Hunwu-nya adalah Gorila Besar yang kekuatan fisik menjadi keunggulan utamanya. Ia sama sekali tak percaya Blue Silver Grass yang tipis ini bisa menahannya.
Namun ekspresi mantan Kepala ini segera berubah. Jaring Pengikat yang terbuat dari anyaman Blue Silver Grass menunjukkan kelenturan luar biasa. Bagaimanapun ia meronta, jaring itu tak kendur sedikitpun malah semakin mengencang. Sensasi terbakar kuat muncul dari kulit yang bersentuhan dengan jaring, disertai mati rasa parah. Saat ini Tai Long ingin menggunakan Kemampuan Spirit ketiganya pun sudah tidak mungkin.
Meski cincin jiwanya juga berkualitas terbaik, sebagai Ahli Jiwa spesialis serangan keras bertipe kekuatan yang justru dikalahkan oleh Tang San, ia sama sekali tak berdaya melawan.
Dengan suara gedebuk, tubuh kuat Tai Long jatuh seperti gunung emas yang runtuh dan pilar giok yang roboh. Rontannya semakin melemah saat racun di jaring itu membuatnya kehilangan kemampuan melawan.
Tiba-tiba sang Guru masuk dari luar. Tamu yang datang adalah kenalan lama - Ahli Jiwa Tangdou Shao Xin dari Akademi Shrek.
"Ada apa ini, Xiao San?" Tatapan Shao Xin langsung tertuju pada Tang San saat melihat jaring laba-laba, alisnya berkerut. "Kenapa hari pertama masuk sudah mengganggu teman sekelas?"
Ruang kelas hening seketika. Pandangan semua murid terhadap Tang San mulai berubah.
Tang San dengan pasif mengangkat tangan kanannya ke Tai Long, sehelai Blue Silver Grass melayang dan jatuh di atas jaring racun. Di bawah pengaruh Soul Power-nya, barulah jaring itu ditarik kembali.
"Aku tidak terima." Tanpa ikatan jaring, Tai Long melompat bangkit dari tanah. Dengan terus terang, dia berkata pada Shao Xin: "Guru, tadi aku yang menantang Tang San. Hanya karena ceroboh, kalah darinya. Tang San, aku tidak terima, aku ingin duel denganmu!"
Xiao Wu tak tahan berkomentar: "Dasar orang tak punya kerjaan, otakmu di mana? Ahli Jiwa bertipe kekuatan menantang Soul Master tipe pengendali? Otakmu berisi air ya?"
"Aku..." Mengingat jaring yang membuatnya tak berdaya, wajah Tai Long berubah pucat. Meski tubuhnya perkasa, racun yang ditinggalkan jaring masih belum hilang, badannya masih terasa kebas dan perih.
Tapi kehormatan ini, bagaimana mungkin dia bisa menelannya begitu saja.
"Kalau berani, kita sama-sama tidak pakai Hunwu. Bertarung fisik langsung." Mengucapkan kalimat ini, wajah Tai Long sendiri memerah. Banyak murid menunjukkan ekspresi merendahkan. Ahli Jiwa bertipe kekuatan mau adu fisik dengan Soul Master tipe pengendali? Bukankah ini konyol?
Tapi di luar dugaan para murid, Tang San malah mengangguk: "Baik." Sambil berkata demikian, dia kembali berdiri dan berjalan mendekati Tai Long.
Shao Xin mengetuk podium dengan keras beberapa kali, "Kalian kira ini tempat apa? Arena pertarungan? Kalau mau berkelahi, cari tempat sendiri setelah kelas. Sekarang jam pelajaran. Kalian boleh lanjutkan jika tidak keberatan menerima hukuman."
Sebagai Ahli Jiwa sistem makanan bantuan, Shao Xin jelas tidak bisa menghentikan secara fisik. Tentu saja, tak ada yang berani melanggar wibawa seorang guru.
Tai Long melototi Tang San, "Setelah kelas, aku tunggu."
Tang San hanya mengangguk padanya, lalu duduk kembali di sebelah Xiao Wu setelah meminta maaf pada Shao Xin.
