Xiao Wu sudah mengatakannya sebelumnya, Tang San tentu tidak perlu menyembunyikan lagi, lalu mengangguk.
Pria paruh baya itu berpikir sejenak, lalu langsung menekan tombol lelang. Dia menekan posisi 10.000 koin emas.
"Paman, apakah kamu salah menekan? Punya uang tidak boleh dihamburkan seperti ini." Xiao Wu yang terus memperhatikan pria itu tak bisa menahan diri untuk mengingatkannya saat melihatnya menekan 10.000 koin emas.
Pria paruh baya itu tersenyum tipis, "Aku tidak bisa membiarkan kalian rugi. Setelah aku naikkan harga, mungkin tidak akan ada yang bersaing lagi."
Benar seperti yang dikatakan pria itu, ketika pembawa acara di atas panggung mengumumkan seorang tamu terhormat putih menawar 10.000 koin emas, tidak ada sama sekali yang bersaing, transaksi pun berjalan lancar.
"Ayo kita pergi, anak-anak. Aku cukup menanti-nanti barang lelang yang akan kudapat hari ini." Pria paruh baya itu berdiri dan berjalan keluar melalui lorong. Pembawa acara di panggung terlihat jelas lebih santai melihat kepergiannya.
Tang San dan Xiao Wu mengikuti pria tersebut keluar dari pusat lelang. Begitu tiba di pintu keluar, seorang pelayan bergegas menyambut. Berbeda dengan pelayan sebelumnya yang mereka temui, pelayan ini mengenakan gaun panjang perak yang tidak terbuka. Wajahnya cukup menawan, meski belum mencapai level kecantikan sempurna, namun sudah memenuhi standar yang cukup baik.
“Tamu terhormat, silakan ikuti saya.” Gadis berbaju perak memberi hormat dengan sangat hormat pada pria paruh baya sambil membuat gerakan mengajak.
Pria paruh baya mengangkat tangan, menyuruhnya memimpin jalan di depan.
Tang San dan Xiao Wu mengikuti dari belakang pria tersebut, trio ini memasuki sebuah kamar di samping pusat lelang dipandu gadis berbaju perak.
Kamar itu luas namun dihias dengan elegan—sofa kulit asli putih yang nyaman, meja teh bundar berisi empat jenis buah-buahan cantik.
Gadis perak berkata: “Silakan bertiga beristirahat sejenak, barang lelang akan segera dibawa ke sini.”
Xiao Wu langsung melompat ke samping sofa, menyambar sebuah buah dan menggigitnya. “Manis, rasanya enak. Kakak, mau coba?”
Tang San tersenyum sambil menggelengkan kepala, dengan santai melepas topeng dari wajahnya. Xiao Wu melihat Tang San melepas topengnya, secara alami juga tidak lagi menyamarkan diri, melemparkan topengnya ke samping, lalu mulai memakan buah-buahannya dengan serius.
Pria paruh baya duduk di sofa, tidak berbicara hanya menunggu dengan tenang. Beberapa saat kemudian, sebuah kandang besi besar didorong masuk oleh beberapa pria kekar. Di dalam kandang tidak hanya ada gadis kucing, tapi juga beberapa gadis lain yang semuanya luar biasa cantik dengan ciri khas masing-masing. Tentu saja, Han Sha She Ying yang tidak mencolok juga ikut dikirimkan.
Pria paruh baya mengambil Han Sha She Ying, menyerahkan kartu merah sambil berkata, "Bantu saya melunasi tagihan, dan antarkan para gadis ini ke tempat saya."
"Baik." Gadis berpakaian perak sebelumnya menerima kartu itu, segera menyuruh orang mendorong kandang besi keluar.
Pria paruh baya baru kemudian menoleh ke Tang San, tersenyum lembut, "Anak muda, senjata ini milik kalian, bisakah kalian mengajari saya cara menggunakannya?"
Tang San mengangguk, "Tentu saja." Setelah penjelasan singkat darinya, pria itu segera menguasai cara penggunaannya dan langsung mengenakannya di dada.
