduan di matanya.
"Monster Tua, hati-hati di perjalanan. Jangan lupa dua bola besi itu."
"Kau juga jaga diri." Dugu Bo menundukkan kepala dan melambaikan tangan pada Tang San. Entah mengapa, saat ini matanya terasa seperti ada pasir yang masuk. Perasaan yang ditimbulkan Tang San bahkan tak pernah ia dapatkan dari Dugu Yan sekalipun.
Sampai keluar dari gedung utama akademi, perasaan Tang San masih belum pulih. Meskipun selama beberapa hari ini ia terus berlatih, konsentrasinya sulit fokus. Masalah yang mengganggu hatinya hingga kini belum juga terpecahkan.
Gangguan ini muncul begitu tiba-tiba, bahkan tak bisa diceritakan ke siapapun. Ia sangat menyesal, kenapa harus melihat saat itu. Hingga sekarang ketika si monster tua akan pergi, ia pun tak punya mood untuk memikirkannya lebih lanjut.
Kepergian Dugu Bo tak bersuara. Ia tak memberi tahu siapapun, keesokan harinya sudah lenyap tanpa jejak.
Flender juga tak heran dengan kepergian Dugu Bo. Bagaimanapun juga, dia adalah Tuan Bergelar. Siapa yang bisa membatasi kebebasannya? Justru kepergian Dugu Bo membuatnya lega, setidaknya akademi kehilangan satu bom waktu.
Beberapa hari kemudian, Shrek Tujuh Monster menyelesaikan retret sementara. Flender dan Liu Erlong sendiri menemani Master dan Dai Mubai ke Hutan Senja - markas lama Dugu Bo yang terdekat - untuk berburu Binatang Roh. Ning Rongrong mengambil cuti pulang kampung. Lima anggota sisanya sementara dimasukkan ke kelas lanjutan akademi.
Ning Rongrong sebenarnya sudah lama ingin pulang. Hanya karena hilangnya Tang San sebelumnya, ia tak bisa memintanya membuat Senjata Rahasia. Kini dengan kemampuan yang meningkat pesat dan membawa serta Senjata Tersembunyi Mekanis dari Tang San, ia kembali ke Sekte Qibao Glazed dengan penuh kebanggaan.
Melihat seragam sekolah di tubuhnya, Tang San tak bisa menahan rasa frustrasi. Entah apakah Flender sengaja mengerjai, setelah mengambil alih akademi ini, dia mengubah seluruh seragam akademi menjadi warna hijau kekuningan yang legendaris - hijau seperti warna kotoran.
Tidak hanya Zhu Zhuqing dan Xiao Wu yang mengerutkan kening, bahkan Tang San pun merasa agak lucu.