Xiao Wu membisik di telinga Tang San, "Kakak, sejak kita masuk kelas, Tai Long ini terus merayuiku. Aku malas menghiraukannya. Hari ini bereskan dia baik-baik, biar tidak ganggu lagi."
Tak ada yang lebih paham kemampuan Tang San daripada Xiao Wu. Dulu mereka pernah bertarung tanpa menggunakan Hunwu. Kemampuan pertarungan jarak dekat Tang San sangat ia kuasai. Tenaga besar buat apa? Tanpa skill tetap percuma. Ia yakin Tai Long tak mungkin menang.
Tang San menatap Xiao Wu lalu mengangguk, "Baik."
Insiden pun mereda, tapi Tang San mulai menarik perhatian banyak murid. Bukan hanya murid laki-laki yang memusuhinya, banyak murid perempuan juga tertarik. Seorang remaja belasan tahun berhasil mengalahkan Kepala Akademi, masa depannya jelas cerah.
Sayangnya, posisi Tang San dan Xiao Wu di barisan depan membuat semua isyarat mata diam-diam dari para gadis itu tak bisa menarik perhatian Tang San.
Shao Xin batuk kecil, memulai pelajaran formal.
"Topik hari ini adalah peran Ahli Jiwa sistem makanan di medan perang.
Seperti diketahui umum, Ahli Jiwa sistem makanan adalah entitas terlemah dalam dunia ahli jiwa, namun sekaligus tak bisa diabaikan oleh ahli jiwa mana pun. Memiliki Ahli Jiwa sistem makanan kuat sebagai rekan akan meningkatkan Kekuatan Tempur tim secara signifikan, terutama kemampuan bertempur berkelanjutan. Sekarang, saya akan jelaskan berbagai peran Ahli Jiwa sistem makanan di medan perang..."
Pelajaran Shao Xin kurang menarik. Di kelas lanjutan, hanya Oscar satu-satunya Ahli Jiwa sistem makanan, sehingga hanya dia yang menyimak dengan antusias. Sebagian besar murid lain terlihat mengantuk.
Tang San sepertinya sudah melupakan Tai Long. Sesekali dia berbisik dengan Xiao Wu. Bagi mereka, ini sekadar percakapan biasa. Tapi di mata orang lain, kemesraan kecil itu justru memicu kecemburuan.
Tang San mungkin lupa, tapi Tai Long tidak. Dia sudah menurunkan harga diri untuk menyerang kelemahan lawan dengan kelebihannya, tak boleh kalah lagi. Pelajaran kali ini memberinya kesempatan untuk recovery.
Duduk di belakang, dia terus memusatkan Soul Power untuk mengeliminasi racun dalam tubuh dan memulihkan stamina.
Sistem pengajaran akademi tidak terlalu ketat. Seperti kebanyakan akademi ahli jiwa, pagi hari untuk pelajaran, siang untuk latihan mandiri para murid. Tak lama kemudian, pelajaran pagi pun berakhir.
“Kak, nanti kita makan apa? Di Kota Tian Dou ada banyak makanan enak, nanti siang kita jalan-jalan yuk?”
Melihat tatapan penuh harap Xiao Wu, Tang San tersenyum tipis dan mengangguk, “Baik, kita jalan-jalan saja. Si Gendut dan Oscar, entah mereka mau ikut atau tidak.”
Xiao Wu mendengus, “Jangan pedulikan mereka, kita berdua saja. Buat apa ajak mereka. Si Gendut itu, meski ancaman nafsu buruk sudah hilang, mungkin hobinya tetap sama. Paman Sosis Besar yang norak itu, aku tidak mau jalan bareng dia.”
Suara Xiao Wu cukup keras terdengar oleh Ma Hongjun dan Oscar yang duduk tak jauh. Oscar kesal, “Xiao Wu, meski kau tak ingin kami ganggu waktu berdua kalian, tak perlu menghinaku seperti ini. Aku yang tampan, menawan, dan gagah perkasa ini mana mungkin norak?”