Pria paruh baya tampak sangat puas dengan Han Sha She Ying, tersenyum, "Dua anak muda, meski agak lancang, saya ingin bertanya - kalian berasal dari keluarga mana? Bisa beri tahu saya?"
Tang San menggelengkan kepala, "Kami tidak punya keluarga. Hanya dua siswa biasa."
"Siswa?" Pria itu terkejut, "Biasanya murid Akademi Ahli Jiwa tingkat tinggi lulus di level 30 kan? Hanya beberapa akademi yang memperpanjang level kelulusan."
Tang San langsung mengajukan pertanyaan yang mengganjal di hatinya, "Bagaimana Bisa melihat Soul Power kami melebihi level 30? Apa ini juga bisa terlihat dari sorot mata?"
Pria paruh baya tersenyum ringan, "Saya juga seorang Ahli Jiwa. Kebetulan salah satu Kemampuan Spirit saya bisa melihat Soul Power Ahli Jiwa. Melihat penampilan kalian yang paling tua hanya sekitar 15-16 tahun, tapi sudah mencapai Soul Power di atas level 35, saya benar-benar tidak bisa membayangkan keluarga mana yang bisa mendidik murid sehebat kalian. Jika dibandingkan, jauh lebih hebat dari Penyihir Perempuan kecil di keluarga saya."
Senyum tipis muncul di wajah Tang San, "Tapi kami benar-benar tidak berasal dari keluarga mana pun. Bapak sudah membeli Han Sha She Ying saya dengan 10.000 koin emas, saya tidak bisa membiarkan Bapak rugi. Ini juga saya hadiahkan untuk Bapak." Sambil berkata demikian, Tang San melepas Silent Sleeve Arrow dari pergelangan tangan kirinya dan menyerahkannya, disertai penjelasan singkat cara penggunaannya. Di tangan kanannya terdapat Flying God Claw yang proses pembuatannya jauh lebih rumit, sehingga tidak bisa diberikan sembarangan. Senjata Rahasia yang relatif biasa seperti sleeve arrow dan Han Sha She Ying tidak perlu ia pelit-pelitkan.
Dengan ekspresi terkejut, pria paruh baya itu memeriksa sleeve arrow beberapa saat, kemudian menemukan dua karakter kecil di sudutnya, "Tang Men? Apakah dua senjata ini dibuat oleh tempat yang bernama Tang Men? Mengapa saya tidak pernah mendengar sekte seperti ini sebelumnya?"
Xiao Wu tertawa terkekeh, "Tang Men hanya ada kakakku seorang, wajar saja Bapak tidak pernah dengar."
Pria paruh baya itu tertegun sebentar, tapi segera menyadari maksudnya. Ia menatap Tang San, "Apakah kedua Senjata Rahasia ini adalah buatanmu?"
Tang San mengangguk.
Kilatan pemikiran muncul di mata pria paruh baya itu, "Anak muda, bisakah benda ini diproduksi secara massal? Jika bisa, saya ingin membelinya langsung darimu. Tentu harganya tidak akan setinggi hari ini. Tapi pasti akan memuaskanmu."
Tang San agak terkejut berkata, "Anda ingin membeli banyak Silent Sleeve Arrow dan Han Sha She Ying?"
Pria paruh baya mengangguk, "Menurutmu aku sedang bercanda? Jika kalian berdua berminat, aku bisa mengajak kalian mengunjungi sekte kami."
Tang San menggelengkan kepala, "Terima kasih atas tawaran Anda, tapi kami masih ada urusan lain. Sampai jumpa lagi jika ada jodoh. Xiao Wu, ayo pergi."
Xiao Wu tertegun sejenak. Kesannya terhadap pria ini cukup baik, tak mengerti mengapa Tang San buru-buru memutuskan pergi. Tapi tentu dia takkan mempertanyakan keputusan Tang San.
Pria paruh baya tak menghalangi, tersenyum lembut, "Kau benar. Jika ada jodoh pasti akan bertemu lagi. Senang berkenalan dengan kalian."
Tang San membalas senyum sopan, "Kami juga."
Memandangi kedua anak itu keluar ruangan, pria itu mengusap pelontar lengan di pergelangan tangannya, berkata dengan nada menyesal, "Sayang kekuatan senjata ini masih kurang. Tapi potensi dua anak itu sungguh luar biasa."
Pintu terbuka sunyi. Seorang lelaki masuk dari luar, "Pemimpin Sekte, sudah waktunya kita kembali."
Lelaki tua itu mengenakan jubah putih salju, rambut perak terurai rapi di punggungnya. Wajahnya klasik, mata setengah terpejam. Setiap gerak-geriknya memancarkan kesan khusus yang luar biasa.
Jika aura pria paruh baya itu lembut, maka aura lelaki tua ini harus digambarkan dengan ketajaman luar biasa. Ketajaman yang mematikan.
Pria paruh baya mengangguk, "Benar, sudah waktunya pulang. Paman Jian, mari kita pergi."
Gerbang Akademi Shrek.
“Ayah, pulanglah. Ini urusan antar murid. Kedatanganmu malah membuatku semakin malu.” Tylon menghela napas menahan sakit. Wajahnya bengkak seperti kepala babi, gerak tubuhnya jelas terganggu. Dengan ditopang murid lain, barulah dia bisa berdiri tegak.
Di hadapannya, seorang pria paruh baya bertubuh lebih besar darinya memandang murid-murid yang lewat dengan mata berapi. Wajahnya mirip 80% dengan Tylon, hanya lebih tua. Baju luarnya tak mampu menyembunyikan otot-ototnya yang kekar. Raut wajahnya garang.
“Bajingan! Anakku dipukuli sampai sendi-sendinya copot! Kalau ayahmu masih bisa diam, aku tak pantas dijuluki Raja Kekuatan Tyner. Dasar kau payah, kalah sama anak belasan tahun. Aku mau lihat siapa berani memukuli anakku Tyner!”
Tylon menghela napas pasrah, menyesal telah pulang ke rumah untuk istirahat. Sendi-sendi di anggota badannya telah dipasang kembali. Meski pertahanan tubuhnya kuat, efek pukulan Tang San yang mengguncang langit-bumi masih belum pulih sepenuhnya.
“Ayah, ini akan menyulitkanku. Bagaimana aku bisa terus berlatih di Akademi?” Tylon tersenyum getir melanjutkan upaya membujuk ayahnya.
"Percuma ngomong. Orang level 30 saja sudah lulus, akademi sampah kalian masih maksa bikin kelas lanjutan. Udah bikin kelas, ngurus murid yang dipukuli sampe begini aja nggak bisa. Nanti kalau ketemu si bocah itu, pasti gw tembusin guru akademi kalian minta keadilan."
"Ini... Ayah, aku yang mulai masalah. Nggak ada hubungannya sama Tang San."
"Muka tembok lu! Nyari masalah malah dipukuli sampe kayak gini. Memalukan nama Laozi!"
Banyak murid yang lewat mengenali Tailong, tapi melihat wajah garang Ta Nuo, mereka buru-buru mempercepat langkah masuk dan keluar akademi.
"Tailong, lu ngapain disini? Masih nggak terima ya?" Tang San dan Xiao Wu akhirnya kembali. Xiao Wu langsung melihat wajah Tailong yang bengkak seperti kepala babi.
Tailong memberi kode mata ke Tang San dan Xiao Wu agar segera masuk. Tapi Xiao Wu salah paham, "Udah begini masih nggak ngalah? Mata juling ngapain? Mau berantem lagi?"
Kemunculan Xiao Wu langsung menarik perhatian Ta Nuo Sang Raja Kekuatan. Dalam hati dia memuji, gadis cantik sekali. Meski berpenampilan kasar, dia sama sekali tidak bodoh. Dari beberapa kalimat Xiao Wu, dia sudah menangkap banyak hal. Melihat ekspresi anaknya, pandangannya langsung tertuju ke Tang San.
"Siapa di antara kalian yang Tang San?" tiba-tiba Ta Nuo bertanya.