Xiao Wu menjulurkan lidah ke Oscar, “Kalau berani, coba kau baca keras-keras Mantra Roh-mu itu beberapa kali, lihat bagaimana komentar orang-orang.”
“Ini…” Begitu menyangkut Mantra Roh-nya, Oscar langsung merasa tak berdaya.
Ia terus mengejar Ning Rongrong, tetapi Ning Rongrong selalu bersikap ambigu, tidak menerima maupun menolak. Hal ini membuat Oscar setiap hari merasa tak menentu. Setelah bersekolah di sini, ada banyak murid berpenampilan menarik di kelas. Dengan ketampanannya, seharusnya tidak sulit baginya untuk mendekati mereka.
Masalahnya, karena semua adalah Ahli Jiwa, tak terhindarkan ada saling adu keterampilan. Setelah mendengar Mantra Roh yang mesum darinya, para gadis langsung menjauh, tak ada yang mau terkena aroma Sosis Besar.
Dai Mubai justru sangat populer sebelumnya, menerima puluhan surat cinta tak hanya dari kelas tinggi tapi juga kelas lain. Meski tak seganteng Oscar, mata jahatnya memancarkan pesan memikat ditambah aura maskulin yang kuat, membuatnya menjadi pusat perhatian para gadis.
Sayangnya, sejak bertemu Zhu Zhuqing, Dai Mubai seperti berubah total. Menghindari gadis-gadis yang mengejarnya saja tak cukup, mana berani menggoda. Ini juga alasan utama sikap Zhu Zhuqing padanya mulai membaik.
Tiba-tiba suara tak harmonis terdengar lagi, "Tang San, ikut aku."
Tai Long datang dengan beberapa anak buahnya, menunjuk Tang San lalu ke luar, lalu berbalik dan berjalan keluar.
Bahkan Ma Hongjun tak tahan, "Dasar orang ini belum kapok juga. San Ge, mau kubanting dia?"
Seperti pepatah "menerima bantuan orang lain membuat kita tak enak mengkritik". Meski Si Gendut berwatak ceplas-ceplos, pemberian 'Herba Phoenix Jengger Ayam' dari Tang San telah menyelamatkan nyawanya. Hutang budi ini melekat dalam hatinya meski tak diucapkan.
Selain keakraban sebelumnya, ia kini punya rasa hormat khusus pada Tang San. Sapaan pun berubah dari Xiao San menjadi San Ge.
“Tidak usah, aku sendiri yang akan melakukannya.” Tang San dan Xiao Wu berjalan bersama ke luar.
Tai Long dan ketiga temannya baru berhenti setelah mencapai hutan di belakang gedung pengajaran utama Akademi.
Seragam sekolah Tai Long telah terkikis oleh jaring Tang San sebelumnya. Kali ini dia langsung merobeknya, memperlihatkan otot-otot kekarnya. Tangannya terus mengendur dan mengepal, persendiannya berbunyi krek-krek yang membuat gigi bergemeretak.
Perasaan Tang San memang sedang tidak baik akhir-akhir ini. Provokasi berulang Tai Long semakin menambah kegelisahannya. Tanpa banyak bicara, dia langsung menghampiri Tai Long, "Mulai saja."
Sambil berkata demikian, langkah kaki Tang San tiba-tiba dipercepat. Tubuhnya melesat ke depan dan sudah berada di hadapan Tai Long.
Pengalaman bertarung Tai Long jelas sangat mumpuni. Tanpa panik, tangan kirinya melindungi dada sementara tinju kanannya menyapu horizontal dengan desiran angin.
Tang San tidak menghindar. Tangan kirinya terangkat, menyambar tinju kanan lawan yang menghujam ke arahnya. Bagian atas tubuhnya berputar 180 derajat ke kiri sambil mendorong tubuh ke depan, bahu kanannya tepat menghantam dada Tai Long.
Kaki kanannya juga sudah pada posisi tepat. Bersamaan dengan dorongan tangan kanan ke depan, ini adalah jurus standar "Membuka Jendela Memandang Bulan".
